Penasaran mengapa yang berat badannya berlebih sulit menjadi langsing sementara yang langsing tak berubah bentuk badannya? Para peneliti di Mayo Clinic, Amerika Serikat, memasang pakaian dalam khusus yang dilengkapi sensor gerak di tubuh para sukarelawan.
Ternyata ada perbedaan aktivitas yang mencolok antara yang gemuk dan kurus. Seperti yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Science, mereka yang berbadan berat cenderung duduk-duduk saja sedang yang kurus terus bergerak.
Mereka yang berat badannya tidak berlebih, menghabiskan setidaknya dua jam sehari di atas kakinya: berdiri dan berjalan mondar-mandir. Ketika energi yang dikeluarkan ini diukur, jumlahnya mencapai 350 kalori sehari, cukup untuk yang berat badannya berlebih menurunkan 13-18 kilogram lemak setiap tahunnya, bila mereka mau bergerak.
Seperti yang dikutip The New York Times, para peneliti percaya bahwa kecenderungan duduk diam atau terus bergerak ini sudah ada sejak lahir, diperintah oleh gen tertentu yang berperan dalam tingkat kimia otak.
"Kecenderungan itulah yang memicu kegemukan dan bukan sebaliknya," kata Dr James Levine, dokter ahli gizi dan endokrinologi yang memimpin tim peneliti NEAT (Non-Exercise Activity Thermogenesis).
Aktivitas yang tergolong dalam NEAT antara lain bekerja, bersenang-senang, duduk, berdiri, berjalan, berjingkat, main gitar, menari, dan berbelanja. Berdiri misalnya, membutuhkan lebih banyak energi dibanding duduk, dan berjalan-jalan 1,6 km dalam sejam bisa membakar kalori dua kali lebih banyak dibanding duduk.
Tim Levine bahkan mengukur berapa energi yang dibakar bila seseorang mengunyah permen karet: 11 kalori per jam bila mengunyah enam permen karet sekaligus.
Tujuan NEAT membantu orang yang benar-benar tak sempat berolahraga. Bahkan untuk pasien obesitas berat, pada tahap awal Levine hanya menyarankan tiga kali berdiri dalam sehari yang masing-masing ditambah berjalan 15 detik. Gampang bukan?