Not Just Safe Sex With Condom….

Internasional / 5 November 2007

Kalangan Sendiri

Not Just Safe Sex With Condom….

Puji Astuti Official Writer
9665
Hari Sabtu lalu (3/11), LK3 (Lembaga Konseling Keluarga Kristen) mengadakan Open Eyes Seminar dengan tema Sexual Behaviour Transformation: Medical & Biblical Perspectives. Seminar yang diadakan di Landmark Building, Jakarta Pusat dengan mengundang seorang pakar yang sangat berkompeten di bidangnya, Dr. Andik Wijaya, MRep.Med.

Dikarenakan keprihatinan akan perilaku seksual masyarakat yang mengancam anak-anak dan keluarga, yang didorong oleh industri media dan pornografi, maka seminar ini digelar. Selain itu juga untuk membantu para konselor melayani mereka yang bermasalah dalam pernikahan. Jadi bisa ditebak jika sebagian besar pesertanya merupakan utusan gereja, dari gembala, leader dan konselor gereja. Dan tidak ketinggalan guru-guru dari sekolah Kristen pun ikut menghadiri seminar ini. Seminar ini dihadiri kurang lebih 300 orang peserta.

Dengan tema seks yang diusungnya, para peserta dengan sangat antusias menyimak setiap penjelasan dari Dr. Andik. Banyak hal yang dibukakan dan membuat setiap peserta menyadari pentingnya transformasi dalam perilaku seksual. Bagaimanapun juga Firman Tuhan itu simple dan practical sehingga sangat penting bagi setiap orang untuk kembali kepada Firman Tuhan dalam perilaku seksualnya.

Sebagai great imitator, sangat penting bagi setiap orang tua untuk menjalankan kehidupan pernikahan yang kudus karena anak-anak akan senantiasa mengikuti perilaku orang tuanya. Our action speak louder than our speech.

Dr. Andik juga membahas fakta-fakta yang terjadi di sekitar kita akibat perilaku sex bebas yang semakin berkembang di kalangan remaja. Banyak media yang semakin memperburuk kondisi ini. Apalagi menjelang hari AIDS sedunia 1 Desember nanti, beliau mengingatkan akan banyaknya organisasi yang masuk ke sekolah-sekolah dengan dalih penyuluhan AIDS tapi sebenarnya tidak menanamkan nilai-nilai moral yang positif. Pada dasarnya mereka menekankan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom. Padahal berdasarkan penelitian, keberhasilan kondom itu sendiri hanya berkisar sekitar 33%. Kita jangan  sampai terjebak dengan hal-hal seperti ini. Not just safe sex with condom, but no sex before merried.

AndikDr. Andik memang merupakan orang yang sangat berkompeten di bidangnya. Sebagai seorang dokter yang profesional di bidangnya, dia memberikan 80% waktunya untuk  menjalankan kampanye anti pornografi ini. Dr.Andik tetap konsisten mengajarkan nilai-nilai Alkitabiah dalam setiap hubungan antar manusia dan juga dalam perilaku seksual. Di akhir acara, reporter jawaban.com sempat mewawancarai Dr. Andik, MRep.Med. Berikut liputannya :

Dengan mimpi yang begitu luar biasa untuk membangun generasi muda dan keluarga bagi kemulian Tuhan, sejak kapan Bapak menjalankan pelayanan ini?

Pelayanan saya ini begitu evolutif (berjalan perlahan), sudah terjadi semenjak saya di mahasiswa. Jadi waktu mahasiswa tahun '84 / '85 itu, Tuhan mulai membuka kesempatan dalam pelayanan. Dan dalam pelayanan itu kesempatan lebih banyak dalam pelayanan LSD. Dan itu mau ga mau memaksa saya belajar banyak hal. Dan setelah lulus dari kedokteran, Tuhan membuka lapangan pekerjaan yang berhubungan dengan seks tadi. Lalu kemudian Tuhan membawa saya ke bidang yang lebih spesifik, reproduktif dan medikal yang sangat berhubungan erat dengan pelayanan yang saya jalankan. Dan saya tidak bisa menghindar dengan proses yang panjang itu, ini merupakan sesuatu hal yang harus saya lakukan.  Saya juga melihat situasi yang semakin mendesak untuk memang harus ada orang yang melakukannya, maka saya melangkah.

Kalau untuk Yada Institute itu sendiri?

Kalau YADA Institute itu sediri, baru tahun ini kami mulai menggelar acara-acara. Sebelumnya saya personal, lebih banyak bekerjasama dengan media-media. Ada beberapa media sekuler, pernah merintis satu kolom di Jawa Pos, kemudian di beberapa radio dan TV lokal di Surabaya, dan selama ini saya lebih banyak berbicara di kalangan sekuler dengan nilai-nilai Kristen. Tetapi kemudian Tuhan menuntun saya untuk lebih spesifik bicara secara tegas akan nilai-nilai Kekristenan. Mau ga mau, saya harus menjadikan hal ini sebagai pelayanan yang terorganisir. Jadi organisasi ini dibuat karena ada kebutuhan. Jadi kita sebenarnya bergerak bukan dengan organisasi, tapi Tuhan memimpin begitu panjang, sampai akhirnya saatnya perlu membuat organisasi, saya buatlah namanya Yada Institute. Institute itu sediri bukan sekedar institusi tapi lebih ke arah education (pengajaran).  Saat ini memang kita masih menjalankan program yang formal tapi ke depannya kita akan jalankan program yang formal. Ke depannya kita akan buat program Bio Ethic dan Biblical Sexology. Mempersiapkan orang-orang dari latar belakang kedokteran, psikolog, dan lain-lain untuk menjadi seorang ahli di bidang itu. Kalau kita bicara psikolog, memang banyak psikolog tapi dengan pandangan-pandangan yang sekuler. Sedangkan kita sedang mempersiapkan psikolog yang berpandangan kuat sesuai dengan Firman Tuhan. Yang kami lakukan itu dengan kerinduan besar untuk menjangkau jiwa-jiwa. Karena itu visi kami di Yada Institute, kita membawa setiap orang itu untuk mengalami keintiman yang abadi dengan Tuhan. Menjadi partner gereja terpercaya dalam pendidikan seks. Sehingga lahirlah website kami http://www.yadainstitute.org/ awal tahun ini.

Pertanyaan terakhir nih pak, Apa pesan Bapak bagi pembaca jawaban.com yang memang didominasi oleh anak-anakmuda?

Pesan saya, anak muda harus selalu mengingat Firman Tuhan. Jangan menjadi serupa dengan dunia ini tapi berubahlah oleh pembaharuan budimu (Roma 12:2). Jangan takut berbeda tapi beranilah untuk berbeda. Itulah tema yang kita usung untuk acara konferensi Kekudusan bagi para pelajar dan mahasiswa di Surabaya tanggal 1 Desember, Dare To Be Different. Jadi buat para pengunjung jawaban.com, silakan datang ke Surabaya untuk menghadiri acara tersebut.

Dengan hati dan mimpi yang begitu luar biasa, kita harus berharap semakin banyak dokter-dokter yang bangkit menanamkan nilai-nilai Illahi dalam kehidupan profesional mereka. Berkembangnya perilaku seksual yang semakin memprihatinkan, berharap seminar-seminar semacam ini semakin sering dilakukan dengan peserta yang semakin beragam.

Sumber : jawaban.com/Lestari
Halaman :
1

Ikuti Kami