Setelah pernikahan, adalah hal yang biasa jika kita melihat sisi lain pasangan kita, bahkan mungkin sisi lainnya itu membuat kita berkata: "kalau tau begini gak bakalan mau deh". Berikut adalah hal-hal yang bisa kita lakukan.
Waktu. Semakin lama kita menikah, semakin banyak waktu yang kita punya untuk mengamati tingkah laku pasangan. Kita akan melihat hal-hal yang tidak terlihat dahulu kala.
Jarak. Sekarang kita dapat melihat si dia dari dekat. Tidak ada akhir dari suatu kencan, tidak ada "Sampai jumpa minggu depan." Banyak tingkah laku yang tidak muncul atau tersembunyi pada saat kencan. Sekarang kita bisa melihat dia waktu lapar dan lelah. Sewaktu seorang laki-laki sedang lapar kita akan lihat sisi lain dari dia yang tidak pernah kita ketahui.
Hasrat. Selama masa perkenalan dan penjajakan kita hanya melihat apa yang kita mau. Kita cenderung membentuk suatu sosok di pikiran kita yang pas dengan yang kita inginkan. Dalam hati, kita membentuk sosok tersebut yang akan membuat kita bahagia
Jadi pertanyaannya sekarang menjadi, "Apakah yang harus kulakukan sekarang setelah mengetahui kenyataan bahwa dia berbeda dari yang aku pikirkan?"
Memperdebatkan apakah dia salah merepresentasikan dirinya atau kita yang salah membaca dirinya tidak akan menyelesaikan apapun. Berikut adalah tiga langkah yang dapat kita lakukan :
Pilihlah untuk mencintainya. Seperti yang dikatakan Efesus 5:32 bahwa pernikahan merefleksikan hubungan antara Kristus dan gereja. Gereja memiliki kekurangan, namun Kristus tetap mengasihinya.
Lihatlah mungkin kita sendiri juga berubah. Yesus memperingatkan kita di Matius 7:1-2 bahwa ukuran yang kita gunakan untuk menghakimi orang lain akan digunakan untuk mengukur kita juga.
Sadarilah bahwa kita punya hak untuk untuk menunjukkan rasa peduli. Sampaikan isi hati kita pada suami kita dengan cara yang membangun dengan harapan dia mau berusaha untuk berubah, atau setidaknya mengerti bahwa kita peduli.
Erika terkejut sekali pada saat konselor tidak mau 'memperbaiki' Jimmy. Bukannya sang konselor tidak tahu bahwa Jim harus berubah dalam hal bekerja dan kebiasaan-kebiasaannya. Tapi konselor itu juga melihat bahwa Erika mencoba untuk mengendalikan suaminya.
Pada saat Erika berkonsultasi dengan sang terapis, Erika melihat bagaimana dia menjadi kurang ekspresif dan semakin menarik diri. Dia belajar untuk tidak mengkomunikasikan rasa frustasinya kepada Jimmy dengan cara yang membuat Jimmy merasa tidak dihormati.
Erika menemukan bahwa begitu dia dan Jimmy menunjukkan semakin banyak kebaikan hati dan rasa kepedulian satu sama lain, perasaannya terhadap Jimmy pun semakin dalam.
Sumber : by Glenn Lutjens, www.focusonfamily.com