Suatu malam Yohanis terbangun dari tidurnya karena ingin ke kamar kecil. Tapi saat hendak berdiri, tiba-tiba dia terjatuh kembali ke tempat tidur dan tidak bisa bergerak, dia lalu berusaha membangunkan istrinya. Segera setelah anaknya bangun, mereka membawa Yohanis yang sudah tidak sadarkan diri ke rumah sakit.
Istri Yohanis: Setelah diperiksa, dokter bilang ibu banyak berdoa, biasanya orang yang seperti ini tidak bertahan sampai 24 jam. Kalau menurut medis bapak ini nilainya nol, artinya sama sekali nggak bisa apa-apa. Tapi saya percaya kalau masih bisa sampai di sini itu juga karena Tuhan.
Dr. Aan Budi Susanto: Beliau mengalami kelumpuhan di seluruh tubuh, tangan dan kaki, juga kesulitan bicara. Pada prinsipnya, untuk penanganan penderita stroke, itu paling tidak harus segera ditangani dengan cepat, kurang dari 6 jam.
Biasanya, penderita stroke masih bereaksi, tapi Yohanis tak kunjung sadar. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Di rumah sakit, tiba-tiba seseorang bertanya pada istri Yohanis, apakah biaya perawatan suaminya sudah dibayar. Istrinya menjawab belum, lalu orang itu menyodorkan sejumlah uang ke tangannya dan menyuruhnya membayar dengan uang itu.
Istri: Saya sangat terharu, saya bilang Tuhan, kalau Engkau telah melakukan mukjijat yang pertama pasti seterusnya itu akan terjadi. Saya tidak pernah takut karena saya tahu Tuhan yang saya layani adalah Tuhan yang hidup.
Setelah enam hari koma, dokter memanggil istri Yohanis dan menyarankan agar Yohanis dirujuk saja, karena peralatan medis mereka tidak memadai. Tapi istri Yohanis tidak mempunyai uang yang cukup untuk membiayainya, dan resiko membawa Yohanis ke Makasar juga besar.
Tetapi dengan bantuan dan sumbangan dari warga gereja di sana, akhirnya diputuskan jugaYohanis dirujuk ke Makasar. Di kota inilah, doa dan pergumulan panjang dari istri dan keluarganya terjawab. Mukjijat Tuhan terjadi atas Sambara.
Istri: Waktu dokter memanggil saya, dia menunjukkan hasil scan dan mengatakan, "Bapak ini kan kena penyempitan pembuluh darah, tapi ini aneh, ajaib sekali, sementara di-scan di dalam, sampai keluar, ada pembukaan demi pembukaan, dan ini sudah normal pembukaannya. Jadi tinggal pemulihannya saja, ibu jangan takut."
Yohanis: Waktu saya mulai sadar, saya tanya sama istri, apakah selama saya sakit saya pernah mengeluarkan kata-kata yang mempersalahkan Tuhan atas apa yang saya alami, supaya saya bisa minta ampun sama Tuhan, sebab apa yang Tuhan buat itu lain.
Akan tetapi, Yohanis tidak serta merta sembuh total. Dia harus melatih setiap organ tubuhnya untuk bergerak normal.
Yohanis: Saya disuruh untuk mempertemukan jari-jari saya. Waktu saya berusaha melakukannya, saya kaget, kok nggak bisa. Saya terus berusaha tapi tetap tidak bisa sama sekali. Mau angkat tangan juga tidak bisa. Akhirnya di tempat tidur saya katakan "Dalam nama Tuhan Yesus jari harus bisa ketemu." Dan saya paksakan jari saya untuk ketemu. Akhirnya besok saat saya harus terapi lagi saya bilang ke suster jari saya sudah bisa ketemu.
Istri: Saya tahu bahwa Tuhan membawa kami di Ujung Pandang, Tuhan ijinkan suami saya seperti itu, ternyata memang banyak orangorang di rumah sakit itu yang Tuhan mau bebaskan. Jadi suami saya bisa bersaksi pada orang-orang yang juga menderita stroke.
Dr. Aan Budi Susanto: Mengenai kelumpuhannya, untuk tangan dan kaki, saya melihat memang ada perkembangan yang sangat berarti sekali, karena beliau sekarang sudah bisa berjalan tanpa harus dituntun, dan juga bisa naik turun tangga sendiri. Kalau saya lihat secara medis, kesembuhan yang saya saksikan sendiri ini merupakan kesembuhan yang tidak semua orang bisa dapatkan seperti itu, bisa dikategorikan sebagai mukjijat yang Tuhan lakukan.
Yohanis: Dalam semua yang saya alami ini saya bilang Tuhan Kau sudah lakukan yang terbaik. PerbuatanMu yang ajaib akan tetap berlangsung dan Engkau tidak berubah dulu, hari ini, dan hari yang akan datang. |