Dunia Berjuang Mengobati AIDS

Info Sehat / 18 November 2007

Kalangan Sendiri

Dunia Berjuang Mengobati AIDS

Lestari99 Official Writer
8669

Pengobatan AIDS dunia dapat jauh dari target universal untuk mencapai lima juta orang yang diobati pada 2010, karena akses yang tetap kurang terhadap obat bagi orang di negara miskin. Demikian berita terbaru melaporkan.

Laporan ini menganalisis pengobatan AIDS di 17 negara dan menamakannya "Missing the Target". Dikatakan pengobatan HIV gratis sesungguhnya tidak gratis di banyak negara miskin.

"Pengobatan gratis tidak benar-benar gratis di kebanyakan negara yang diamati," dikatakan Gregg Gonsalves dari International Treatment Preparedness Coalition, yang menerbitkan laporannya pada 8 Juli 2007.

"Biaya untuk tes diagnosis, perawatan medis dan layanan lain mengakibatkan perawatan untuk menyelamatkan jiwa menjadi tidak terjangkau oleh ribuan orang," Gregg menyatakan.

Walaupun lebih dari 700.000 orang dengan HIV menerima pengobatan pada 2007, kecepatannya perlu ditingkatkan, dikatakan koalisi ini, yang mewakili aktivis dari lebih dari 125 negara.

"Peningkatan pertumbuhan akses pengobatan tiga kali lipat per tahun dari jumlah 700.000 saat ini menjadi dua juta orang baru yang diobati tiap tahun adalah mungkin dan perlu untuk mencapai komitmen G8 agar akses menjadi hampir universal pada 2010," demikian dinyatakan dalam laporan koalisi.

PBB mengatakan hampir 40 juta orang terinfeksi dengan HIV dan bahwa pengobatan telah diperluas dari 240.000 orang pada 2001 menjadi 1,3 juta pada 2005.

Pada Juni 2007, pertemuan pemimpin dunia Group of Eight (G8) di Jerman menetapkan target penyediaan obat AIDS untuk beberapa tahun mendatang sebanyak kira-kira lima juta orang.

STIGMA, MARJINALISASI

Walaupun jumlah orang yang diobati HIV terus meningkat, laporan terakhir mengatakan tantangan yang serius tetap ada pada orang yang terpinggirkan, akses perawatan yang tidak merata bagi populasi dan anak di wilayah pedesaan, kesulitan angkutan, stigma karena didiagnosis dan biaya obat yang mahal.

Kamboja, yang memiliki kurang lebih 134.000 orang dengan HIV, adalah sebuah "berita keberhasilan" dalam peningkatan pengobatan, demikian dikatakan. Obat AIDS baru tersedia di Kamboja pada 2004 dan sekarang di sana terdapat 40 pusat pengobatan yang melayani kira-kira 21.900 orang.

Tetapi laporan ini mengatakan masih ada "minoritas yang cukup besar tetapi membungkam" yaitu orang yang terpinggirkan, misalnya pekerja seks, warga negara Vietnam yang tinggal Kamboja dan orang di wilayah terpencil dan kumuh, yang masih belum menerima pengobatan.

"Kebanyakan orang ini enggan untuk mencari layanan kesehatan secara umum karena ketakutkan terhadap stigma dan diskriminasi, kalau bukan pelecehan," laporan mengatakan.

Program pengobatan gratis di Cina, dimulai empat tahun lalu, telah berkembang secara cepat sejak Agustus 2006 ketika 26.000 orang diobati menjadi 30.000 pada Juni 2007, demikian dilaporkan. Tetapi ini adalah persentase kecil dari jumlah resmi 650.000 orang dengan HIV di Cina.

Kendala besar pada pengobatan di Cina adalah stigma, serta tes "yang sangat tidak terjangkau" untuk mengkonfirmasi diagnosis, serta juga kurangnya obat dan staf medis yang terlatih.

India adalah salah satu negara dengan populasi orang dengan HIV-AIDS yang terbesar, kira-kira 2,5 juta orang, tetapi sampai dengan 2007 hanya 70.780 orang yang diobat di 107 pusat, laporan mengatakan.

"Sangat jelas, hanya sebagian di antara mereka yang membutuhkan pengobatan yang menerimanya saat ini, atau dapat berharap untuk menerimanya pada pertengahan dasawarsa mendatang," laporan mengatakan.

Afrika Selatan, pusat epidemi AIDS dengan 5,5 juta orang dengan HIV, juga mengalami kesulitan untuk mengobati mereka.

Sampai dengan 2007 kurang lebih 257.100 pasien menerima obat di pusat spesialisas, dengan 30.000 masih dalam daftar tunggu, dan hampir 110.000 orang yang diobati di sektor swasta.

Laporan ini mengatakan Afrika Selatan masih jauh dari pencapaian targetnya untuk mengobati 80 persen kasus AIDS baru pada 2011.

"Penyampaian pengobatan berhasil dan tidak boleh ada alasan lagi untuk melewatkan kesempatan ini atau membiarkan jutaan orang meninggal karena AIDS," dikatakan Zackie Achmat dari South Africa's Treatment Action Campaign.

Sumber : BBC Indonesia
Halaman :
1

Ikuti Kami