Bunga Untuk Mama

Kata Alkitab / 31 July 2007

Kalangan Sendiri

Bunga Untuk Mama

Admin Spiritual Official Writer
16747
Pada suatu pagi, seorang pengusaha muda dengan tergesa-gesa berangkat ke kantor. Karena tidak sempat sarapan, ia singgah ke sebuah toko roti untuk membeli roti.

Saat memilih roti, ia melihat seorang anak kecil yang usianya kurang lebih 10 tahun. Anak tersebut ingin membeli bunga, tetapi uangnya tidak cukup untuk membeli bunga yang dipilihnya.

Melihat ekspresi sedih dari anak kecil itu, ia pun bertanya, "Untuk siapa bunga itu nak?" Si anak kecil itu pun menjawab, "Saya mau membelikan bunga itu untuk mama, karena hari ini mama berulang tahun."

Si pengusaha tersentak, "Oh ya, aku hampir lupa; hari ini istriku juga berulang tahun. Kalau sampai aku lupa membelikan hadiah, ia pasti marah."

Si pengusaha pun segera membeli seikat bunga dan meminta agar diantar ke rumahnya. Ia juga memberi uang kepada si anak kecil, agar si anak kecil itu dapat membeli bunga untuk ulang tahun mamanya.  Si anak sangat senang dan ia sangat berterima kasih pada pengusaha tersebut.

Si pengusaha segera bergegas melanjutkan perjalanannya ke kantor. Saat mengendarai mobil, ia melewati anak kecil tadi dan terheran karena anak itu menuju ke pemakaman umum yang sering ia lewati saat ia menuju kantornya. Ia pun menghentikan mobilnya dan mengikuti anak kecil tersebut.

Ternyata anak itu menuju ke satu makam yang masih baru. Si pengusaha bertanya, "Nak, ini makam siapa?" Si anak menjawab, "Ini makam mama saya, Om. Hari ini mama berulang tahun, tetapi sayang, mama meninggal dunia dua hari yang lalu. Saya datang ke makam ini untuk membawakan mama bunga serta mengucapkan selamat ulang tahun." Dengan meneteskan air mata si anak melanjutkan, "Saya tinggal bersama paman. Papa telah pergi bersama wanita lain setahun yang lalu, pergi meninggalkan mama dan saya. Mama tidak punya siapa pun selain saya. Tidak ada yang mempedulikan mama dan tidak ada yang ingat hari ulang tahun mama."

Si pengusaha tersentak, ia teringat akan istrinya. Dengan segera ia kembali ke toko bunga dan mengantar bunganya sendiri ke rumah.

Setibanya di rumah, ia berlari mendapatkan istrinya. Ia mencium dan memeluk istrinya, serta berkata, "Sayang, selamat ulang tahun." Sambil meneteskan air mata haru ia berkata lagi, "TUHAN terima kasih, karena Engkau masih memberi kami waktu dalam suatu keluarga utuh."

Banyak di antara kita yang terlalu sibuk dengan aktivitas rutin yang membuat kita melupakan peristiwa penting yang harus dinikmati bersama dengan orang-orang yang kita kasihi: orang tua, suami, istri, anak dan saudara-saudara kita.

Hari ini kita masih diberi kesempatan untuk hidup, dan semua itu hanyalah merupakan KASIH KARUNIA TUHAN. Sebab itu jangan tunggu sampai besok dan jangan menunda untuk menunjukkan kasih kita kepada mereka, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada esok hari.

Halaman :
1

Ikuti Kami