JAWABAN.com - Berawal dari dendam terhadap sang kakak yang selalu melecehkannya, Ungke lalu belajar ilmu bela diri karate, yudo, dan silat. Ini dia lakukan dengan harapan kelak akan bisa mengalahkan sang kakak. Sejak usia 10 tahun, usia yang sangat dini, Ungke telah mengenal kental bermacam-macam ilmu bela diri. Dan suatu ketika, dendam itu bisa terbalaskan.
Dari situlah saya terpicu untuk belajar sungguh-sungguh dalam hal belajar karate Kayuksi ini. Saya sempat ngomong pada kakak bahwa nanti saya akan kalahkan kakak. Kalau saya sudah dapat ban bela diri yang tinggi, saya pasti kalahkan kakak. Kelas dua SMP saya sudah bisa mengalahkan kakak saya.
Tidak puas hanya sampi ilmu bela diri biasa, Ungke terus memperlengkapi ilmu yang ia miliki dengan ilmu hitam.
Saya juga belajar ilmu kebatinan, Ismu Gunting, Lembu Sekilan. Saya belajar ilmu itu sejak kelas dua SMP.
Demi mendapatkan kekuatan, Ungke terus memburu ilmu dengan melakukan pertapaan dengan berendam di sungai-sungai, bertapa di gua-gua, sampai kuburan keramat. Dan dengan ilmu hitam Ungke semakin berani dan selalu membuat ulah. Ungke sering membuat gara-gara. Rasa haus akan sebuah pengakuan selalu ada dalam kehidupan Ungke. Hampir setiap hari, tangan dan kaki Ungke selalu memakan korban.
Kalau berantem saya tidak pernah kalah, selalu menang.
Setelah lulus SMA, Ungke diajak seorang pamannya untuk bekerja di sebuah kapal. Sejak saat bekerja di kapal itulah, ilmu bela diri Ungke tidak lagi bisa dia gunakan. Disinipun Ungke tidak bisa mendapatkan ketenangan dalam hidupnya.
Saya merasa hampa, saya tidak merasakana adanya ketenangan dalam hidup ini. Saya pikir saya mau jadi apa kalau terus begini.
Suatu saat saat kapalnya sedang bersandar, Ungke mengikuti sebuah pertemuan ibadah. Pada saat itulah Firman Tuhan menyentuh hatinya. Ungke disadarkan bahwa pencarian ilmu-ilmu bela diri dan ilmu hitam yang ia lakukan sesungguhnya tidak menyenangkan hati Tuhan. Ungke baru menyadari bahwa dia telah menyakiti hati Tuhan. Hari itu juga Ungke berjanji akan membuang semua ilmu yang ia miliki. Kedamaian yang Ungke dambakan akhirnya hadir dalam diri Ungke.
Kalau begitu saya termasuk orang yang ditipu iblis nih. Saya menyesal dengan semua kejadian ini. Jadi selama ini saya belajar juga adalah untuk menyukakan hati iblis. Apa yang selama ini saya andalkan rupanya tidak berkenan di hadapan Tuhan. Saya baru tahu dan saya baru sadar. Disitulah saya menangis dan saya bisa katakan bahwa Tuhan telah menjamah hati saya. Tuhan baharui hidup saya dan saya mau mengikut Tuhan. |