SP 1...Wah sungguh tidak bisa dianggap enteng jika Anda mendapatkannya, bukan? Parahnya tidak sedikit orang yang lantas mengundurkan diri dari pekerjaannya, setelah menerima ‘surat cinta' dari HRD (bagian personalia) tersebut.
Padahal pengunduran diri itu lebih disebabkan oleh 'ego' nya, karena merasa gengsi mendapat teguran berupa SP1. Padahal jika mau lebih bijaksana menimbang-nimbang, keputusan tersebut tentunya diambil pihak manajemen bukan tidak ada alasan. Justeru sebaliknya pasti ada alasan kuat. Ya, alasannya adalah Anda dianggap melakukan kesalahan bagi perusahaan.
Yang perlu Anda ketahui adalah bahwa sikap tersebut mengesankan ketidakdewasaan dalam menyikapi persoalan. Lalu, bagaimana sebaiknya? Kalau Anda mengalaminya, mungkin tips berikut berguna bagi Anda.
SP1 memang bisa disusul dengan SP 2 dan SP 3. Tapi itu jika Anda tidak berusaha memperbaiki kesalahan Anda, atau kalau sikap dan kerja Anda semakin memburuk saja. Seperti yang telah diketahui, jika sudah sampai pada SP3, berarti tamatlah riwayat karier Anda di perusahaan tersebut.
Tetapi jika Anda segera memperbaiki diri dan tidak melakukan pelanggaran apa pun setelah SP l, kesempatan untuk berkarier dan berprestasi pun tetap terbuka. Tapi ingatlah, Anda harus lebih hati-hati dalam bersikap. Karena biasanya setelah SP l, Anda berada di bawah pengawasan atasan dan HRD secara lebih ketat.
Namun, tentu saja jika Anda sungguh-sungguh dalam memperbaiki sikap dan kinerja dalam melakukan tugas-tugas, sekaligus mentaati semua peraturan yang ditetapkan, atasan Anda tidak akan menutup mata. Dia pasti dapat menilai bahwa Anda memang serius memperbaiki kesalahan.
Apalagi jika Anda mampu menunjukkan prestasi, bisa jadi pelanggaran yang pernah Anda lakukan akan dilupakan. SP l akan dilupakan. Dan kesempatan untuk terus berkembang bagi Anda pun kembali terbuka luas. Yang jelas, jangan sekalipun tergoda untuk melakukan pelanggaran lagi. Jagalah kepercayaan yang telah Anda dapatkan kembali. Sukses untuk Anda!(joe)
Sumber: cbni