Pencarian Damai Di Negeri Orang

Family / 8 December 2007

Kalangan Sendiri

Pencarian Damai Di Negeri Orang

Admin Spiritual Official Writer
8009

Hary berasal dari keluarga pengedar ganja. Semenjak kelas 3 SMP, Hary sudah mengenal minuman keras. Bukan suatu hal yang aneh bagi Hary dan kakaknya mengantarkan amplop-amplop berisi serbuk ganja kepada konsumen ayahnya. Pada tahun 1980 ayah Hary akhirnya tertangkap polisi.

Pada suatu sore sepulangnya dari sekolah, Hary mendapati rumahnya sunyi sepi tak terlihat satu orang pun. Dengan heran dan penuh kecurigaan, Hary masuk ke dalam rumah dan mendapati seluruh anggota keluarganya sedang meratapi ibunya yang sudah terbujur kaku di atas tempat tidur. Tak pelak lagi Hary sangat terkejut menghadapi kenyataan ini.

"Saya betul-betul merasa kehilangan, perasaan saya menjadi kosong sekali," ujar Hary memulai kisah hidupnya. Tak lama setelah itu, ayah Hary pun meninggal. Kejadian tersebut meninggalkan luka yang sangat dalam. Di usia yang masih terhitung remaja, Hary benar-benar merasa kehilangan pegangan hidupnya dan jerat narkoba pun perlahan merangkul.

Saat ayahnya tertangkap polisi, Hary sempat melarikan diri ke Denpasar untuk menghindari kejaran polisi. Semenjak saat itu, Hary sering menghabiskan waktunya di Denpasar. Dari sana Hary banyak berkenalan dengan turis-turis mancanegara. Yang ada di pikirannya saat itu hanyalah bagaimana ia dapat menikmati hidup enak dan mendapatkan uang banyak dengan cepat. Pergaulan bebas dan liar pun dijalaninya. Sebagai remaja, Hary sudah menjadi gigolo bagi para wanita-wanita bule cantik di Bali. Tak sebersitpun perasaan takut terlintas di pikirannya saat itu. Selama di Bali, keberhasilan Hary dalam dunia narkoba telah membawanya sampai keliling Asia, bahkan hingga ke negara Eropa. Hary sempat tinggal di Itali selama tiga tahun sampai akhirnya ia memutuskan untuk menetap di Belanda.

Kehidupan Hary memang semakin baik secara keuangan. Di Belanda Hary telah mencapai hidup yang mapan dan sukses di mata dunia. Hary memiliki sebuah cafe dan memiliki banyak uang. Dengan kekayaan yang ia miliki, Hary mendapatkan apapun yang ia inginkan. Namun Hary tahu bahwa jauh di lubuk hatinya, ia belum menemukan sesuatu yang selama ini dicarinya sejak kepergian orang tuanya.

Keberhasilan itu tidak bertahan lama. Kehampaan dalam hidup Hary telah menyeretnya lebih dalam lagi kepada dunia kekelaman. Berawal hanya sekedar menjual barang haram tersebut, lama-kelamaan ia pun mulai menjadi pengguna. Karena kecanduannya akan narkoba semakin menjadi-jadi, keuangan Hary yang tadinya melimpah kini menguap tanpa sisa. Seringkali Hary menipu maupun mengambil barang milik orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hary mulai menjalani hidupnya dengan keluar masuk penjara. Tak jarang Hary harus melarikan diri dari kejaran orang yang ingin membunuhnya akibat kelakuannya yang tidak terkontrol di bawah pengaruh obat-obatan.

Pengaruh narkoba membawa Hary ke jalanan. Hary tidak lagi memikirkan untuk mengurus ijin tinggalnya di Belanda. Yang ada di benaknya saat itu hanyalah bagaimana caranya mendapatkan barang haram itu. Hary pun mulai kehilangan segala sesuatunya. Ia tidak memiliki uang lagi. Bahkan hanya untuk mengganjal perutnya yang kosong, Hary harus mengorek-ngorek sampah mencari sisa-sisa makanan. Saat ini yang dirasakan Hary hanyalah kesedihan dan kesakitan yang tiada henti dan kehampaan yang semakin dalam dan menekan.

Dalam kesendirian dan beban yang tak tertahankan lagi, Hary mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Sampai Hary pun bertekad, kalau memang Tuhan itu benar-benar ada, ia berjanji tidak akan menggunakan narkoba lagi. Hary ingin berubah. Namun jawaban hidup itu tak kunjung datang saat itu juga. Kesakitan, kehampaan dan frustasi yang dirasakannya mendorong Hary untuk mengakhiri hidupnya. Akan tetapi ketakutan akan kehidupan setelah kematian membuat Hary membatalkan rencananya itu. Hary benar-benar merasa bahwa hidupnya sungguh tidak berarti lagi.

Sampai pada suatu waktu, Hary ingin menukarkan milik pribadi terakhirnyanya demi narkoba. Namun seorang wanita sempat mencegah Hary. Wanita itu mengajak Hary pergi dengan iming-iming akan memberikan sesuatu yang lebih baik daripada narkoba. Tanpa disadari oleh Hary, wanita tersebut membawa Hary ke pusat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba. Awalnya Hary mengira bahwa tempat itu adalah tempat penjualan narkoba, Setelah menunggu beberapa saat, wanita tersebut keluar dengan semangkuk sup dan memperkenalkan Yesus sebagai Tuhan yang penuh kasih kepada Hary. Merasa tertipu, Hary melemparkan sup yang diberikan wanita itu dan meninggalkan pusat rehabilitasi itu dengan penuh amarah.

Tindakan kasih yang dilakukan wanita tersebut tidak menyentuh hati Hary. Tapi perkataan wanita itu mengenai Yesus yang mengasihi dirinya, tidak dapat pergi dari pikiran Hary dan terus-menerus terngiang di telinganya. Hary mulai berpikir, mungkin saja perasaan damai yang ia cari itu akan ia temukan di dalam nama Yesus.

Seminggu kemudian Hary membuat keputusan penting dalam hidupnya. Ia kembali dan bersedia masuk panti rehabilitasi. Sejak masuk panti, hanya dalam waktu tiga hari, Hary sudah dapat merasakan perubahan yang luar biasa di dalam tubuhnya. Hary tidak merasakan badannya sakit ataupun ngilu-ngilu. Hary menyadari bahwa selama ia di panti, Hary selalu didoakan dan mulai diperkenalkan mengenai siapa Yesus dan bagaimana Yesus dapat melepaskan dia dari keterikatannya. Semenjak itu hidup Hary berubah. Hary merasa segala beban dari kecanduannya terhadap narkoba, rokok, alkohol bahkan perasaan hatinya yang tidak pernah tenang di dalam hidupnya, semuanya hilang dan tergantikan perasaan damai, ketenangan, kesejukan di dalam hidupnya yang tidak dapat Hary gambarkan dengan kata-kata. Hary tinggal di panti itu selama dua tahun.

Di panti itu, Hary benar-benar merasakan kasih yang tulus. Hary merasa semakin hari tubuhnya semakin sehat dan hatinya dipulihkan sepenuhnya. Halusinasi-halusinasi yang selama ini dialaminya akibat pengaruh narkoba, lambat-laun menghilang. Hary mulai dapat melihat lingkungan dan segala sesuatu di sekitarnya dengan lebih jelas. Pada tahun 1994, Hary memberikan dirinya untuk dibabtis. Jadi bukan hanya kecanduannya saja yang disembuhkan, tapi jiwanya juga diselamatkan.

Kini telah sepuluh tahun lebih Hary terus berjalan bersama Tuhan. Berkat Tuhan di dalam hidup Hary terus bertambah. Hary menemukan pendamping hidupnya. Dahulu mereka berdua sama-sama pengguna dan penjual narkoba di Belanda. Tapi saat ini bersama-sama mereka melayani orang-orang yang terikat narkoba.

"Hanya dengan menerima Tuhan Yesus, damai itu menjadi suatu berkat yang paling besar dalam hidup saya," ujar Hary menutup kesaksiannya. (Kisah ini telah ditayangkan 26 November 2007 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber Kesaksian :
Hary Mulyana
Halaman :
1

Ikuti Kami