Kita memasuki bagian kedua dalam Prinsip-prinsip Investasi Dalam Kekristenan, untuk bagian pertama anda bisa melihat pada halaman ini Prinsip-prinsip Investasi Dalam Kekristenan (Bag. 1). Ada tiga alasan yang biblical untuk berinvestasi.
1. Melipatgandakan untuk memberi lebih. Perumpamaan tentang talenta yang ada dalam Lukas 19 : 12-26 mengatakan kepada kita bahwa Tuhan mempercayakan kesejahteraan bagi beberapa pelayanNya sehingga akan berlipat-ganda dan akan tersedia bagiNya di hari terakhir.
2. Mempertemukan kebutuhan keluarga mendatang. Indikasi sehubungan dengan Firman Tuhan adalah para kepala keluarga seharusnya menyediakan kebutuhan mereka sendiri. Perencanaan yang bagus memerlukan untuk kebutuhan mendatang.
3. Injil yang sebenarnya. Jika gereja mematahkan kebiasaan meminjam, orang-orang Kristen yang investasi akan memelihara beberapa kelebihan dan akan memberi kepada orang membutuhkan yang tepat.
Ada empat alasan yang tidak biblical untuk investasi.
1. Tamak. Ketamakan adalah keinginan untuk memiliki lebih selagi menginginkan hanya untuk yang terbaik.
2. Iri Hati. Iri hati adalah keinginan untuk menerima berdasarkan kesuksesan orang lain.
3. Harga Diri. Harga diri adalah keinginan untuk meninggikan diri dikarenakan pencapaian materi.
4. Ketidaktahuan. Ketidaktahuan adalah mengikuti nasihat dari orang yang salah. Sekali orang Kristen telah menerima bahwa tujuan dari investasi adalah untuk melayani Tuhan lebih baik lagi, keputusan terpenting adalah berapa yang harus diinvestasikan. Banyak doa adalah kebutuhan dan sebuah rencana untuk menggunakan dan mendistribusikan potensi yang berlebih harus dibuat sebelum uang menjadi tersedia. Buat perencanaan dan berdoa tentang setiap tujuan sebelum mencoba untuk berinvestasi.
Kesimpulan
Menjadi kaya atau menjadi miskin adalah masalah dari pemeliharaan dalam kehendak Tuhan, dan Ia akan memberikan kepada kita hanya yang dapat kita kelola. Tuhan, dalam rencana kekekalanNya, telah memutuskan untuk menggunakan kita untuk menyediakan dan mempersiapkan dana pekerjaanNya. Suatu saat kita harus berdiri di hadapanNya dan memberikan keterangan tentang apa yang telah gunakan dengan sumber daya yang dari Dia.
Artikel Terkait :