Revolusi Valentine Dari Amerika

Internasional / 14 February 2008

Kalangan Sendiri

Revolusi Valentine Dari Amerika

Puji Astuti Official Writer
6418
Jika banyak orang berpendapat bahwa kebudayaan Valentine yang berasal dari negara barat, atau Amerika ini tidak sesuai dengan kebudayaan negri timur. Tetapi saat ini di Amerika sendiri, anak-anak muda disana sedang melakukan revolusi dalam hal kebudayaan Valentine sendiri. Valentine yang biasa dikenal sebagai hari dimana asmara diagungkan, dan merupakan hari kencan yang legal, sehingga orang tua mau tidak mau harus mengijinkan anak-anaknya pergi berduaan untuk merayakan Valentine, saat ini digantikan sebagai Hari Kekudusan bagi Tuhan.

Anak-anak muda di Amerika ini memutuskan untuk merayakan Valentine bukan untuk orang lain, tetapi hanya untuk Tuhan. Sementara banyak pasangan di belahan dunia sibuk sedang mempersiapkan makan malam yang romantis dengan pasangannya, anak-anak muda yang ada di seluruh Amerika Utara ini berkumpul untuk merayakan kasih Tuhan sebagai bagian dari gerakan mengganti hari Valentine menjadi Hari Kekudusan.

Sebuah sekolah di Ohio, adalah salah satu dari tempat dimana ratusan pelajar berkumpul, dimana ada 200 sekolah lain dan 800 komunitas anak muda  yang mengambil bagian dengan melakukan hal yang sama di seluruh Amerika, demikian di laporkan Rena Lindevaldsen dari LA Times.

Day Hall salah seorang pelajar putri di Amerika dalam sebuah tulisannya dia berkata, bahwa cara paling romantis untuk merayakan Valentine adalah dengan mendedikasikan hari itu sebagai "Hari Kekudusan" dan dengan berikrar untuk menjaga keperawanan dan keperjakaan hingga hari pernikahan.

"Banyak orang berkata,'Apakah kamu tidak ingin bersenang-seang? Apakah temen-temanmu tidak akan menganggapmu orang aneh?'" kata Hall. "Tetapi jika saya bisa menjaga kekudusan hingga pada hari pernikahan, itu akan memberikan orang lain untuk bisa memilih hal yang sama dengan yang saya lakukan. Mereka akan berpikir, ‘Jika dia bisa, pasti saya juga bisa.'"

Dia menambahkan,"Untuk hidup sesuai dengan standar Tuhan bukanlah hal yang mudah. Saya juga memiliki keinginan seperti gadis-gadis lain yang popular diantara pria-pria, tetapi setelah saya pikir harganya yang saya bayar untuk itu tidak sepadan dengan yang saya dapatkan. Dan ketika saya mengetahui banyak orang di seluruh penjuru Amerika melakukan hal yang sama dengan saya, saya merasa dikuatkan."

LA Times melaporkan bahwa anak-anak muda dari seluruh US memutuskan warna putih sebagai cirri khusus untuk Valentine kali ini. Hal ini bertolak belakang dengan kebiasaan, karena Valentine sangat kental dengan warna merah dan pink. Warna putih ini sengaja di pilih untuk mendemontrasikan komitmen menjaga kekudusan yang mereka lakukan.

Salah satu asesoris dari "Hari Kekudusan" ini adalah sebuah gelang funky berwarna putih dengan logo dan tulisan "Live Pure" - hidup kudus - ,  demikian juga dengan T-shirt putih dengan tulisan keren "Purity" - kekudusan- yang berwarna merah.

Hal lain yang luar biasa yang terjadi di Nashville  - sebuah gerakan yang bertema True Love Waits, salah satu gerakan  yang sangat berhasil di Amerika, mereka berhasil mengumpulkan 2.5 juta anak muda yang menandatangani sebuah kartu yang menyatakan: "Saya membuat komitmen ini kepada Tuhan, diri saya sendiri, keluarga saya, teman saya, dan pasangan hidup saya nanti dan anak-anak saya yang akan lahir nanti, bahwa saya akan menjaga kekudusan mulai hari ini hingga saya memasuki pernikahan yang kudus."

Seorang anak berumur 13 tahun bernama Kirsten Bryant dari Kentuky berkata, "Saya sangat ngefans dengan gerakan kekudusan ini. Saya bernar-benar suka melakukan komitmen untuk hidup dengan gayanya Tuhan."

Jika Amerika saja melakukan peperangan terhadap ‘Valentine', bagaimana dengan Indonesia. Akankah degradasi moral yang saat ini terjadi akan dibiarkan saja? Anak-anak muda Indonesia, mari ambil tanggung jawab dan berdiri bagi bangsa ini. Mari lakukan revolusi budaya, dan bawa kembali generasi Indonesia kepada Tuhan.

Sumber : Christianitytoday/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami