Masih Wajar Atau Terlalu Berlebihan?

Single / 16 December 2007

Kalangan Sendiri

Masih Wajar Atau Terlalu Berlebihan?

Fifi Official Writer
6723
Pada awalnya Joe berteman dengan saya dan beberapa teman dekat lain bertahun-tahun lamanya, sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita bernama Lita. Dia memang bukan wanita sempurna, tapi jelas Joe jatuh cinta padanya. Bukan jatuh cinta biasa, tapi benar-benar tergila-gila! Singkat cerita, mereka menjadi pasangan yang berbunga-bunga. Tapi sejak itu, ada sesuatu yang berubah drastis dari Joe, teman saya.

Kalau saya dan teman-teman mengajaknya makan di resto Chinese food dekat rumah, dia menjawab "Kita lagi ngurangin makan yang kurang sehat, lagi diet". Kalau diajak main bowling di malam minggu, dia akan menjawab "Kita lagi sibuk nih... sori ya". Kalau diajak jalan ke Bandung bersama yang lain, dia akan menjawab "Aduh, kita lagi ngirit nih, lagi nabung". Segala sesuatu akan dijawabnya dengan "kita" bukan lagi "saya". Joe juga mulai memisahkan diri dari lingkungan dan kalaupun saya akhirnya bisa pergi keluar dengannya dan Lita, saya akan merasa ada di planet Mars. Asing! Dia dan Lita (mereka) akan lebih sibuk saling memandang dan menganggap saya ini tidak ada atau saya ini alien-nya. Ini baru tanda-tanda awal perubahan Joe.

Apakah anda juga termasuk pasangan yang seperti itu? Anda bilang "ya" atau "tidak", saya akan membeberkan beberapa kriteria dari sebuah pasangan yang berubah dari pasangan biasa ke pasangan dengan hubungan yang terlalu eksklusif dan akhirnya ‘tidak menjadi contoh yang baik' bagi lingkungan mereka. Ini adalah peringatan untuk introspeksi diri, karena kadang sebuah pasangan sudah berubah menjadi terlalu berlebihan tanpa mereka sadari.

Pasangan lain tiba-tiba berubah menjadi sahabat baru anda dan pasangan

Mereka yang single mulai menjadi tidak menarik lagi bagi anda. Hanya pasangan yang bisa nyambung dengan anda sekarang. Padahal semestinya, walau anda sudah berpasangan, teman-teman single harus tetap jadi teman anda, bukannya orang asing. Saya bertemu dengan pasangan yang hanya tertarik dengan satu sama lain dan punya dunia kecil sendiri milik berdua. Kalaupun ada yang menarik perhatian mereka, itu adalah pasangan lain karena bisa saling berbagi tips pernikahan, tips romantisme dan percakapan "dua-duaan" lainnya. Apa anda berada disini?

Anda menjadi sangat aneh disekitar single

Anda menjadi aneh disekitar single karena anda sudah jarang menghabiskan waktu dengan mereka, anda menganggap kehidupan mereka begitu ‘sempit', anda kasihan terhadap mereka, anda anggap mereka tidak mengerti kisah cinta yang sedang anda hadapi, anda merasa anda selangkah lebih maju dari mereka, atau anda malas diajak ‘yang aneh-aneh' karena ingin setia dengan pasangan anda. Dalam hidup saya, saya menemukan banyak teman atau sahabat yang hilang beberapa detik setelah mereka punya kekasih. Dan kalau mereka muncul, mereka tampak begitu sombong, berbeda, bahkan mengejek yang single dengan celetukan-celetukan kurang sopan menyangkut para single.

Jika anda berada di tahap ini, mulailah instrospeksi diri. Hargai teman single anda, tetap jalin pertemanan yang baik walau dengan batasan yang lebih jelas, dan jangan menjadi ‘aneh' disekitar mereka. Anda toh pernah single. Perlakukan mereka seperti anda dulu ingin diperlakukan.

Anda harus meminta ijin dulu

"Pergi nanti malam? Tunggu saya, saya minta ijin dulu ke pacar saya". Jika ini kondisi anda sekarang, berhati-hatilah. Jika anda sudah menikah, ijin dari pasangan untuk melakukan segala sesuatu memang penting. Tapi kalau masih pacaran, ini sesuatu yang tidak sehat. Memberi tahu pasangan tentang janji anda dengan orang lain adalah wajar. Mendahulukan waktu berkualitas berdua dengan pasangan juga sesuatu yang wajar, apalagi jika jarang bertemu. Tapi minta ijin untuk pergi dengan teman anda adalah sesuatu yang sedikit berlebihan. Anda memang perlu pertimbangan, tapi bukan ijin. Anda juga harus tetap punya waktu bebas bersama teman-teman.

Anda bersikeras ingin menjadi mak comblang

Tidak ada salahnya menjadi mak comblang. Tapi kalau ini menjadi obsesi anda dan anda lakukan karena rasa kasihan dan ingin semua orang berubah menjadi pasangan seperti anda, maka ini sudah berlebihan.

Hubungan anda adalah tolak ukur

Kalau anda ngobrol dengan teman dan terlihat muram, sudah dipastikan itu karena sedang berantem dengan pasangan anda. Kalau anda ke mall dan belanja, pasti yang anda beli ada yang untuk pasangan anda. Kalau anda terlihat oke pasti bukan untuk penampilan umum tapi untuk si dia seorang. Kalau anda melakukan apapun ialah untuk menyenangkan pasangan, bahkan mengorbankan semua kepentingan diri sendiri untuknya. Gawat!

Hubungan spiritual anda terganggu

Kalau anda begitu mencintai pasangan anda sehingga dari anda bangun tidur di pagi hari sampai anda tidur di malam hari yang bisa anda pikirkan hanya wajah dan namanya, maka itu sudah berlebihan. Dan gawatnya, anda bukan hanya tergila-gila, tapi anda juga sudah mulai menomorduakan Tuhan. Anda tidak mood ketika sedang bernyanyi di gereja karena anda sedang berantem. Anda tidak pergi ke gereja karena punya rencana nonton film dengannya di hari Minggu. Anda mulai jarang berdoa karena waktu anda sudah habis tersita untuk berdua dengannya. Atau kondisi rohani anda menurun drastis karena punya masalah serius dengan pasangan. Padahal, anda tidak ke surga berdua, tapi sendiri-sendiri! Menyedihkan sekali.

Kalau 6 hal diatas mulai terjadi pada anda, sebaiknya anda instrospeksi. Tidak ada salahnya punya pasangan dan sangat saling mencintai. Tapi jangan mau berubah menjadi terlalu eksklusif yang akhirnya tidak menjadi berkat bagi orang lain disekitar anda. Jadilah pasangan yang membuat orang lain tersenyum bahagia, bukan mengernyitkan dahi penuh tanda tanya.

Sumber : cbni
Halaman :
1

Ikuti Kami