Suami Anda Seorang Perfeksionis?

Marriage / 2 November 2007

Kalangan Sendiri

Suami Anda Seorang Perfeksionis?

Fifi Official Writer
5399
Suami Anda seorang perfeksionis? Semua yang ada harus sempurna menurut keinginannya. Kalau tidak sempurna, bisa-bisa menimbulkan rasa cemas dan memunculkan kemarahan pada diri suami. Mau melawan takut muncul pertengkaran. Tapi mengalah terus bukan jalan keluar mengatasi perilaku perfeksionisnya.

Hingga saat ini, para ahli psikologi belum mengetahui penyebab perilaku perfeksionis. Namun ada ahli yang mengatakan perilaku tersebut karena bawaan genetik ataupun pola asuh orangtua dan lingkungan. Seperti, orangtua yang menerapkan disiplin ketat terhadap anak-anaknya. Misalkan, si anak harus bangun dan tidur tepat waktu serta kamar tidur pun harus rapi dan bersih. Nah, karena dibesarkan dengan pola seperti itu, bisa jadi saat-tumbuh menjadi seorang dewasa yang terbiasa dengan standar kesempurnaan tersendiri.

Lalu, apa yang terjadi bila dia melihat benda, misalnya, sapu yang tidak pada tempatnya? Maka perasaan cemas akan timbal pada suami. Bila sang suami mempunyai emosi yang tinggi, maka ia akan melampiaskan kecemasannya dengan marah-marah atau tak mustahil dengan tindakan fisik, memukul atau menendang, misalnya. Bila si perfeksionis penyabar tinggi, paling-paling dia akan mengerjakan sendiri meski dengan wajah masam. Bila keadaan itu terus menerus terjadi, bisa saja si perfeksionis akan pergi karena tidak sesuai dengan keinginan hatinya.

Bicarakan baik-baik
Mungkin beberapa teman si perfeksionis bisa secara mudah menghindarinya. Tapi untuk Anda sebagai istri akan sulit juga karena berada dalam satu rumah. Mungkin Anda akan bertindak tetap sabar dan berusaha mengalah dengan perilaku pasangan. Namun sikap selalu mengalah cepat atau lambat akan menimbulkan kelelahan, baik fisik dan mental. Bila terus menerus dibendung, lama-kelamaan akan jebol juga benteng kesabaran. Sikap mengalah bukan solusinya. Sebaiknya, Anda memberikan pengertian pada suami dengan cara yang baik. Namun untuk membicarakan masalah ini, pilihlah waktu yang tepat. Ingat, kunci keharmonisan dari suafu perkawinan karena komunikasi.

Jika telah ada waktu yang baik untuk bicara, utarakan pada pasangan atau suami bahwa sifat dia membuat lelah Anda dan orang di sekitarnya. Tidak ada salahnya Anda menanyakan pada suami standar apa yang diinginkan dalam berbagai hal. Misalnya, tentang kebersihan dan menata barang-barang di rumah dan lain-lainnya. Saat menjawab pertanyaan ini, bisa saja suami malah tidak tahu.

Bila jawaban yang keluar menurut anggapan Anda mustahil untuk dilakukan, tidak ada salahnya Anda menawar standar tersebut. Misalnya, jelaskan pada suami tidak apa-apa punya rumah sedikit berantakan karena punya anak balita. Katakan pada suami bahwa seusia anaknya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan benda-benda yang dilihatnya. Katakan berantakan sedikit tidak apa-apa demi si buah hati.

Pada saat mengungkapkan pendapat atau tawar menawar tadi sebaiknya dinyatakan secara spesifik dan tetap berfokus pada satu masalah. Selain itu tidak perlu dengan nada marah atau tinggi. Apalagi saat membicarakan masalah itu, Anda mengungkit ungkit juga mengenal kesalahan atau ketidaksempurnaan yang pernah dilakukan suami. Bukannya hasil yang didapat justru pertengkaran yang akan terjadi.

Jika Anda merasa sudah membicarakannya dengan baik-baik namun belum ada perubahan, jangan menyerah. Untuk dapat mengubah karakter seseorang yang telah terbangun sejak lahir, bisa dikatakan nyaris mustahil. Oleh sebab itu jangan lupa selalu mendoakan sang suami perfeksonis. Ya, biarlah Anda melakukan bagian Anda sebagai isteri namun jangan lupa untuk mengundang Roh Kudus bekerja mengubahkan karakter suami Anda.
Halaman :
1

Ikuti Kami