"Siapa sebenarnya orang ini?" Kelly bertanya-tanya. Dia baru saja menghabiskan 1 hari bersama Brad, pria yang sudah dia kenal selama berbulan-bulan. Namun dia merasa sudah sangat mengenal Brad, hubungan mereka telah berjalan sebagai sahabat pena melalui email. Dan sekarang saat mereka bertemu di akhir pekan, Kelly mempunyai pikiran yang asing.
Di generasi sebelumnya, kebanyakan orang menikah dengan orang yang berada di lingkungan yang sama. Orang tua saya contohnya, berteman pada saat SMA dan mulai berpacaran pada saat kuliah. Meskipun mereka tidak saling mengenal sejak kecil, pasangan-pasangan yang lebih tua sebelumnya telah saling mengenal keluarga, pastor, guru dan teman-teman masing-masing sebelum pernikahan. Tentu saja ada beberapa kasus khusus seperti salah satunya menikah dengan pasangan yang saling mengenal melalui internet. Namun hari-hari ini kasus-kasus khusus tersebut tampaknya mulai menjadi hal yang normal karena teknologi. Sebuah penelitian memperkirakan ada sekitar 16 juta orang yang mengatakan bahwa mereka telah bergabung dengan website online dating atau situs lainnya yang memungkinkan mereka untuk bertemu orang lain secara online. Sebagai hasilnya, orang-orang sering kurang mendapatkan gambaran yang utuh tentang seorang pria atau wanita yang berasal dari pendapat keluarga atau teman-teman mereka. Mereka hanya bisa mendapatkan gambaran berdasarkan apa yang dia pilih untuk ceritakan melalui email, telepon, atau surat, dan bagaimana mereka memilih untuk menginterpretasikannya.
Tidak bisa dipungkiri, salah satu media menemukan pasangan hidup yang ada pada generasi kita adalah teknologi. Banyak dari teman saya bertemu dengan calon suami mereka secara online. Namun memang tidak semua hubungan-hubungan mereka selalu akan berlanjut ke pernikahan. Mereka perlu saling mengenal lebih jauh daripada hanya sekedar melalui fitur-fitur komputer. Apakah melalui online dating atau email, hubungan yang dimulai dari belakang layar komputer memang berbeda dibanding secara langsung. Hubungan khusus ini mempunyai kesulitannya sendiri dan membutuhkan usaha lebih untuk berkembang ke arah pernikahan. Banyak orang mengatakan ketika mereka akhirnya bertemu dengan seseorang yang mereka kenal secara online, hasilnya sering mengecewakan. Namun sekitar jumlah yang sama menyatakan kebalikannya, dengan antusias mereka menceritakan pengalamannya bertemu dengan pasangan, tunangan, atau bahkan suami / istri mereka sekarang secara online. Apa yang membuat perbedaannya? Apakah ada sesuatu yang bisa anda lakukan untuk membuat pertemuan pertama anda secara langsung itu berhasil?
Kisah Kelly dan Brad dimulai dari hubungan teman secara online. Pada hari kedua pertemuan mereka, terjadi satu hal yang mengejutkan. Saat itu mereka sedang berbicara santai ketika Kelly membelokkan mobil dan BAM!! Tiba-tiba ada mobil yang muncul entah dari mana, dan sebelum Kelly bisa berbuat sesuatu, mobilnya langsung berbelok tajam dan tabrakan bisa terhindari. Kejadian itu menghasilkan pengaruh yang merubah segalanya.
Ini kata-kata Kelly:
Apa yang anda pikirkan sebelum kecelakaan?
Saya sedang bingung memikirkan pilihan antara, "Apakah saya siap untuk perubahan hidup saya dengan berkomitmen dalam hubungan ini?" dan "Apakah saya mau tetap nyaman dengan kondisi saya yang sekarang?"
Mengapa begitu sulit untuk menentukan pilihan?
Pada hari pertama pertemuan kami, kami masih harus membiasakan diri dengan kondisi nyata seseorang yang pribadinya atau jiwanya sudah kita kenal sebelumnya. Bahasa tubuh merupakan bagian yang besar dalam komunikasi, jadi tanpa bahasa tubuh sangat mudah untuk menjadi salah paham terhadap apa yang berusaha disampaikan oleh orang lain kepada kita. Dalam tulisan (seperti email), ini bahkan lebih nyata. Saya sempat bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Brad dan apa yang terjadi padanya. Ini bukan berarti karena Brad yang salah dalam memperkenalkan dirinya (di mana ini bisa saja menjadi salah satu masalah dalam jenis hubungan seperti ini), tapi saya telah menciptakan gambaran tentang dia dari pemahaman saya sendiri terhadap email-email dan telepon-teleponnya. Butuh waktu beberapa hari untuk terbiasa dengan bentuk nyata Brad sampai saya bisa "menyatukan"nya dengan kata-katanya dalam email maupun telepon.
Bagaimana kecelakaan itu bisa mengubah segalanya?
Akhir pekan kami bersama sebelum kecelakaan itu memang terasa aneh. Saya tahu bahwa setelah ini kami akan memutuskan apakah hubungan ini akan berlanjut atau tidak. Kita tidak bisa hanya menjadi sahabat pena selamanya. Saat kecelakaan itu, beberapa hal terjadi: saya melihat Brad dengan cepat mengambil alih situasi saat krisis dan saya menyadari bahwa dia memang seorang pria dewasa, itu adalah konfirmasi fisik dari apa yang sudah saya kenali dalam tulisan-tulisannya. Kedua, saya baru melihat bahwa saya takut pada komitmen dan bahwa saya nyaris menolak suatu pilihan yang sangat bagus. Kecelakaan itu membuat saya sadar dan bisa melihat semuanya dengan lebih jelas. Saya ingin menikah, dan Brad adalah pilihan yang sesuai. Saya menyayanginya namun saya juga begitu nyaman dengan kehidupan saya sebelumnya dan merasa tidak siap untuk membuat lompatan ke arah komitmen. Kecelakaan itu membuat saya menyadari bahwa hidup itu tidak bisa diduga, apa yang nyaman saat ini belum tentu bisa diandalkan besok. Sudah waktunya mengambil lompatan dalam iman dan cinta.
Apakah ada hal-hal positif yang terjadi selama anda berhubungan long distance dengan Brad?
Hubungan kami bertumbuh perlahan dan tanpa campuran dari ungkapan kasih sayang secara fisik... Pacaran jarak jauh membuat kita lebih fokus pada komunikasi.
Tapi bagaimana dengan bahaya dari terlalu intim secara emosional?
Godaan yang timbul biasanya adalah terlalu cepat membuka terlalu banyak dari diri anda. Dengan perbandingan yang sama, hubungan langsung perlu batasan-batasan secara fisik, sementara hubungan jarak jauh membutuhkan batasan-batasan secara emosional. Namun saya pikir godaan yang lebih besar adalah melanggar batas dalam hubungan jarak jauh. Lebih mudah menjadi "rapuh dan terbuka" dalam tulisan atau telepon dibandingkan bertemu secara langsung. Sebelum anda menyadarinya, anda telah membuka setiap sudut dan celah dari hidup dan hati anda, dan anda tidak bisa menariknya kembali. Dalam tahapan tertentu suatu hubungan, keterbukaan yang dalam memang sudah sewajarnya, namun tidak dari awalnya. Keinginan untuk dikenal memang sangat kuat, tapi penting untuk tidak terburu-buru dengan keterbukaan emosional.
Bagaimana anda menghindari godaan itu?
Saya berbagi email-email awal kami dengan keluarga saya. Mereka menyukai hati Brad dan karakternya yang terbaca melalui kata-katanya. Orang tua saya dapat saya andalkan dalam ikut menjaga beberapa area termasuk keterbukaan emosional. Penting bagi Brad maupun saya untuk saling bertemu dengan keluarga masing-masing dahulu sebelum salah satu di antara kami pindah agar lebih dekat dengan yang lain. Pertunangan terjadi dengan cepat beberapa saat setelah kami tinggal di satu kota yang sama. Seperti dalam hubungan yang lain, berkat dari orang tua sangat penting. Jika orang tua atau mentor yang lebih dewasa dalam hidup anda tidak setuju dengan hubungan anda, pertimbangkanlah pendapat mereka.
Sementara ada banyak pertemuan pertama kali yang agak "kacau" dan terasa aneh, saya mengetahui ada banyak juga orang-orang yang melanjutkan hubungan jarak jauh mereka ke pernikahan yang kuat. Dan kapanpun sebuah hubungan berpotensi untuk menjadi sebuah keluarga Kristen baru, usaha anda dalam mengatasi dan melalui semua ke"aneh"an itu tidak akan sia-sia...
Sumber : boundless