Mengkoreksi Perilaku Tanpa Menghancurkan Karakter

Parenting / 15 February 2008

Kalangan Sendiri

Mengkoreksi Perilaku Tanpa Menghancurkan Karakter

Fifi Official Writer
4204
Jika anda sudah menjadi orang tua, selamat... Tuhan telah memberkati anda dengan anak-anak yang selalu ingin tahu, makhluk-makhluk kreatif yang cenderung membuat banyak kesalahan. Saat semua kesalahan itu terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menghancurkan semua kepribadian mereka. Kuncinya adalah belajar bagaimana untuk mengkoreksi perilaku mereka yang salah, sekaligus menjaga jiwa dan semangat mereka sebagai anak, pada waktu yang sama. Saya menemukan ada 10 cara yang bisa anda lakukan. Semua tips itu tidak sempurna, dan mungkin mereka membutuhkan beberapa penyesuaian terhadap tipe-tipe kepribadian tertentu. Namun secara rata-rata, mereka merupakan cara yang efektif.

Disiplin dengan konsistensi. Ingatkah berapa kali anda terjatuh dari sepeda roda dua sebelum akhirnya anda bisa menyeimbangkan diri? Sama seperti anak-anak anda. Anak kecil mungkin saja mengulangi perilaku yang tidak baik dari waktu ke waktu. Ingatlah Efesus 6 (terutama untuk anda, para ayah), dan secara konsisten tunjukkan kepada mereka perilaku yang benar.

Tunjukkan harapan anda dengan jelas. Disadari atau tidak, secara umum anak-anak ingin menyenangkan orang tuanya. Dan jika mereka berhasil, mereka akan mengalami rasa aman yang besar. Tapi jika mereka tidak berhasil, mereka bisa bereaksi dengan satu atau dua cara. Mungkin mereka akan merasa payah karena telah megecewakan anda, atau mereka menjadi bersikap menentang dan defensif karena mereka tahu anda tidak senang. Mereka hanya perlu tahu jika mereka sudah melanggar peraturan, tidak lebih. Mereka tidak terancam akan kehilangan cinta anda. Tunjukkan standar yang konsisten setiap waktu untuk membantu anak anda mengkoreksi perilaku buruk mereka.

Libatkan anak anda dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan konsekuensi dari tindakan mereka. Setelah anda menetapkan peraturan dan mengkoreksi perilaku buruk secara konsisten, sekarang anda perlu memberi kesempatan pada anak anda untuk belajar bertanggung jawab atas perilaku atau tindakan mereka dengan menentukan bersama-sama apa konsekuensi dari perbuatan-perbuatan mereka.      

Pastikan hukumannya sesuai dengan perilaku buruknya. Saya sangat prihatin saat mendengar ada orang tua yang menghukum anaknya selama sebulan (sebulan tanpa TV, larangan bermain, hanya boleh pergi ke sekolah dan pulang ke rumah) hanya karena anaknya lupa (sekali) untuk menyiapkan meja sebelum makan malam. Contoh: mungkin lupa mengerjakan PR bisa mendapat hukuman semalam atau sehari tanpa TV atau tanpa bermain. Pulang ke rumah 4 jam lebih dari jam malam yang sudah ditentukan seharusnya mendapat hukuman yang lebih serius.

Disiplin dengan kendali. Jika anda sedang marah atau kesal, anda tidak bisa melakukan disiplin yang efektif. Ada perbedaan antara hukuman dan disiplin, dan perbedaannya adalah kendali atau kontrol. Orang tua yang tidak menggunakan kendali atau kontrol menghukum anak mereka dengan kemarahan, dan orang tua yang mempunyai kontrol mendisiplin anak mereka untuk mengkoreksi perilaku buruknya.

Tulislah perjanjian keluarga. Anda mengalami kesulitan menyuruh anak anda merapikan kamarnya? Tulis saja! Perjanjian keluarga yang tertulis bisa menjadi alat bantu bagi anak anda untuk belajar tentang pentingnya peraturan keluarga. Anda bisa membuat beberapa poin harapan-harapan kepada anak-anak anda, seperti tentang pekerjaan rumah, tentang menonton TV, mendengarkan musik, dan sebagainya.

Ingatlah P-H-P. Untuk menjaga anak tetap merasa dicintai saat dia di-disiplin, ingatlah bahwa Peraturan tanpa Hubungan hanya akan mengakibatkan Pemberontakan. Lagipula, kita mau mengkoreksi perilaku tanpa menghancurkan karakter kan? Mendidik anak-anak membutuhkan lebih dari sekedar menetapkan aturan. Jenis hubungan atau seperti apakah hubungan anda dengan anak-anak andalah yang akan menentukan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang-orang lain yang mereka temui dalam kehidupan mereka.      

Komunikasi adalah kunci untuk menjaga anak anda tetap terbuka. Saat disiplin sudah dilakukan, mungkin anak anda ingin masuk ke kamar mereka dan mengurung diri. Jangan biarkan. Alkitab mengatakan pada kita untuk membicarakan tentang iman kita kepada anak-anak kita, baik saat kita terpuruk atau saat kita bangkit. Disiplin hanyalah satu bagian dari perjalanan iman. Jangan biarkan mereka ngambek terlalu lama, dan jangan sampai anda juga mengambek... Saya tahu, menjadi orang tua itu tidak gampang, tapi tetaplah di sana, teruslah berusaha, percayalah, hal itu layak diperjuangkan.

Kata-kata anda mempunyai kuasa, gunakanlah dengan bijak. Kata-kata anda bisa membangun atau menghancurkan anak anda. Ketika anak anda melakukan kesalahan atau hal-hal yang buruk, pastikan anda "menyerang" perilakunya, bukan diri anak anda.  

Pilihlah area "pertempuran" anda dengan bijaksana. Jika anda menyadari bahwa diri anda semakin bertambah defensif ketika anak-anak anda beraksi, mungkin anda sedang berusaha menangani terlalu banyak "pertempuran". Saya tidak mengatakan bahwa anda seharusnya membiarkan begitu saja anak-anak anda saat mereka benar-benar membutuhkan disiplin dari anda, tapi pastikan anda benar-benar "berjuang" untuk hal-hal yang memang sepantasnya diperjuangkan (misalnya tentang integritas seksual, kinerja mereka di sekolah, dan sebagainya), dibandingkan "bertempur" untuk hal-hal yang sebenarnya bisa ditangani dengan kompromi yang sehat (seperti merapikan kamar, merawat binatang peliharaan, dan sebagainya).

Anak-anak terkadang bisa menjadi sangat nakal, tapi mereka juga rapuh, rawatlah mereka dengan hati-hati. Koreksi perilaku mereka jika perlu. Berdoalah untuk mereka seakan-akan hidup mereka bergantung pada doa anda. Karena jika anda melakukannya dengan benar, mereka juga akan meneladani anda.

Sumber : cbn
Halaman :
1

Ikuti Kami