Sebagai contoh, misalkan Andi saat ini berusia 30 tahun dan berencana untuk menyisihkan sebesar Rp 500.000 setiap bulannya sampai usia pensiun 55 tahun dalam insvestasi yang memberikan tingkat bunga sebesar 9% per tahunnya. Begitu ia memasukan usia 55 tahun, Andi akan memiliki kekayaan lebih dari Rp 560 juta. Akan tetapi bila ia memutuskan untuk menunda pelaksanaan menabung satu tahun saja dan memulainya saat usia 31 tahun, begitu ia berusia 55 tahun, ia hanya akan memperoleh sekitar Rp 506 juta.
Penundaan satu tahun dengan total dana penyisihan sebesar Rp 6 juta, akan berakibat berkurangnya dana masa depan sebesar hampir Rp 55 juta atau total kehilangan sebesar 9 kali dari total tabungan regular. Bagaimana bila Anda menudannya 5, 10 tahun? berapa harga yang harus Anda bayar karena kebiasaan menunda ini? Tentunya akan sangat besar.
"Overspending" Harus Diatasi
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki. Tapi sebelum bicara mengenai cara mengatasinya, ada baiknya kita lihat dulu apakah Anda terkangkit virus "overspending"? Ikuti pertanyaan berikut ini:
Apabila Anda menjawab "ya" paling sedikit lima pertanyaan di atas, bisa jadi Anda sudah mulai terjangkit virus "overspending". Bila penyakit ini sudah kronis, akan sangat sulit untuk dapat mengobatinya.
Hal ini sangat berkaitan dengan kebiasaan yang Anda lakukan sehari-hari. Untuk mengubahnya dibutuhkan tekad dan keuletan agar keluar dari kebiasaan buruk belanja tanpa kontrol.
Untuk itulah kami menawarkan satu tindakan praktis yang sebaiknya dilakukan, yaitu menabung secara sistematis. Bagaimana caranya?
Selama ini, pola menabung yang umum dilakukan adalah dengan menabung dari sisa belanja bulanan keluarga. sudah tidak zamannya lagi melakukan pola itu. Mulai sekarang kami menawarkan pola menabung yang baru dan lebih efektif, yaitu dengan membayar untuk diri Anda sendiri (menabung) diawal setiap mendapatkan penghasilan bulanan.
Bila dipelajari, Anda membayar orang lain terlebih dahulu bukannya diri Anda sendiri. Anda membayar tukang roti bila Anda membeli roti, Anda membayar tukang potong rambut langganan Anda apabila selesai menata rambut Anda. tapi pertanyaannya, kapan Anda membayar untuk diri Anda sendiri?
Jadi sudah sebaiknyalah Anda membayar untuk diri Anda sendiri sebelum Anda membayar untuk orang lain. Jangan menabung setelah Anda menggunakan pendapatan selama sebulan atau apa yang tersisa, tapi Anda harus menyisihkannya dimuka.
Kami menganjurkan sebagai awal, Anda menabung 10% dari pendapatan regular bulanan. 10% dari pendapatan tidak akan merubah gaya hidup yang Anda jalani. Dengan 10% yang Anda sisihkan, Anda akan membangun sebuah kapital yang pada akhirnya memberikan penghasilan kepada Anda. Tapi dengan satu syarat mutlak yang harus dipegang, jangan pernah mengambil dari dana yang Anda sisihkan sebesar 10% setiap bulannya untuk masa depan.
Demikianlah hal-hal berkaitan dengan pola menabung yang bijak yang bisa Anda lakukan dan praktekan dalam keuangan keluarga. Semoga ulasan singkat ini membantu Anda dalam membangun kebiasaan menabung untuk mencapai kesejahteraan yang didambakan.
Diambil dari Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.
Sumber : Harian Umum Sore Sinar Harapan