Pengharapan Yang Jadi Musuh Keintiman (2)

Marriage / 17 December 2005

Kalangan Sendiri

Pengharapan Yang Jadi Musuh Keintiman (2)

Fifi Official Writer
4734
Ketidaksetujuan rasanya seperti ancaman bagi keintiman. Namun sebenarnya, kebalikannyalah yang benar. Ketika seseorang merasa aman ada di hadapan orang lain, dia lebih mampu mengekspresikan ketidaksetujuan.

Peter berkata : "Ketika saya tumbuh, saya tidak pernah didorong untuk menyuarakan pendapat saya karena itu bertentangan dengan seseorang yang ada dalam otoritas." Sebagai orang dewasa Peter menyadari betapa besarnya ia dipengaruhi oleh kepercayaan itu : "Saya punya waktu yang sulit untuk merasa dekat dengan seseorang yang pernyataannya tidak saya setujui atau orang yang tidak setuju pada saya." Peter menambahkan : "Sekarang, sebagai seorang profesor di universitas dan orang tua bagi dua anak remaja, saya tidak dapat memegang terus kepercayaan itu atau saya harus kehilangan karir dan keluarga saya!". Menjadi seorang dosen sekaligus ayah telah menunjukkan pada Peter bahwa dia tidak harus membawa terus ketidaksetujuan secara pribadi. Setiap orang termasuk anak-anaknya mempunyai kebenaran menurut sudut pandang diri mereka.

Pengharapan bahwa Keintiman itu Selalu Berorientasi Orang Lain

Banyak dari kita dibesarkan untuk percaya bahwa keintiman punya arti menjadi lebih fokus pada orang lain dibanding pada diri kita sendiri. Pertama kali kedengarannya bagus, bahkan mulia. Tidakkah lebih baik untuk memperhatikan kesejahteraan orang lain dibanding diri anda? Jika itu adalah masalahnya, itu mungkin benar. Namun kebanyakan dari waktu dan hasrat anda untuk memperdulikan orang lain itu lahir dari kebutuhan untuk kelihatan bagus, untuk baik bila dipikirkan, atau untuk menghindari rasa sakit karena memeriksa pikiran dan tindakan kita.

Dalam kehidupan keluarga, bagaimanapun, adalah mudah untuk motifasi ini untuk bergerak tanpa terdeteksi karena orang tua diharapkan terlihat jadi panutan untuk anak-anaknya, untuk mengajar dan melindungi, untuk memperdulikan dan untuk mengasuh mereka. Orang tua yang penuh perhatian akan diakui dan dipuji. Namun dalam ekstremnya, melayani orang lain - bahkan anak-anak dan pasangan kita - mungkin ini jadi jalan menghindarkan keintiman dibanding mendorong pada keintiman.

Namun orang tua yang tidak mementingkan diri tidak meletakkan label harga pada setiap pemberian. Jenis orang yang tidak memberi dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu imbalan. Ibu dan ayah jenis ini dapat mengasuh diri mereka sendiri tanpa merasa bersalah. Mereka tidak tergantung pada anak-anak untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka.

Pengharapan bahwa Keintiman berarti Keluarga Anda Akan Selalu Dekat

Keluarga kami mungkin tidak selalu dekat. Saya pikir kita semua harus menghadapi kemungkinan itu - bahkan jika keterpisahan hanya sementara. Sesuatu terjadi. Prioritas berubah. Anak-anak bertumbuh dan keluar dari rumah. Mereka tidak selalu membawa dan memakai nilai yang kita berikan. Namun kita kita dapat melihat sendiri hidup kita, motivasi dan hasrat, mimpi dan meneruskan untuk mengekspresikan kepenuhan diri kita dibandingkan apa yang mungkin orang lain lakukan.

Kebanyakan dari kita, menurut Charles Swindoll dalam bukunya Intimacy with the Almigty lama merindukan dekat dengan Tuhan : "Anda ingin untuk punya kesadaran yang besar terhadap kehadiran Tuhan, dalam bersentuhan denganNya dalam tingkatan terendah yang mungkin terjadi, memikirkan pikiran Tuhan, mengumpulkan hikmatNya Tuhan dan tinggal dekat dengan hatiNya semungkin yang bisa dilakukan manusia, mengoperasikan hidup anda didalam pusat keinginanNya.

Masih banyak dari kita menghabiskan lebih banyak waktu mencoba mendapatkan orang untuk memenuhi keinginan kita untuk bisa menjadi intim dibanding kita memperdalam hubungan kita kepada Tuhan - satu-satunya pribadi yang dapat memenuhi hal itu.

Kita tidak memiliki pasangan atau anak-anak kita. Kita tidak dapat mengganti mereka atau memperbaiki kecacatan mereka atau mengambil kredit bagi kekuatan mereka. Dan kita tidak dapat membuat mereka merespon. Namun kita dapat memegang kehidupan kita sendiri dan hidup dengn jujur dan terbuka dihadapan Tuhan dan keluarga. Apakah kita menawarkan uang atau cinta atau waktu atau energi atau nasehat bagus atau kesenangan atau senyuman, Tuhan mengasihi pemberi kegembiraan dan begitu juga keluarga kita.

"Setiap orang harus memoles pikirannya sendiri seperti berapa banyak yang dia harusnya berikan. Jangan paksakan siapapun untuk memberi lebih dari yang dia benar-benar inginkan, untuk kado kegembiraan yang Tuhan hadiahkan. Tuhan mampu membuat itu tergantung pada anda dengan memberi pada anda segala sesuatunya dan lebih lagi, sehingga disana tidak akan hanya ada cukup untuk apa yang anda perlukan, namun banyak yang ditinggalkan bagi anda untuk dibagikan bagi sukacita orang lain.

Itulah keintiman yang sesungguhnya. Kini anda telah mengenal dan menyadari tentang pengharapan yang tidak tepat tentang keintiman. Semoga anda menemukan fasa keintiman baru yang selama ini bahkan tidak pernah anda pikirkan bisa terjadi
Halaman :
1

Ikuti Kami