Persaingan Kakak Adik

Parenting / 18 October 2007

Kalangan Sendiri

Persaingan Kakak Adik

prisca Official Writer
5265
Suatu kali Bill Cosby berkata, " Anda belum sepenuhnya menjadi orang tua sampai anda memiliki dua anak. Orang tua dengan satu anak tidak akan benar-benar mengerti kalimat ini. Orang tua dengan 2 atau lebih anak akan nyambung dengan kalimat ini. Mereka akan langsung menghubungkannya dengan percekcokan dan perkelahian yang nampaknya tidak pernah berhenti antara kakak-adik.

Namun, memiliki anak lebih dari satu membuat anak belajar banyak hal. Mereka belajar berbagi, bagaimana menjadi seorang teman, bagaimana mengasihi dan akur dengan orang lain, dan bagaimana berhubungan dengan kakak / adik. Banyak aspek-aspek positif bagi kehidupan berkeluarga dengan anak lebih dari satu, walau banyak orang tua yang akan mengatakan, " Tidak di keluargaku!"

Perkelahian terus-menerus antara kakak-adik ini adalah salah satu frustasi terbesar yang para orang tua alami. Mereka merasa apapun yang mereka perbuat tidak ada yang berhasil. Reaksi tipikal para orang tua terhadap perkelahian adalah : berteriak "Diam! Kalian membuat aku gila!" , berpihak pada salah satu anak, mengancam, menuduh, mengabaikan perasaan-perasaan negatif, dan menggantikan anak-anak dalam menyelesaikan masalah mereka. Semua reaksi ini hanya menambahkan bensin ke api.

Daripada bereaksi terhadap perkelahiannya, orang tua dapat memilih untuk bersikap proaktif. Mereka bisa tidak ikut campur dalam perkelahiannya dengan cara yang tidak menghakimi. Anak-anak perlu memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri. Orang tua bisa mengajari mereka skill bernegosiasi pada saat sedang tenang. Ajari anak anda mengatakan, " Aku akan memberikan bola ini, ditukar dengan mobil-mobilan itu." Ini akan membantu mereka belajar skill win-win yang suatu saat akan mereka butuhkan dan berguna kelak.

Hal lain yang orang tua bisa lakukan adalah tunjukkan rasa percaya diri bahwa anak-anak anda akan menyelesaikan masalahnya sendiri. " Aku lihat ada 2 anak dan 1 boneka, dan aku tahu kalian berdua bisa menyelesaikan masalah ini bersama-sama sehingga kalian berdua akan sama-sama senang." Percayalah dan anda akan terkejut.

Atau, para orang tua dapat meminta mainan itu, dengan penuh kasih tentunya. Mereka dakan memberikan mainan tersebut. Carol DeVeny, pemilik Daycare, bersikap skeptis pada awalnya. Namun, dia menceritakan bahwa kedua anak itu berhenti berkelahi, memberikan mainan itu padanya,dan berkata " Kami akan berbagi, mami." Carol berkata hal itu membuatnya terharu.

Dan akhirnya, para orang tua harus ingat untuk menegaskan dan menerima semua perasaan-perasaan. Semua perasaan dapat diterima, tapi tidak semua tindakan dapat diterima. Orang tua dapat berkata, " Kamu merasa marah pada adikmu karena dia merusakan trukmu. Kamu bisa mengatakan padanya, tapi tidak boleh memukulnya." Camkanlah bahwa perasaan tidak enak harus dikeluarkan sebelum kita bisa mendapatkan perasaan yang baik.

Pada saat para orang tua bereaksi terhadap perkelahian dengan perkelahian, tanpa disadari mereka mendukung persaingan kakak-adik. Generasi masa depan akan membutuhkan skill bernegosiasi dan bekerja sama dalam hubungan bisnin dan pribadi mereka. Orang tua dapat mulai dari sekarang untuk mengajari anak-anaknya keahlian yang penting ini.

Sumber : Shirley King, www.positiveparenting.com
Halaman :
1

Ikuti Kami