Menghadapi Dilema Orang Tua Angkat

Parenting / 14 December 2005

Kalangan Sendiri

Menghadapi Dilema Orang Tua Angkat

Fifi Official Writer
8312
Bagi pasangan suami istri, memiliki anak adalah sebuah dambaan. Namun, sayang tidak semua pasangan dianugerahi kesempatan ini. Ada pasangan yang baru menikah langsung dikaruniai anak, sebaliknya ada pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah namun sang buah hati tak kunjung datang.

Bagi pasangan tipe kedua, mengangkat anak terkadang menjadi solusi awal. Namun hal itu ternyata belum menjamin permasalahan akan selesai. Biasanya, masalah baru akan timbul setelah pengangkatan anak, apalagi jika kemudian, setelah pengangkatan anak, anda dinyatakan positif hamil. Masalah pembagian kasih sayang, sikap orang tua pada anak, hingga pemberitahuan identitas anak akan menghiasi hari-hari anda. Untuk mengantisipasi berbagai konflik yang mungkin timbul, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan:

1. Menciptakan Hubungan Batin

Berdasarkan penelitian yang dikutip dari kompas Cyber media, hubungan batin ibu-anak tenyata tidak hanya ditentukan dari proses kehamilan. Seotrang anak angkat pun bisa memiliki hubungan batin dengan sang ibu. Proses tersebut harus dilakukan dalam 18 bulan pertama sejak anak itu lahir (Ini merupakan kelebihan jika anda mengadopsi anak yang baru lahir).

Interaksi yang terjadi selama masa itu, dimana ibu belajar untuk mencintai anaknya dan anak belajar menerima cinta ibunya, pengalaman inilah yang akan menentukan perasaan anak pada ibu. Manfaatkanlah momen ini dengan mencurahkan kasih sayang anda sepenuhnya pada anak.

2. Porsi Kasih Sayang

Pemberian kasih sayang sering menjadi masalah yang cukup penting, apalagi jika pasangan tersebut dianugerahi anak kandung setelah mengangkat anak. Perlu hati-hati dalam menghadapi masalah yang satu ini, karena seorang anak bisa merasakan sebesar apa kasih sayang yang diberikan kepada mereka. Dan jika mereka merasakan ada yang janggal, bukan tidak mungkin sikap mereka akan berubah pada orang tua.

Hal yang perlu anda ingat adalah menyadari bahwa anak, baik anak kandung maupun anak angkat, adalah anugerah. Hindari memperlakukan mereka secara berbeda. Cobalah untuk berpikir dan bersikap dewasa, adil dan bijaksana terhadap anak.

3. Pengungkapan Identitas Anak

Hal penting yang harus anda pikirkan kala melakukan adopsi adalah cara memberitahu si anak tentang statusnya. Karena seorang anak berhak tahu asal usulnya. Pengungkapan identitas perlu dipersiapkan terlebih dulu:

a. Tentukan saat yang tepat untuk memberi tahu anak tentang identitas dirinya. Salah satu faktor yang bisa menjadi pertimbangan adalah kesiapan mental. Anda bisa menjelaskan sejak dini atau menunggu anak beranjak dewasa. Tentu saja anda harus memikirkan konsekuensi dari tiap-tiap pilihan itu.

Namun terkadang ada saja kondisi yang membuat anak tahu jati dirinya sebelum waktu yang anda tentukan, misalnya dari tetangga atau kerabat. Untuk menghindari hal ini, paling ekstrim anda bisa pindah tempat tinggal sehingga tak ada seorang pun yang mengetahui asal usul anak. Anda juga perlu berpesan pada para kerabat agar tidak ada satupu yang membocorkan identitas anak sampai saat yang telah ditentukan. Minta pengertian mereka dan jelaskan juga konsekuensi yang mungkin muncul jika informasi itu bocor pada anak.

Namun jika informasi itu terlanjur bocor, usahakan untuk tetap tenang kala anak menghujani anda dengan pertanyaan. Sebaiknya persiapkan diri anda tehadap kemungkinan itu sejak awal. Jika anda sudah menduga pertanyan itu akan muncul dan anda siap, tentu tidak masalah.

b. Anda perlu tahu cara yang tepat untuk menyampaikan berita tersebut pada anak. Kuncinya adalah bersikap tenang dan wajar. Jangan lupa untuk menjelaskan alasan mengapa dia menjadi anak anda. Saat anak mengetahui identitasnya, tentu saja anak akan merasa terkejut, kemudian muncul konflik dan pikiran-pikiran negatif. Salah satunya adalah mengapa ia ditolak oleh orang tua kandung dan diberikan ke orang lain.

Hal ini bisa membuat anak mengalami krisis identitas. Akibat lebih lanjut, anak akan mengalami kesulitan menyesuaikan diri, berekspresi, serta gangguan emosional. Yakinkan anak angkat bahwa bagi anda, dia sama artinya seperti anak kandung.

4. Mencari orang Tua Kandung

Jka sudah mengetahui identitasnya, anak adopsi biasanya punya keinginan untuk mencari orang tua kandung. Pada akhirnya, setelah bertemu dengan orang tua kandung, anak bisa saja kembali pada orang tua kandung atau tetap bersama anda. Itu semua tergantung anak. Namun apapun pilihan anak, anda sebaiknya menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua kandungnya. Sikap seperti ini sangat berguna untuk memudahkan koordinasi anda dengan orang tua kandung demi memberikan yang terbaik bagi anak sehingga keputusan apapun yang diambil seorang anak bisa membahagiakan kedua belah pihak.

Apakah anda siap menjadi orang tua angkat?
Halaman :
1

Ikuti Kami