Di artikel sebelumnya kita telah melihat cerita mengenai Debora, wanita dalam Alkitab yang patut diingat karena perannya sebagai wanita karir yang sukses sekaligus sebagai istri, penolong yang baik bagi suaminya. Satu lagi wanita dalam Alkitab yang patut kita teladani:
SARA
Sara berusia 127 tahun saat meninggal, 37 tahun setelah melahirkan Ishak. Ia tidak sempat melihat anak tunggalnya menikah dengan Ribka, sebab Ishak menikah di usia 40 tahun. Kematian Sara ditangisi dan diratapi oleh Abraham, siaminya, karena merasakan suatu kehilangan besar. Hal yang patut untuk diingat dari diri Sara:
Mengikuti Suami
Sara mengikuti Abraham dari Ur-Kasdim sampai ke Haran, kemudian ke tanah Kanaan. Karena terjadi bencana kelaparan, Abraham meninggalkan Kanaan menuju Mesir. Dari Mesir Sara mengiringi suaminya kembali ke tanah Kanaan. Suka dan duka sikih berganti dialami Sara dalam menyertai suaminya sepanjang ribuan kilometer.
Mendukung suami
Tuhan menyuruh Abraham mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran di tanah Moria. Dapat dipastikan Abraham memberitahukan hal itu kepada Sara. Apa tanggapan Sara berkenaan dengan hal tersebut? Kita bisa menduga pastilah memberi dukungan walau mungkin dengan pergumulan di dalam hatinya, karena esok paginya Abraham pergi dengan dua orang bujangnya dan juga dengan Ishak.
Tuhan menyediakan seorang istri bagi seorang laki-laki sebagai penolong (pendukung) di dalam kelemahan, kesulitan, kebimbangan, kesakitan. Ketika Abraham berada dalam kebimbangan berkenaan dengan perintah Tuhan, Sara tampil memberikandukungan. Hidup manusia tidak selamanya mudah dan lancar; ada kalanya menghadapai berbagai keadaan yang pelik, sulit, rumit. Alangkah bahagianya seorang suami yang memiliki istri yang dapat mendukung dirinya dalam berbagai situasi.
Menerima gaya hidup suami
Oleh berkat Tuhan, Abraham menjadi seorang yang kaya (Kejadian 13:2, 24:34-35). Dalam kekayaannya itu Abraham tetap tinggal di dalam kemah (Ibrani 11:9), berbeda dengan Lot yang membangun rumah di Sodom. Tetapi Sara tidak menuntut agar suaminya membangun rumah yang megah. Ia menikmati gaya hidup sederhana yang dijalani suaminya.
Istri yang bijak akan mendukung gaya hidup suami yang bersesuaian dengan ajaran Tuhan. Dunia masa kini menawarkan gaya hidup mewah yang sangat jauh melampaui gaya hidup Abraham. Kehidupan (rumah, pakaian) yang mewah memerlukan banyak sekali uang.
Sumber : buletin wanita bijak