Saya sering mendapat pertanyaan dalam pelayanan saya, "Mengapa ada orang yang tidak mengenalNya, tapi memiliki kekayaan berlimpah?" Saya biasanya menjawab, "Tuhanpun seringkali memberikan kekayaan kepada umatNya yang berbuat dosa." Tidak ada ayat yang menyatakan bahwa kekayaan hanyalah hak umatNya. Kekayaan juga bisa didapatkan mereka yang bukan umatNya. Jadi sekali lagi, kekayaan dan kemiskinan hanyalah cara untuk membuat umat Tuhan memiliki hubungan yang dekat denganNya. Bagi Tuhan, tidak masalah untuk memberikan kekayaan maupun kemiskinan, asalkan umatNya menjadi semakin dekat dengan Dia. Oleh karena itu, umat Tuhan yang hanya mencari kekayaan dalam hidup mereka akan menjadi orang Kristen konyol karena perhatian mereka bukan kepada Tuhan. Bisa jadi, Tuhan malahan akan membuat mereka tidak bisa mendapatkan (atau kehilangan) kekayaan karena Tuhan tahu hidup mereka akan hancur jika mereka memiliki kekayaan yang melimpah.
Pandangan 2: Mendapatkan Kekayaan VS Menjadi Seperti Yesus
Saya sama sekali tidak menyatakan bahwa mendapatkan banyak benda merupakan hal yang salah, tapi mendapatkan banyak benda bukanlah tujuan utama rencanaNya. Tuhan lebih menekankan umatNya supaya menjadi seperti yang Tuhan inginkan daripada mendapatkan banyak benda dalam kehidupan mereka. Ayat-ayat alkitab dengan jelas menyatakan tujuan setiap manusia yang ada di muka bumi ini adalah menjadi sama seperti Kristus. "Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Roma 8:29).
Sayangnya, kebenaran yang banyak dimengerti umat Tuhan ini tidak mereka hayati. Mereka menentukan tujuan utama mereka adalah mengejar berkat materi dan semua sumber daya yang mereka miliki digunakan untuk mendapatkannya. Bahkan, motivasi mereka menjadi pegikutNya juga diarahkan untuk mendapatkan materi. Mereka tidak pernah mencoba mengerti pikiran dan perasaan Tuhan, malahan mereka menggunakanNya sebagai sarana untuk mendapatkan kekayaan materi. Pandangan seperti inilah yang membuat banyak umat Tuhan menjadi "aneh" karena mereka "menggunakanNya" untuk memenuhi keinginan mereka. Tuhan bukan lagi menjadi Raja atas mereka, tapi mereka adalah "raja" dan Tuhan adalah pelayan mereka. Ini adalah kenyataan yang menggelikan.
Pandangan 3: Kekayaan Hanya Untuk Dinikmati Sendiri
Pandangan salah lainnya adalah kekayaan hanya untuk dinikmati sendiri, padahal seharusnya tidak demikian. Tuhan sebenarnya berencana agar umatNya saling melengkapi, termasuk di dalamnya, dengan kekayaan yang mereka miliki. Perhatikan rencanaNya yang dinyatakan kepada Abraham, yang berlaku juga atas semua umat Tuhan: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12:2-3).
Ayat tersebut dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya ingin umatNya mendapatkan berkat bagi kepentingan diri mereka saja; Tuhan ingin umatNya menjadi berkat. Tuhan ingin membuat umatNya sebagai saluran berkat bagi Dia sehingga Dia bisa mencurahkan berkatNya bagi semua bangsa. Apa jadinya jika Tuhan memberikan berkatNya kepada umatNya yang hanya memikirkan diri mereka sendiri? Tentu saja mereka akan lebih dahulu menggunakan berkat yang diberikanNya untuk kepentingan sendiri. Jika berkat tersebut masih tersisa, sisa ini baru akan disalurkan untuk memberkati orang lain. Padahal, biasanya "sisa" ini jumlahnya sangat kecil, bahkan seringkali mereka berpikir bahwa seharusnya tidak bersisa, sebab masih banyak keinginan yang belum terpenuhi. Kenyataan inilah yang sering membuat mereka merasa kekurangan uang, padahal yang seharusnya mereka lakukan adalah menyangkal diri mereka.
Namun, bukan berarti semua berkat yang diberikan harus seluruhnya diserahkan kepada orang lain. Ada kalanya Tuhan ingin semua berkat yang diterima umatNya digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Namun ada waktunya pula Dia ingin sebagian besar (atau seluruh) berkat yang mereka terima harus mereka berikan kepada sesama. Orang yang dipenuhi oleh keinginan-keinginan egois tidak bisa melihat hal ini. Mereka menganggap semua berkat yang mereka terima harus digunakan untuk memenuhi semua keinginan mereka. Oleh karena itu, umat Tuhan harus melatih diri agar bisa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Kesimpulan
Tiga pandangan yang salah ini seringkali menyebabkan umatNya hanya berfokus untuk mendapatkan kekayaan. Ketika fokus mereka hanya pada kekayaan, sering mereka melupakan rencana Tuhan yang harus mereka lakukan. Kadang-kadang hal ini malah membuat mereka mengalami maalah keuangan yang berat karena mereka tidak menerapkan firmanNya dalam kehidupan mereka.
Sumber : Benny Santoso