Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.
Apa dan bagaimana HIV/AIDS, berikut ini akan disajikan fakta-fakta seputar HIV/AIDS yang bersumber dari depkes. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.
HIV dapat menular kepada orang lain melalui beberapa sebab. Pertama, hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV. Kedua, Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian. Ketiga, mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV. Keempat, ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) dan teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Sebagian besar (lebih dari 80%) infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun) terutama laki-laki tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV. Namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.
Tanda-tanda klinis penderita AIDS. Pertama, berat badan menurun lebih dari 10% dalam satu bulan. Kedua, diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan. Ketiga, demam berkepanjangan lebih dari satu bulan. Keempat, penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis. Kelima, dimensia/HIV ensefalopati.
Gejala minor antara lain batuk menetap lebih dari satu bulan. Dermatitis generalisata yang gatal. Adanya Herpes zoster multisegmental secara berulang dan infeksi jamur berulang pada alat kelamin perempuan.
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu:
Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama.
Pasangan seksual pengguna narkoba suntik serta bayi yang ibunya positif mengidap HIV.
HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko (penemuan terbaru menunjukkan pemakaian kondom pun tetap beresiko tinggi tertular HIV), tidak menggunakan jarum suntik secara bersama-sama dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS. Tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini juga harus diminum seumur hidup. Jadi sebaiknya Anda harus lebih waspada terhadap penyakit ini.
Sumber : perempuan.com