Bayar Waktu Sepulang Tugas

Parenting / 10 January 2008

Kalangan Sendiri

Bayar Waktu Sepulang Tugas

Fifi Official Writer
3844
Sepulang tugas, anda berharap si kecil berlari-lari menyongsong sambil berteriak, "Papa! Papa!" Ah, itu cuma ilusi! Kenyataannya, ‘sunyi senyap'. Jangan kecewa dan sedih, bocah batita masih sulit memahami konsep abstrak. Jika anda ‘lenyap' dari depan matanya, dia tidak paham bahwa anda tetap ayahnya. Bisa jadi, ia mengira anda adalah teman ibunya.

Enggan didekati

Selama anda tinggalkan, kondisi si kecil pasti berbeda dari ketika terakhir kali anda melihatnya. Masih ingat bagaimana ia memanggil anda berkali-kali, bergelayutan manja di kaki anda, dan menangis histeris ketika anda melambaikan tangan sambil berjalan menuju pesawat? Tapi, itu beberapa minggu lalu. Kini keadaan memang sedikit berubah. Ketika anda pulang, anak Anda sudah mengalami beberapa perkembangan. Ia semakin pintar saja. Ada berbagai keterampilan fisik, keterampilan intelektual, cara baru memandang dunia yang mungkin terlewatkan karena anda tak ada di dekatnya. Tentu, caranya menanggapi kehadiran anda pun bisa berbeda.

Toni , executive director sebuah production house adalah ayah yang merasakan dijauhi anak sepulang bertugas. Setiap kali pulang dari luar kota, anak sulungnya, Erik, yang kala itu berusia empat tahun, enggan didekatinya selama dua hari. Toni mencoba menggoda. Bukannya tersenyum, Erik malah marah-marah. Wah, repot juga! Apa akal?

Jalin kepercayaan

Berbagai cara bisa dilakukan para ayah agar bisa lengket kembali dengan si buah hati. Toni menemukan cara jitu, yakni mengambil cuti sehari untuk membayar waktu yang telah hilang bersama si kecil. Bagi Toni, sehari tak masuk kantor penting untuk meraih kembali kepercayaan anak. Si kecil merasa akan ditinggal lagi jika ayahnya langsung kembali bekerja seusai tugas luar kota atau luar negeri. Jadi, beri waktu pada anak untuk menumbuhkan kembali kepercayaan dan kedekatan itu.

Ketika berkesempatan bersama anak itu, Toni mengeluarkan ‘jurus-jurusnya'. Ketika Erik asyik dengan mainannya, Toni yang duduk tak jauh dari putranya, membaca sebuah buku cerita anak keras-keras. Meski tampak tak peduli dan enggan didekati, lama-kelamaan Erik, yang memang suka bacaan, tertarik dan menghampiri ayahnya.

Trik yang hampir sama diterapkan ayah lain, Toto , product manager perusahaan obat-obatan yang mesti berkeliling Indonesia setiap bulannya selama 1 -2 minggu. Ayah satu anak perempuan, Nina (3 tahun), ini meluangkan waktu minimal seharian untuk membayar waktu yang hilang karena tugas luar kotanya. Biasanya ia membiarkan Nina menentukan kegiatan yang akan dilakukan berdua, apa pun dan di mana pun itu: jalan-jalan ke mall, taman bermain atau di rumah saja.

Yang jelas, Toto dan Nina bisa asyik berdua saja. Tak heran Nina selalu lengket dengan ayahnya. Banyak cara lain yang bisa anda coba untuk meraih kembali kedekatan anda dengan si buah hati.

Sumber : Ayahbunda
Halaman :
1

Ikuti Kami