The Power Of Hope 5

Kata Alkitab / 10 December 2007

Kalangan Sendiri

The Power Of Hope 5

Admin Spiritual Official Writer
11812
5. Lakukan yang terbaik dan serahkan segalanya kepada Tuhan.

Dalam hidup ini, ada bagian yang harus kita (manusia) lakukan dan ada bagian yang tidak bisa kita lakukan karena hanya Tuhan yang sanggup melakukannya. Manusia diberikan akal budi, kepandaian, kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa silam dan sebagainya agar digunakan semaksimal mungkin demi kemuliaan nama Tuhan. Sayangnya seringkali kita memilih untuk diam dan tidak melakukan apa-apa sehingga tidak ada perubahan sama sekali. Lakukan saja bagian kita dengan sebaik-baiknya lalu berserah kepada-Nya.

Tampaknya syair lagu Ku Tak Akan Menyerah yang dinyanyikan Jeffry S. Tjandra akan membuat kita lebih sadar mengenai hal ini, "Dalam segala perkara, Tuhan punya rencana yang lebih besar dari semua yang terpikirkan. Apa pun yang Kau perbuat tak ada maksud jahat. Sebab itu kulakukan semua dengan-Mu, Tuhan... Ku tak akan menyerah pada apa pun juga sebelum kucoba semua yang kubisa tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu. Hatiku percaya Tuhan punya rencana."

Seorang sahabat pernah berkata, "Tuhan dapat menjawab doa kita dengan tiga cara. Dia bilang ya dan memberikan apa yang kita minta. Dia bilang tidak dan Dia memberikan kita sesuatu yang lain yang terbaik menurut-Nya. Atau, Dia bilang tunggu dan Dia akan memberikannya pada waktu-Nya." Tuhan berdaulat atas segalanya! Dia pencipta segalanya. Kita boleh berjuang, berdoa, memohon dan meminta tapi kita tidak bisa memaksa Tuhan. Dia Raja Semesta Alam!

Seiring dengan bertambahnya usia, saya selalu belajar untuk semakin percaya kalau kehendak Tuhan adalah yang terbaik. Sang sahabat sejati dalam hidup saya berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi DIA yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Sahabat lainnya menasihati saya, "Ketika kita angkat tangan, Tuhan akan turun tangan!" Ya, angkat tangan berarti kita menyerah kepada kehendak Tuhan dan mulai mempercayakan segala sesuatu untuk berjalan sesuai kehendak Tuhan. Persis sebuah cerita tentang seorang Bapa dan putrinya yang masih kecil yang akan berjalan melintasi sebuah jembatan kayu yang tampaknya sudah agak rapuh. Di bawah jembatan itu, terlihat jelas aliran sungai begitu deras. Sang Bapa sebenarnya agak ketakutan karena trauma dengan kejadian masa kecilnya yakni pernah terseret arus ombak saat berenang di laut. Sang Bapa kemudian memandangi anaknya sambil berkata, "Nak, pegang tangan Bapa." Sang anak hanya menggeleng lalu kemudian berkata, "Tidak mau! Tidak mau, Bapa!"

Penuh rasa penasaran, sang Bapa bertanya, "Mengapa, Nak?" Dengan mata berkaca-kaca, sang anak menjawab, "Bapa, jika saya memegang tangan Bapa dan terjadi apa-apa, saya pasti akan melepaskan tangan Bapa karena saya masih kecil dan tangan saya tidaklah sekuat tangan Bapa. Sebaliknya, jika Bapa yang memegang tangan saya, saya percaya, apa pun yang terjadi, Bapa tidak akan pernah melepaskan tangan Bapa dari saya." Wow!

Kita adalah anak kecil dalam cerita itu dan Dialah Bapa yang selalu setia mengasihi kita. Dia menerima diri kita apa adanya. St. Paul menyatakan, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Tuhan setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." Tuhan pasti memberikan jalan keluar, entah dengan cara melepaskan kita langsung dari masalah atau berjalan bersama kita untuk secara bersama-sama menghadapi masalah itu sehingga kita pasti mampu mengatasinya.

Saya teringat sahabat saya yang diberikan karunia suara yang merdu, Dewi Guna. Suatu ketika ia melantunkan lagu Mukjizat Itu Nyata. "Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan. Semua dapat Kau lakukan. Apa yang kelihatan mustahil bagiku, itu sangat mungkin bagi-Mu. Di saat ku tak berdaya, kuasa-Mu yang sempurna. Ketika kupercaya, mukjizat itu nyata. Bukan karena kekuatanku namun roh-Mu, ya Tuhan. Ketika kuberdoa, mukjizat itu nyata..."

Mentor saya, John C. Maxwell berujar, ada satu kesamaan dalam setiap mukjizat yang terjadi yaitu adanya masalah. Di mana ada masalah, di situ bisa terjadi mukjizat. Di mana ada orang berkekurangan, orang sakit, orang sedih, orang tertekan jiwanya, di situ bisa terjadi mukjizat. Small problem, small miracle! Big problem, big miracle! Dengan penuh keyakinan, ia berani menyatakan, "Indonesia adalah negara besar dengan banyak masalah. Saya percaya jika kita mau selalu melakukan yang terbaik sesuai dengan kapasitas kita masing-masing, lalu menyerahkan segalanya itu kepada DIA, saya percaya suatu hari nanti akan ada mukjizat besar di negeri ini. Very big problem, very big miracle!" Saya sepenuhnya mengamini ucapan dari John yang di tahun 2007 terpilih sebagai guru kepemimpinan paling berpengaruh di dunia (the world's most influential leadership guru) berdasarkan survey internasional lembaga Leadership Gurus International (LeadershipGurus.net) 

Ijinkanlah saya mengakhiri pertemuan kita kali ini dengan sebuah janji Tuhan, "Masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang." Persoalannya apakah kita sungguh percaya dan mau mempercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya? Ingatlah senantiasa bahwa Yang Maha Besar selalu bisa mengatasi masalah sebesar apa pun. Amin. ***

Halaman :
1

Ikuti Kami