Infeksi bakteri ke saluran kemih ini ada yang bergejala dan ada yang tidak. Untuk ISK yang bergejala, Sugi menjelaskan gejala pada masing-masing orang tidak sama.
Gejalanya antara lain:
• sakit di perut bagian bawah, di atas tulang kemaluan
• kencing sakit, terutama pada akhir kencing
• anyang-anyangan atau kencing tidak tuntas dan rasa masih ingin kencing lagi. Walaupun bila dicoba untuk berkemih tidak ada air kemih yang keluar
• sering berkemih
• jika infeksi sudah berlanjut, bisa demam
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.
Beberapa faktor resiko yang membuat seseorang bisa terkena ISK:
a. Salah cebok. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi dengan cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara cebok seperti ini sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
b. Kebiasaan menahan kencing. Pada wanita, jika menahan kencing, uretra menjadi semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluran kencing. Sedangkan pada pria, meski dia menahan kencing, uretranya tetap panjang.
c. Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. "Hal ini menyebabkan uretra penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran kencing dan mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis," jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut "honeymooners cystitis. Keluhannya seperti kencing sakit dan anyang-anyangan.
d. Penyakit kelamin. Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra dan meghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah.
e. Batu di daerah saluran kencing. Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang. "Misalnya ada infeksi berulang pada saluran kencing, kemungkinan disebabkan adanya onfeksi di batu di saluran kencing. Batu tersebut terinfeksi dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman," kata Sugi.
Wanita yang sedang mengandung juga sering terserang ISK. Hal ini karena terjadi perubahan hormonal dan perubahan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh menjadi menurun sehingga kuman-kuman mudah masuk dan lebih mudah mengakibatkan infeksi. Karena itu, biasanya ibu hamil juga diminta periksa urin dan untuk dilihat apakah kemungkinan terkena ISK tanpa gejala. Infeksi ini tentu berpengaruh terhadap kehamilan dan janin. Harus dijaga betul agar jangan sampai terkena ISK. Jika terlambat, ISK bisa menyebabkan penyumbatan pada saluran indung telur, kehamilan di luar kandungan, dan sebagainya. Jadi, jika ditemukan ISK sebaiknya harus cepat-cepat diobati sebelum berlanjut. "Sekarang banyak obat untuk ibu hamil yang cukup aman. Bahkan dengan dosis tunggal," tambah Sugi.
Kloset jongkok lebih aman
Agar terhindar dari ISK, Sugi menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
- Menjaga kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing
- Bersihkan organ intim dengan sabun karena dengan air saja tidak cukup. Gunakan sabun khusus dengan pH balanced (seimbang). Jadi lebih bersih. "Jika pada situasi tertentu tidak ada sabun, ya dengan air bersih."
- Jika kencing di toilet umum, sebaiknya gunakan toilet jongkok daripada duduk. Toilet jongkok tidak membuat kita bersentuhan langsung dengan permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakan sebaiknya bersihkan dulu pinggiran toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tissue dan cairan pembersih dudukan toilet. Karena itu, gunakanlah fasilitas itu sehingga tidak tertular penyakit-penyakit yang biasa ditularkan akibat kontak dengan toilet tersebut.
- Jangan cebok di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran.
- Cebok yang benar, yaitu dari depan ke belakang. Bukan dari arah sebaliknya.
- Tidak menahan kencing. Kencinglah sebelum melakukan perjalanan jauh atau sebelum melakukan hubungan seks.
- Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab. Sumber : kcm