Aman Dengan Rambut Warna-warni

Solusi Sehat / 10 July 2007

Kalangan Sendiri

Aman Dengan Rambut Warna-warni

Fifi Official Writer
22215
 

Punya rambut warna-warni sekarang menjadi bagian dari kecantikan. Buat Anda yang hobi gonta-ganti warna rambut, ada rambu-rambu yang wajib diikuti agar terhindar dari efek negatif. Ada pepatah Melayu yang mengatakan, "Rambut sama hitam tetapi hati lain-lain". Tapi agaknya kalimat "rambut sama hitam" sudah tak sesuai lagi dengan kondisi sekarang. Pasalnya, warna rambut orang Melayu, termasuk Indonesia, kini tak melulu hitam. Berkat teknik pewarnaan rambut (hair coloring), Anda bisa tampil dengan rambut pirang ala aktris Jennifer Aniston atau coklat seperti Jennifer Lopez.

Namun, Anda patut berhati-hati karena ada hal yang perlu diperhatikan agar pewarnaan rambut aman dan berhasil memuaskan. Tanpa kehati-hatian, bukannya rambut indah yang didapat. Salah-salah rambut Anda justru rusak setelah diwarnai. Bahkan, nyawa Anda pun turut terancam. Seperti dituturkan dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb, SpKK (K), spesialis kulit dan kelamin dari Klinik SamMarie Jakarta, cat rambut yang tak tepat dapat berakibat buruk. "Akar rambut adalah bagian paling sensitif terhadap reaksi iritasi. Jangankan akar rambut, jika kulit biasa terkena zat yang kurang cocok, bisa jadi gatal."

Ada satu proses yang harus dilalui jika ingin mengecat rambut dengan warna lebih terang dari rambut kita. Proses tersebut adalah bleaching alias mematikan pigmen rambut. Setelah itu, barulah dimasukkan warna yang diinginkan. Jika tidak di-bleaching, warna cat rambut yang baru tidak bisa "masuk". Dengan kata lain, pigmen asli rambut dimatikan dan digantikan dengan pigmen baru. "Zat yang digunakan dalam proses bleaching ini mengandung amonia dan peroksida tinggi yang akan menyebabkan proses oksidasi terhadap protein-protein rambut. Padahal, protein bagus untuk kesehatan rambut. Peroksida melepaskan proses oksidasi protein rambut dan protein jadi hancur. Rambut rapuh sekali," tambah Nurul.

TEMPORER VS PERMANEN
Pada dasarnya, ada dua jenis cat rambut, temporer (sementara) dan permanen. Berikut perbedaan pengaruh proses pewarnaan rambut pada keduanya.

Cat Rambut Temporer
Setiap helai rambut terdiri dari tiga bagian. Bagian terluar disebut lapisan kutikula dan bagian dalam disebut lapisan medula. Di antara kedua lapisan tersebut ada bagian yang dinamakan korteks. Saat mengecat rambut dengan cat rambut temporer, yang diwarnai adalah bagian luar. Jadi, hanya melapisi seperti cat dan mengenai bagian kutikula saja.

Meskipun relatif aman, jika tanpa dilengkapi dengan perawatan khusus, ujung rambut akan pecah-pecah dan kasar jika digunakan terlalu sering. "Karena kulikula adalah bagian rambut yang menahan penguapan air. Kalau kulikulanya rusak, akan membuat rambut poros atau rapuh karena tak bisa menahan air. Mirip daun yang kering. Jika rambut mengandung air, pasti akan lebih lentur," terang Nurul. Pengecatan rambut juga bisa menyebabkan reaksi iritasi seperti ketombe. Ketombe ini merupakan alergi ringan di mana kulit kepala yang belum waktunya mengelupas, sudah mengelupas.

Cat Permanen
Untuk cat rambut permanen, ada yang benar-benar seperti menggantikan pigmen (zat warna) rambut, yaitu masuk sampai ke bagian korteks. Jika ada inflamasi atau peradangan, yaitu tidak cocok dengan cat rambut itu, dapat merangsang pembuluh darah dalam medula. Jika sudah masuk medula, bahayanya lebih banyak. "Saat sedang dalam proses membentuk perubahan warna di dalam korteks, otomatis kutikula dan korteks kena. Pada korteks, dapat menyalurkan zat-zat asing ke lapisan medula yang mengandung pembuluh darah dan mengalirkan zat asing ke seluruh tubuh," ujar pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI Jakarta ini.

Jadi, selain membuat rambut menjadi rapuh atau pecah-pecah, juga dapat menyebabkan reaksi alergi. Alergi ini bahkan bisa menyebar ke bagian mata dan wajah. "Reaksi alergi biasanya bertingkat. Gejalanya biasanya diawali dengan gatal-gatal lalu bengkak di kulit dan mata. Yang paling fatal, dapat menyerang selaput lendir dan mengakibatkan syok atau tidak sadar. Napas sesak atau tidak bisa bernapas karena saluran pernapasannya bengkak. Berbahaya jika sudah sampai ke darah karena bisa mengalir ke organ-organ vital seperti jantung dan paru.

Sumber : nova
Halaman :
1

Ikuti Kami