Hati-hati Bila Minum Jamu

Nasional / 6 September 2007

Kalangan Sendiri

Hati-hati Bila Minum Jamu

Puji Astuti Official Writer
8425
Ribuan orang diyakini sudah menjadi korban jamu palsu PT Shadewo. Jamu palsu asal Banyumas ini diduga telah beredar luas. "Paling banyak ke Jakarta. Sudah sampai ke Medan dan Lampung bahkan Sampang Madura," ujar Komisaris Besar Polisi Didid Widjanardi, Kepala Unit I Direktorat Tindak Pidana Tertentu Badan Reserse Kriminal Polri dalam dialog Liputan 6 Petang, Rabu (5/9).

 

Bisa dipastikan, tambah DIdi, 27 produk PT Shadewo adalah palsu. Sebanyak 17 di antaranya adalah jamu untuk asam urat dan sehat lelaki. Jangankan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan, izin usaha pun tak punya. Parahnya, selain bahan kimia obat, jamu buatan PT Shadewo dicampur semen.

 

Jamu oplosan ini sangat sulit dideteksi. "Sulit dibedakan secara kasat mata karena warna, bau, dan kekentalan sama," jelas Dr. Marius Widjajarta dari Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan. Cara yang paling aman adalah dengan membeli di agen-agen khusus. "Badan POM harus lebih mengawasi peredaran obat keras jangan sampai jatuh ke tangan yang tidak berwenang," tambah Marius.

 

Dampak negatif dari jamu oplosan diamini oleh Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Dokter Marius Widjajarta di Jakarta, baru-baru ini. Menurut Marius, racikan obat kimia dan semen dalam jamu menimbulkan gangguan ginjal.

 

Hal ini dibuktikan tim investigasi SCTV saat memantau pembuatan jamu kimia di Cilacap, Jawa Tengah. Jamu asam urat dan pegal linu, misalnya. Bahannya bukan hanya racikan tumbuhan dan tepung jamu. Peracik ternyata menggunakan berbagai obat kimia seperti CTM dan parasetamol. Obat kimia digiling halus hingga berbentuk tepung lalu dicampur tepung jamu. Takarannya tidak ditentukan. Usai tercampur, jamu palsu pun dikemas. Bahkan produk jamu kimia ini memiliki nomor ijin edar berkode TR dari Balai Pengawas Obat dan Makanan.

 

Kios

Penggrebekan pabrik pembuat jamu palsu PT Shadewo Sinar Jaya sangat memukul para penjual jamu di Banyumas, Jawa Tengah. Omzet para pedagang jamu tradisional turun drastis hingga 50 persen.

 

Kepada SCTV, Rabu (5/9), para pedagang mengaku kios yang sebelumnya ramai, kini sepi pengunjung. Hal ini diduga karena ketakutan konsumen akan adanya jamu yang mengandung ramuan bahan kimia atau semen putih.

 

Gudang pabrik PT Shadewo digrebek pada 27 Agustus 2007. Polisi menyita ribuan kardus jamu yang mengandung bahan kimia. Selain menyita ribuan kardus jamu palsu, polisi juga menangkap pemilik pabrik.

 

Kesehatan memang sangat penting, olehnya lebih baik selektif dalam mengkonsumsi sesuatu. Bahkan akan lebih baik lagi jika menjaga kesehatan dengan olahraga teratur dan komsumsi makanan sehat dan alami. Hal ini akan mengurangi efek samping, dari pada menggunakan obat-obatan, multivitamin maupun jamu yang mengandung unsur kimiawi. (VM)

Sumber : Liputan 6
Halaman :
1

Ikuti Kami