The "K" Factor
Fifi Official Writer
1. Komitmen
Jika dua orang tidak scara kokoh berkomitmen terhadap satu sama lain, pernikahan seindah apapun bisa berantakan. Rasa percaya adalah dasar dari sebuah pernikahan yang baik, dan rasa percaya hanya bisa dimulai dari satu kata, komitmen. Masing-masing pihak harus sadar penuh dan tahu benar bahwa pasangannya terikat padanya dan pada pernikahan itu. Janji nikah yang tradisional mengatakan "Dalam suka dan duka, dalam kaya dan miskin, dan dalam sakit dan sehat. Untuk mencintai, menghormati, dan mengharagai sampai maut memisahkan". Ini adalah komitmen yang benar. Dengan komitmen seperti ini, kata "cerai" tidak akan pernah terlintas.
2. Komunikasi
Tanpa komunikasi, setiap pasangan pasti bermasalah. Contohnya saja jika Rika dan Joni sebagai pasangan suami istri tahu persis bahwa mereka berdua membutuhkan segalon air aqua. Tanpa komunikasi mengenai siapa yang harus membelinya, pilihannya tinggal dua. Pertama, akan ada dua gallon aqua dirumah karena dua-duanya akan pergi membeli aqua. Kedua, tidak akan ada gallon aqua sama sekali di rumah.
Sangatlah penting untuk mengkomunikasikan pikiran, ide, rencana dan pendapat masing-masing setiap hari. Perasaan satu sama lain juga harus dikomunikasikan. Bahagia, ketakutan dan rasa frustasi dalam hati jangan pernah dipendam. Komunikasi adalah kunci untuk saling mengerti dan untuk lebih dekat satu sama lain. Jika komunikasi menjadi sepi, hubungan akan menjadi dingin, jauh dan tak memuaskan.
3. Kordinasi
Tanpa kordinasi, sebuah pernikahan akan semakin sering berhadapan dengan konflik dan ketegangan. Dan semakin lama, satu sama lain akan saling berlawanan. Apa arti kordinasi? Kordinasi ialah mencari cara untuk bekerja sama dengan menggunakan bakat dan kemampuan kedua belah pihak. Ini bukan berarti bersaing atau membiarkan salah satu pihak melakukan segala-galanya sendiri. Kordinasi adalah kerjasama.
Jika semua usaha berdua dikordinasi, hidup akan lebih lancar dan semakin banyak tujuan yang tercapai. Contohnya, jika Rika dan Joni hendak membersihkan dapur mereka, mereka dapat melakukannya bersama-sama. Selain tujuan tercapai pada akhirnya, nuansa romantis bisa tercipta disana ketimbang bekerja
sendiri.
4. Konsiderasi
Konsiderasi atau pertimbangan sangatlah penting dalam hubungan. Tanpa ini, perasaan bisa sering tersakiti dan mimpi bisa lepas dari genggaman tangan. Kurangnya konsiderasi berakibat satu hal, yaitu keegoisan. Egois adalah hal yang paling tidak dibutuhkan dalam tim rumah tangga. Dalam tim yang seharusnya, masing-masing pihak harus belajar untuk mempertimbangkan perasaan, minat, kebutuhan, mimpi dan pilihan pasangannya. Jika dalam proses itu salah satu pihak mulai egois, maka semuanya bisa berantakan. Konsiderasi berhubungan pula dengan menjadi sensitif dalam arti positif dengan pasangan kita. Dan jika konsiderasi berjalan dengan baik, komunikasi dan kordinasi juga akan membaik.
5. Kejelasan
Tanpa kejelasan visi, sebuah tim tidak akan punya tujuan atau arah. Tanpa kejelasan, kedua pihak dalam pernikahan akan berjalan kekanan dan kekiri sambil berputar-putar atau tersasar. Visi akan memberikan kejelasan. Visi dan mimpi itu akan memberi energi, motivasi, dan harapan kepada pasangan. Jangan biarkan kehidupan perkawinan berjalan sepert perahu yang
terombang ambing di laut tanpa tujuan. Miliki visi dan mimpi yang besar dan indah berdua. Rencanakan masa depan dengan kejelasan visi itu.
Sepasang suami istri yang melihat kearah yang sama dengan jelas akan berjalan maju kesana sambil bergandengan tangan dengan niat serta akan menemukan kepuasan ketika mereka tiba disana. Setiap orang harus punya visi disertai semangat dan keberanian untuk mendapatkannya. Bermimpilah untuk pernikahan, anak-anak, rumah, lingkungan, pekerjaan, masa tua, dan sebagainya. Miliki mimpi itu bersama sebagai tim supaya kehidupan pernikahan semakin berarti.
Dengan begitu kita semua akan menemukan bahwa rumus Kepuasan = Komitmen + Komunikasi + Kordinasi + Konsiderasi + Kejelasan
Halaman :
1