Walaupun mungkin saja berbelanja di akhir tahun lebih menguntungkan karena adanya potongan harga yang cukup besar, namun konsultan perencana keuangan Ahmad Gozali dari Safir Senduk & Rekan mengajak masyarakat untuk tetap hati-hati.
Bagi karyawan yang menerima gaji tetap setiap bulannya mungkin akan tersenyum lebar dalam beberapa hari ke depan. Apalagi jika karena tunjangan hari raya atau bonus akhir tahun yang besarannya mulai satu hingga dua kali gaji, tergantung "kemurahan hati" perusahaan.
Nafsu belanja pun meninggi karena memang memiliki uang dalam jumlah banyak. Ditambah lagi dengan "rayuan maut" pusat perbelanjaan yang menawarkan diskon gila-gilaan.
Tapi, seperti dikatakan Ahmad Gozali, kita perlu hati-hati dengan keinginan untuk terus berbelanja. Sebaiknya, perlu dibuat perencanaan yang baik sebelum mulai berbelanja. "Jangan tunggu dapat uangnya (THR atau bonus - Red.) baru membuat perencanaan," kata Ahmad Gozali.
Menurut dia, biasanya orang jika sudah memegang uang dalam jumlah banyak gagal menerapkan perencanaan. "Kalau sudah pegang uang tak bisa lagi menghitung pengeluarannya," ujarnya.
Itulah sebabnya menurut Ahmad Gozali, agar uang THR dan bonus dapat dimanfaatkan secara optimal. maka belanja perlu dikelompokkan menjadi tiga hal. Ketiga hal itu adalah untuk kebutuhan hari raya, untuk kebutuhan keluarga yang tidak terbeli pada hari-hari biasa, dan yang terakhir belanja untuk kebutuhan pribadi yang tidak terbeli sebelumnya.
"Menghabiskan uang THR atau bonus dengan berbelanja atau untuk bersenang-senang boleh-boleh saja. Tetapi harus bisa memperhitungkan dengan baik, sebab mungkin saja ada kebutuhan yang cukup besar yang bakal tidak tertanggulangi hanya dengan gaji . Misalnya anak sekolah. Jadi hati-hati dalam menggunakan THR atau bonus, karena tak selamanya kita bisa mengadalkan gaji," papar konsultan untuk berbagai lembaga keuangan.
Gozali juga menegaskan agar jangan sampai kegiatan pembelanjaan jauh lebih besar daripada uang yang diperoleh dari THR atau bonus sehingga harus ditutup dengan pendapatan tetap. Misalnya berlibur ke Bali menghabiskan uang sampai Rp 5 juta, padahal bonus yang diterima hanya Rp 2 juta.
Pengasuh rubrik keuangan di sejumlah media seperti tabloid Wanita Indonesia dan Bisnis Uang juga mengingatkan untuk mengevaluasi keuangan rumah tangga sepanjang tahun ini. Apakah terjadi surplus atau defisit. "Hal itu bisa terlihat dari jumlah tabungan Anda, apakah bertambah atau berkurang. Jika bertambah berarti investasi yang Anda lakukan sudah bagus, tetapi kalau berkurang itu artinya Anda harus lebih berhati-hati," ungkapnya.
Selain itu, meski di tahun 2008 diperkirakan inflasi akan lebih rendah dari tahun ini, tetapi masyarakat harus tetap berhati-hati dalam perencanaan keuangan. Apalagi mengingat adanya rencana kenaikan bahan bakar minyak.
"Masyarakat harus hati-hati dan memikirkan perubahan dalama hal penggunaan alat transportasi. Mungkin sudah mulai.