Team Dalam Pernikahan (3)

Marriage / 17 December 2005

Kalangan Sendiri

Team Dalam Pernikahan (3)

Fifi Official Writer
4961
Dalam bagian ketiga dari lima tulisan Dr. Eckman akan disoroti perbedaan peran antara pria dan wanita.

Kejadian 1 mengatakan pada kita bahwa pria dan wanita dibuat berdasar rupa Allah. Kejadian 2 mengajar kita tentang perbedaan diantara mereka berdua. Adam memiliki fokus untuk menggenapi suatu tujuan dan Hawa memiliki fokus berkenaan dengan kesendirian Adam. Hawa memiliki fokus terhadap suatu hubungan. Bersama mereka bertujuan untuk menjalankan fungsinya dengan baik.

Pria dan wanita seperti layaknya dua tangan. Tangan memiliki elemen yang sama namun bersikap komplemen (saling melengkapi). Seperti rupa dalam cermin, dimana satu tangan berfokus pada sebelah kanan dan tangan lainnya berfokus pada sebelah kiri. Tangan itu memiliki jumlah jari yang sama dan keduanya memiliki ibu jari. Dengan konsep yang sama, suami dan istri memiliki kesamaan kumpulan kemampuan yang sama, namun kumpulan kemampuan itu bekerja dengan cara yang berbeda. Wanita sebagai istri memiliki kemampuan bekerja melalui fokus membina hubungan. Pria mampu bekerja melalui fokus pada tujuan dan maksud-maksud.

Namun kenyataannya, banyak wanita memiliki orientasi terhadap tujuan yang lebih kuat dibanding pria ketika pria menunjukkan kecenderungan lebih memfokuskan pada hubungan daripada beberapa wanita. Namun secara rata-rata, wanita menjadi lebih khusuk dengan hal-hal yang menyangkut hubungan sementara pria lebih khusuk dengan hal-hal yang berkenaan dengan mengejar satu tujuan.

Seperti halnya tangan, yang satu biasanya lebih kuat dari yang lainnya. Untuk itulah laki-laki menjadi lebih kuat, seperti yang Alkitab katakan bahwa wanita itu menjadi terkenal karena wanita adalah bejana yang lebih mudah pecah. Nats 1 Petrus 3:7 mengatakan : "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." Dimasa rasul Petrus, tidak biasanya wanita punya anak hingga sepuluh orang dan setengahnya harus mati muda. Dibawah kondisi yang demikian, Petrus mengatakan kepada kaum pria agar menaruh penghormatan dan simpati terhadap istri mereka. Seperti halnya setiap orang memberikan kontribusi yang berbeda dalam suatu keluarga, namun jika bersatu setiap akan menjadi team yang hebat. Tuhan bermaksud agar pria dan wanita menjadi satu team yang saling bergantung di dalamnya.

Kitab Kejadian menjelaskan bahwa Adam dan Hawa menjadi satu tubuh. Inilah mengapa seorang pria harus meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya (Kejadian 2:24). Pernyataan ini dengan sederhana seperti halnya yang dikatakan Tuhan dalam kitab Ulangan 6:4-5 : "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!". Seperti kesatuan Tuhan yang amat dalam, demikian jugalah dengan kesatuan dalam suatu pernikahan. Dua hal tentang kedalaman kesatuan suami istri adalah : pertama putusnya ketergantungan terhadap orang tua dan kedua ialah bersatunya pria dengan istrinya dalam ikatan kesetiaan. "Menjadi satu" selalu digunakan dalam kitab perjanjian lama sebagai kesatuan dalam kesetiaan. Kesimpulannya : hubungan ketergantungan dalam kesetiaan adalah menjadi suatu tujuan dalam rumah tangga.

Tidak ada yang bisa lebih dekat daripada hubungan suami dan istri. Dalam kesatuan mereka menjadi satu daging. Ini seperti halnya Tuhan adalah satu. Tidak ada bisa memecah hal itu. Namun diantara keduanya, mereka sesungguhnya membara perbedaan yang nyata. Perbedaan yang Tuhan telah bentuk dan kini mereka harus menggunakannya untuk keuntungan masing-masing.

Bersambung dalam tulisan keempat....
Halaman :
1

Ikuti Kami