Aku? Selingkuh? Tak Mungkin!

Marriage / 23 July 2007

Kalangan Sendiri

Aku? Selingkuh? Tak Mungkin!

prisca Official Writer
11571
Anda mengira selingkuh tidak akan terjadi pada anda, tidak bisa terjadi pada anda.
Anda pikir, ga mungkin! Saya ngga seperti itu! Cobalah pikirkan kembali...

Bermain-main Dengan Api (Awas Terbakar)

Dulu saya pikir ini tidak apa-apa.

Dia adalah salah seorang staff sekretariat gereja, jadi kami banyak menghabiskan waktu bersama. Dia sering datang ke ruanganku dan kami banyak mengobrol. Sekali-kali dia menceritakan padaku mengenai permasalahan-permasalahan dalam pernikahannya, dan saya memberikannya nasehat-nasehat. Tapi seharusnya saya berhenti pada saat itu juga, karena saya telah memenuhi suatu kebutuhan di mana saya tidak punya hak untuk memenuhinya.

Kami tidak pernah bersentuhan, kami tidak pernah berciuman, bahkan kami juga tidak pernah mengutarakan perasaan-perasaan yang terpendam. Tapi jelas sekali ada ketertarikan satu sama lain, dan saya suka getaran itu. Rasanya menyenangkan.

Bagi aku itu semua hanya ada di pikiranku saja, tapi ternyata semakin lama semakin berkembang. Aku mulai memikirkannya pada saat akhir pekan. Aku terus mengatakan pada diriku sendiri, "Aku bisa mengatasi ini. Ini belum terlalu jauh, semuanya oke-oke saja". Tapi bisa saja terlanjur jauh, karena ada kesempatan yang mengintai.

Terkadang, aku merasa takut. Aku berpikir, "Aku tidak mau melakukan ini. Aku punya istri yang luar biasa, aku punya sebuah keluarga. Aku tidak mau menjalani jalan ini". Aku tahu ini tidak benar.

Lalu suatu hari saya sedang menelpon di ruanganku, saat dia muncul di belakangku dan mencubit punggungku. Pada saat itulah rasa takut menyadarkan aku kembali. "Saya akan  menceritakan hal ini pada istriku" kataku padanya.

Ambil Keputusan

Pertama kali aku bicara pada gembala senior di gerejaku. Kemudian aku pulang. Secara fisik aku tidak mengkhianati istriku, tetapi pikiranku telah mengarah ke sana. Aku tidak setia dalam pikiranku dan dalam hal tidak mengatakan pada istriku apa yang saya tahu akan terjadi tapi tidak mau mengakuinya. Saya harus mengatakan padanya sekarang.

Saya telah membahayakan hubunganku dengan Tuhan dan dengan istriku. Saya mencintai istri saya. Bahkan, tidak ada hal yang buruk dalam hubungan kami. Aku pikir kami memiliki pernikahan yang kuat. Perempuan yang lain itu tidak akan kehilangan apa-apa dengan memasuki pernikahan orang lain. Saya akan kehilangan segalanya.

Tahukah apa yang paling mengerikan? Saya memiliki pernikahan yang baik dan saya tetap saja rapuh. Bayangkan apa yang dapat terjadi jika seseorang memiliki pernikahan yang tidak baik!

Aku tersadar kalau aku bodoh sekali dan membuat pilihan yang bodoh juga karena menikmati dosa dan bermain-main dengannya.

Merencanakan Untuk Tidak Melakukannya Lagi

Hidup merupakan suatu pengalaman. Dan aku telah belajar dari permainan berbahaya yang kulakukan.

Pertama, Anda harus mengakui pada diri anda sendiri rasa ketertarikanmu pada orang lain. Jika anda mendapatkan diri anda mengatakan semuanya baik-baik saja, justru sebaliknya. Dan itulah poinnya. Jika anda tidak cukup dewasa untuk mengatakan berhenti pada diri anda sendiri, maka anda sedang berjalan menuju kehancuran. Anda akan mulai menyembunyikan banyak hal yang anda pikir tidak akan anda lakukan tapi kemudian kehidupan doa anda akan menurun. Anda akan merasa tersiksa saat berdiri di hadapan jemaat tanpa ada kesadaran akan dosa yang telah dilakukan. Pembenaran adalah salah satu indikasi kuat bahwa ada sesuatu yang masalah.

Langkah selanjutnya, anda harus mengakuinya. Dan anda harus berubah, tidak ada tawar menawar mengenai itu. Saya sering mendengar orang-orang mengaku, "Saya tahu saya melakukan hal yang salah, tapi..." dan mereka tetap melakukannya. Untuk berubah, anda harus memutuskan hubungan tersebut.

Bila anda merasa tidak bisa menceritakan kepada istri anda mengenai pikiranmu atau mengenai sebuah keadaan, anda membuat masalah pada diri anda sendiri. Anda harus jujur, untuk diri anda dan istri. Dan dengarkanlah istri anda. Pasangan kita cepat sekali menangkap adanya suatu masalah. Seringkali mereka adalah orang pertama yang tahu adanya bahaya.

Di lain pihak, bertanggungjawablah dalam memilih dan mempercayai orang lain. Karena ada saatnya anda tidak bisa meyerahkan keputusan itu pada istri anda. Betul anda harus jujur, tetapi anda juga harus melindunginya. Anda tentu tidak ingin mebuatnya sedih dan merasa seperti seseorang yang tidak ada artinya.

Lebih lagi, berusahalah saling memuaskan kebutuhan fisik dan emosional  satu sama lain, karena hal itu tidak terjadi begitu saja. Setiap kita rawan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi  yang mungkin saja dapat terpenuhi di tempat lain.

Di atas semua itu, berhati-hatilah. Lindungi pernikahan dan pikiranmu. Hal itu akan membantumu untuk tidak jatuh terjerembab.

Sumber : www.focusonfamily.com
Halaman :
1

Ikuti Kami