Apa Enaknya Menjadi Lajang?

Single / 25 November 2007

Kalangan Sendiri

Apa Enaknya Menjadi Lajang?

Fifi Official Writer
7051

Saya akui, ada hari-hari dimana saya ingin menulis tentang "Menjadi Lajang Itu Menyedihkan", hari-hari saat gereja dipenuhi pasangan-pasangan yang berbahagia dan anak-anak yang lucu, sementara saya duduk sendirian, atau waktu saya menerima satu lagi undangan pernikahan dan tidak ada orang yang bisa diajak untuk menemani saya ke pesta itu, sambil membayangkan kapan giliran saya tiba. Untungnya, itu bukanlah keseluruhan ceritanya. Sabtu pagi itu saya dan teman sekamar saya Karen, sama-sama masih memakai piyama, sedang menikmati pancake sambil menonton TV, saya berkata, "Tidakkah kamu senang karena kita single?" Dia melihat pakaian kami, makanan kami, dan pria tampan di layar TV, mengangguk setuju dan kami tertawa berdua. Ini hal-hal lain yang kami sukai karena kami lajang:

Kebebasan

Spontan, bebas, fleksibel... adalah hal-hal terbaik dari menjadi seorang lajang. Kita bisa menghabiskan hari libur sesuka kita, bepergian ke luar kota atau luar negeri, berkebun, dan melakukan hal-hal lainnya tanpa mempertimbangkan tentang orang lain. Tentu saja suatu hari nanti kami ingin menghabiskan malam-malam kami dengan pasangan, tapi untuk saat ini kami ingin menikmati hari-hari dimana kami bisa melakukan hal-hal dengan fleksibel.

Teman-teman yang sudah menikah

Sebulan lalu saya makan siang dengan 2 orang teman saya yang sudah menikah. Selagi kami membicarakan tentang pernikahan seorang rekan kerja yang akan berlangsung, percakapan mengalir ke topik tentang seks. Sementara saya hanya tersipu, mereka mengatakan pada saya bahwa seks tidak selalu menyenangkan, kadang aneh dan berantakan. Saya merasa perlu mendengar ini, karena saya dapat belajar bahwa pernikahan tidak selalu tentang romantisme, atau obat penyembuh dari semuanya. Mereka menceritakan kehidupan pernikahan sebagaimana adanya. Menjadi lajang mungkin mempunyai beberapa hari buruknya, namun mereka mengingatkan saya bahwa kehidupan pernikahan juga mempunyai hari-hari buruknya.

Teman-teman pria

Saya mempunyai beberapa teman akrab pria yang menawarkan semangat, dukungan doa, bantuan dalam pekerjaan, dan juga sudut pandang pria tentang berbagai hal yang ingin saya ketahui. Saya percaya Tuhan membawa mereka ke dalam hidup saya. Jika sekarang saya telah menikah, mungkin saya dan mereka tidak berteman. Jadi untuk saat ini, saya menikmati persahabatan saya dengan mereka.

Waktu untuk diri sendiri

Selama 8 bulan setelah saya lulus kuliah, saya hidup sendiri. Waktu yang bisa menjadi saat paling kesepian ternyata menjadi waktu yang paling melegakan. Saya bisa bernyanyi mengiringi radio keras-keras sambil mencuci piring, membaca berjam-jam tanpa gangguan, dan lain-lain. Ada kekayaan dalam waktu-waktu seperti ini yang tidak bisa ditukar dengan apapun, bahkan saat kesendirian itu kadang menimbulkan rasa kesepian. Bahkan ketika saya sedang tidak mempunyai seseorang untuk berbagi, saya menangis pada Tuhan dan merasakan kehadiranNya lebih nyata daripada jika seandainya ada gangguan dari suami dan anak-anak. Liburan yang lalu saya mengadakan perjalanan bisnis sendirian ke New York. Pada saat saya pergi ke gedung pertunjukan, saya bertemu dengan seorang ibu dan keluarganya dari Denmark. Kami berbincang-bincang sejenak, bertukar informasi kebudayaan dengan penuh minat. Malam berikutnya saya makan malam dengan seorang wanita dari Arizona yang saya temui di seminar pada hari sebelumnya, kami membicarakan banyak hal menarik. Karena saya tidak harus menyesuaikan jadwal saya dengan jadwal orang lain ataupun mempertimbangkannya, saya bebas untuk bertindak spontan dan berinteraksi dengan orang-orang yang saya temui di sepanjang perjalanan saya.   

Kelompok kami

Karen, saya, dan 3 orang teman kami yang lain, saya biasa menyebut ini "geng" kami. Kami adalah jenis teman dekat yang akan mengantar saya jam 6 pagi ke bandara, menonton film bersama di apartemen kami, tertawa bersama, menangis bersama, dan merayakan bersama. Kami bahkan bepergian bersama ke San Antonio, Texas, dan liburan-liburan lainnya. Butuh waktu yang agak lama bagi saya untuk bisa berteman dekat seperti ini, dan saya bersyukur bagaimana Tuhan bisa menyatukan kami dalam persahabatan ini. Saya tahu bahwa suatu hari nanti mungkin keadaan akan berbeda jika seandainya kami semua atau ada di antara kami yang sudah bersuami. Namun sebelum pria itu memasuki hidup saya, saya bersyukur untuk 4 sahabat yang ada untuk saya, dan saat saya mengenang bagaimana Tuhan membawa mereka satu persatu kepada saya pada waktu yang tepat, membangkitkan iman saya bahwa jika seorang suami adalah kehendakNya untuk saya, maka Dia akan melakukan hal yang sama dengan pasangan hidup saya.   

Berikut ini hal-hal praktis yang bisa anda lakukan:

Bertanyalah

Bertanyalah kepada teman-teman anda yang sudah menikah, hal-hal apa saja yang mereka rindukan pada saat mereka masih lajang. Ambil manfaat dari kesempatan yang ada sehingga anda tidak akan menyesal nantinya.

Buat daftar

Apa yang ingin anda capai dalam hidup? Menulis buku? Bepergian ke luar negeri? Bergabung dalam perjalanan misi? Tulis semuanya dalam daftar utama, lalu pilih salah satu dan lakukan itu. Jangan biarkan penantian anda akan seorang suami membuat hidup anda menunggu.

Berdoa

Pengkotbah 3 mengatakan bahwa ada maksud dan tujuan tertentu untuk setiap masa dalam kehidupan. Bertanyalah pada Tuhan hal unik apa yang Dia ingin anda lakukan atau pelajari dalam masa lajang ini. Belajar untuk menjadi taat dalam hal-hal ini akan membuat anda lebih dekat kepadaNya dan anda juga akan lebih menikmati perjalanan saat ini.

Berinvestasi dalam orang lain

Karena anda tidak banyak memfokuskan energi relasional anda dalam hubungan dengan pasangan saat ini, anda punya banyak hal yang dapat dibagi dengan orang lain. Ada kelas-kelas sekolah minggu, keluarga yang butuh bantuan, dan tetangga-tetangga anda yang mungkin akan merasa sangat diberkati dengan keberadaan dan keterlibatan anda dalam hidup mereka. Sukacita yang anda terima sebagai timbal baliknya akan menolong mengenyahkan hari-hari sepiyang anda hadapi.

Bepergian

Ada banyak hal yang bisa dilihat dan dilakukan di dunia yang luas ini, dan sekarang adalah kesempatan terbaik anda untuk meraihnya. Perjalanan jauh dengan teman-teman akan selalu merupakan pengalaman yang mengasyikkan. Perkaya hidup anda dengan memperluas batasan-batasannya. (Anda tidak pernah tahu siapa yang mungkin akan anda jumpai dalam perjalanan!).   

Sumber : christianitytoday
Halaman :
1

Ikuti Kami