Idul Fitri Memantapkan Kemanusiaan Universal

Nasional / 12 October 2007

Kalangan Sendiri

Idul Fitri Memantapkan Kemanusiaan Universal

yosefel Official Writer
5486

Oleh Syafii Anwar diambil dari harian Sinarharapan

JAKARTA - Idul Fitri 1 Syawal 1428 Hijriah telah tiba. Esensi Idul Fitri tidak bisa dilepaskan dari bulan suci Ramadan. Bila kita merayakan Idul Fitri maka yang berhak untuk merayakan itu sebenarnya adalah mereka yang melakukan ibadah puasa sebulan penuh. Bukan hanya puasa dari makan dan minum, tapi puasa dari segala perbuatan yang buruk. Mengapa?

Sebab puasa itu bisa dikatakan sebagai proses pembakaran dosa. Dalam Syariat Islam sendiri sudah ditegaskan bahwa selama sebulan penuh, manusia mampu menjalankan ibadah ini, mereka akan menuju tingkatan kehidupan sempurna.

Puasa pada dasarnya bersifat pribadi. Namun, dari sifat ibadah yang pribadi itu harus ditransformasikan ke kehidupan sosial. Karena ibadah puasa itu sebagai pelajaran yang harus dirasakan: bagaimana jika sekeliling kita tidak makan atau tidak mempunyai kemampuan cukup untuk meningkatkan gizi dan taraf kehidupannya.

Sisi dimensi sosial dari ibadah puasa inilah yang sebenarnya sangat penting. Apalagi saat ini jumlah angka kemiskinan terus bertambah dan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan sangat sulit.

Maka di sinilah esensi penting dari Idul Fitri yakni bagaimana memperkuat dan memantapkan semangat kemanusiaan universal, bukan saja semangat kemanusiaan hanya untuk kalangan Muslim, melainkan seluruh umat manusia.

Jadi, semangat ibadah untuk mendapatkan pahala atau ganjaran yang berlipat seperti dijanjikan Sang pencipta, juga harus diikuti oleh semangat kepedulian untuk membantu sesama, terutama kaum miskin atau duafa, papa, tertindas, dan mereka yang hidup dalam tekanan-tekanan pihak lain.

Semangat solidaritas untuk membangun kemanusiaan universal itu makin relevan dikaitkan dengan apa yang dialami rakyat Indonesia dalam dua tahun terakhir yakni bencana demi bencana, mulai dari banjir, gempa bumi dan gelombang tsunami dahsyat di Aceh, Nias, Jawa Barat dan Jawa Tengah serta Yogyakarta, kebakaran hutan dan asap tebal serta banjir lumpur Lapindo yang kian memprihatinkan.

Pertanyaannya: "masihkah kita tidak mau peduli dan tidak mau bertanggungjawab atas peringatan Allah tersebut?".

Fenomena dan rangkaian bencana dan cobaan dahsyat yang mungkin masih akan dihadapi masyarakat dan bangsa ini ke depan, menguatkan kita bersama untuk membangun kemanusiaan universal itu.

Jadi, Idul Fitri yang suci, kembali ke fitrah diri yang bersih, jangan menjadi ritual pribadi atau keluarga dan setelah itu selesai, lalu kita melupakan lagi lingkungtan kita yang masih penuh dengan kemiskinan dan keterbelakangan.

Empati pada Kemanusiaan
Idul Fitri juga tidak hanya diusahakan untuk membangun kemanusiaan universal tapi juga bagaimana menumbuhkan empati pada kemanusiaan itu. Kita baru saja diperlihatkan oleh suatu perbuatan sangat sadis terhadap seorang pendeta di Poso. Kasus ini membuat kita prihatin sekaligus bertanya, "Adakah yang salah pada pendeta tersebut?"

Dalam kerangka inilah, kaum Muslimin yang merayakan Idul Fitri, juga harus mempunyai kepedulian dan empati yang tinggi pada kekerasan terhadap manusia, apalagi terhadap pendeta, seorang yang bertugas membawa umatnya ke jalan yang benar dan menghindari perbuatan-perbuatan dosa.

Dengan kata lain, Idul Fitri saat ini juga harus mempu memberi pencerahan pada kemanusiaan, karena cara -cara kekerasan seperti di atas, termasuk juga teror bom yang pernah dilakukan, tidak dibenarkan oleh kemanusiaan.

Terkait dengan itu, menghadapi Idul Firi ini, kita pun masih menghadapi kasus kemanusiaan yang sungguh sangat memprihatinkan. Lihat saja bagaimana kasus pembunuhan pejuang hak asasi manusia (HAM) Munir. Dia terbunuh, tapi sampai sekarang tak jelas atau memang sengaja disamarkan siapa pembunuhnya, sampai waktu yang melupakan.

Sungguh, kemanusiaan tengah diinjak-injak. Idul Fitri harus mampu membangkitkan kepedulian itu demi kemanusiaan.

Penulis adalah pendiri dan Direktur Eksekutif International Centre for Islam and Pluralism.

Tidak lupa kami segenap pengurus editorial www.jawaban.com, mengucapkan selamat Idul Fitri 1 Syawal 1428 H, kepada Anda yang merayakannya. Mohon maaf lahir dan batin.

Sumber : sinarharapan
Halaman :
1

Ikuti Kami