Panasnya hari itu membangunkan Ibu Warbal dari tidurnya. Ia sangat kaget karena mendapatkan dirinya sedang mengalami pendarahan yang begitu hebat. Dalam kelemahannya ia mencoba berjalan dan mencari pertolongan. Yang harus diketahui dari Ibu Warbal saat pendarahan itu ialah ia tengah mengandung 7 bulan.
Dari situ, berangkatlah Ibu Warbal ke rumah sakit. Disana dokter memvonis bahwa dirinya harus dioperasi. Ketika di-USG, posisi anak ada diatas dan plasentanya menutupi pintu keluar jalan bayi. Setiap gerakan si anaklah yang ternyata langsung mengakibatkan perdarahan. Mereka diberi ultimatum bahwa jika tidak dipeorasi maka antara anak dan ibu harus ada yang menjadi korban nyawa. Sebagai manusia, Ibu Warbal dan suaminya Frans, tidak bisa menahan penderitaan itu.
Banyak masalah yang mereka hadapi. Selain ketegangan mental, uang untuk operasi pun mereka tidak punya. Frans sebagai suami sangat kebingungan dengan masalah yang bertubi-tubi datang menimpanya tersebut. "Motivasi apa yang harus saya beri bagi istri saya?", pikirnya sambil memegang dompetnya yang hanya berisi ribuan saja. Namun ditengah kebingungan itu, ia mengambil keputusan yang tepat yaitu untuk banyak berdoa.
Tapi tetap sebagai manusia, Ibu Warbal merasa bahwa ia telah berdoa namun belum ada hasil nyata yang dilihat. Ia menjadi sedikit marah pada Tuhan. Dalam keadaan itu ia beseru "Tuhan, apa lagi yang Tuhan mau ambil? Semua Tuhan sudah ambil. Tuhan, anak-anak saya perlu seorang ibu. Kalau Tuhan mau ambil saya, kasihan anak-anak saya....".
Tidak berapa lama sesudah itu, dalam kepasrahan keluarga Warbal mengikuti sebuah KKR di kotanya. Pada akhir kebaktian itu mereka menemui pendeta yang memimpin untuk minta didoakan. Dan ditempat itulah jamahan Tuhan bekerja atas mereka. Frans beriman dengan mengatakan bahwa kalau ada bukti bahwa Tuhan menyertai mereka, istrinya pasti akan sembuh. Dan saat itulah mujizat terjadi. Terakhir sebelum pendeta berhenti berdoa, pendeta itu berkata: "Bapak dan ibu pasrah pada Tuhan dan mengundang Yesus masuk dan berkerja dalam hati? Jika ya, maka Tuhan akan bekerja lebih dasyat dari apa kata dokter.." Disitu iman Ibu Warbal muncul dan ia yakin bahwa rancangan Tuhan indah atas kehidupannya.
Mereka kemudian kembali ke rumah sakit. Dan ketika dokter datang, Ibu Warbal melahirkan anaknya secara normal tanpa operasi. Disitu ia langsung minta ampun pada Tuhan karena ia telah menyalahkan Tuhan. "Tuhan terimakasih, Engkau baik, saya tidak jadi operasi..."
Kini, anak yang diberi nama Nova Gita itu telah bertumbuh besar dan sehat.
"Tuhan telah begitu baik dalam hidup saya sampai sekarang!" |