Membangun Relasi Dengan Anak Tiri

Parenting / 14 December 2005

Kalangan Sendiri

Membangun Relasi Dengan Anak Tiri

Fifi Official Writer
9945
Masalah pengasuhan memiliki tantangan yang besar. Sedikit lebih banyak tantangan mungkin ada di masalah orang tua tiri. Singkatnya, orang tua tiri bergabung dengan orang tua kandung untuk memperoleh anak-anak mereka, namun pada awalnya tanpa hubungan yang jelas dengan anaknya. Wewenang orang tua didasarkan pada dalamnya hubungan antara orang dewasa dan anaknya. Hubungan orang tua tiri dan anak tirinya cukup lemah berkaitan sedikitnya hubungan emosional dan sedikitnya sejarah yang saling mereka bagikan dalam hidup. Hal ini membuat peran orang tua menjadi sulit dan membuat frustasi.

Berkaitan dengan email yang saya terima dari ayah kandung yang sedang mencari pertolongan. Ia menulis : "Jean adalah ibu tiri bagi anak saya yang berusia 7 tahun. Dalam sepuluh minggu yang berlalu, hubungan yang intensif telah terbangun diantara mereka. Satu yang tidak terpisahkan, Jean sekarang tidak ingin melakukan apa-apa dengan anak saya dan sudah cukup banyak mengatakan padanya. Ini telah merenggangkan pernikahan kami, dan istri saya bahkan sudah bicara tentang perpisahan. Pernikahan kami sepertinya sempurna bila anak saya mengunjungi ibunya, namun ketika ia kembali maka kami semua menjadi tidak nyaman. Istri saya yang sekarang tidak memahami mengapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi pada dirinya, dan ia bahkan mempertanyakan imannya."

Sukarnya Masalah Pengasuhan Orang Tua Tiri

Saya dapat membayangkan bagaimana ibu tiri ini menguraikan keadaan yang ia alami. Dia tampaknya merasa bingung dengan perannya, merasa terpisahkan dari suaminya ketika anak tirinya ada di dekatnya dan merasa tidak punya pertolongan untuk mengubah situasi ini. Meski mengalami semua itu, pengalaman saya mengatakan bahwa ia juga merasakan rasa bersalah karena dia tahu bahwa Tuhan mengharapkan dia untuk mengasihi anak itu. Ini adalah situasi sulit. Menemukan peran orang tua tiri yang efektif memang merupakan suatu tantangan. Namun, dengan pengharapan yang positif dan strategi yang spesifik untuk membangun hubungan, ikatan yang saling memuaskan dapat dipelihara.

Pengharapan yang Realistis

Orang tua tiri dan orang tua kandung sama seringnya mengharapkan terlalu banyak dari orang tua tiri, khusunya dalam membangun keluarga kedua. Riset memberi konfirmasi, sebagai contoh : bahwa orang tua tiri dan orang tua kandung biasanya mengasumsikan bahwa orang tua tiri seharusnya menyayangi anak tirinya dan berupaya untuk menegaskan otoritasnya (untuk menetapkan posisi mereka sebagai "orang tua"). Bagaimanapun, laporan dari anak tiri menyatakan - meski lima tahun setelah pernikahan - bahwa anak-anak mengharapkan orang tua tirinya hanya sedikit memberi perhatian secara fisik dan tanpa perlu menekankan adanya penghukuman. Tantangannya kemudian adalah orang tua kandung dan tiri harus sama-sama menurunkan pengharapan mereka dan menegosiasi suatu hubungan yang saling menguntungkan untuk anak tiri dan orang tua tiri. Beberapa kunci ini akan bisa menolong :

1. Berikan diri anda waktu untuk membangun hubungan yang bisa bekerja. Sadari bahwa kasih dan perhatian membutuhkan waktu untuk bertumbuh, khususnya dengan anak yang belum akil balik dan juga para remaja. Beberapa riset menunjukkan bahwa anak-anak dibawah usia 5 tahun akan menjalin hubungan dengan orang tua tirinya dalam satu atau dua tahun. Bagaimanapun, anak yang lebih tua hingga remaja akan butuh waktu bertahun-tahun hingga mereka dewasa dan akan menikah. Dengan kata lain, anak 10 tahun mungkin membutuhkan waktu 10 tahun sebelum mereka merasa benar-benar punya hubungan dengan orang tua tirinya. Cobalah membayangkan keluarga tiri ini dalam wadah periuk dari tanah liat, begitu lambat untuk masak, jadi jangan terlalu repot dengan hal ini. Disamping itu, wadah tanah liat secara bertahap membuat semua ramuannya menjadi satu sehingga percayalah bahwa suhu yang rendah juga pada akhirnya akan menjadikannya bekerja. Ini adalah beberapa rekomendasi tips memasak dengan "suhu rendah" di wadah periuk tanah liat.

  • Jangan harapkan anda atau anak tiri anda secara ajaib akan merayakan semua waktu anda bersama-sama. Anak tiri seringkali merasa bingung tentang hubungan keluarga barunya, merasa antara diterima dan ditolak karena adanya perubahan orang baru dalam kehidupan mereka. Berikan anak tempat dan waktu untuk bekerja melalui emosi mereka.
  • Berika diri anda ijin untuk tidak secara utuh diterima oleh mereka. Penerimaan dari anak tiri kepada anda seringkali lebih banyak tentang keinginan mereka untuk berhubungan dengan orang tua kandung daripada penerimaan atau penolakan dari anda. Kesadaran ini akan menolong anda untuk tidak membuat segala sesuatu menjadi hal yang pribadi ketika mereka menolak keberadaan anda.
  • Berikan anak tiri anda waktu untuk menjauh dari anda, khususnya bila mereka ingin dekat orang tua kandung mereka. Waktu yang eksklusif dimiliki anak tiri dengan orang tua kandungnya sebelum anda menikahi orang tua anak tiri anak anda. Hormati anak tiri anda dengan memberikan kembali waktu eksklusif, ini akan menolong mereka untuk menghormati anda.

2. Loyalitas anak pada orang tua kandung mungkin mengganggu penerimaan mereka terhadap anda. Anak-anak seringkali mengalami keretakan secara emosional ketika mereka menikmati hubungan dengan orang tua tirinya. Ketakutan bahwa menyukai anda bagaimanapun melukai hubungan pemeliharaan, hubungan biologi dengan orang tua kandungnya akan lazim terjadi. Perasaan bersalah yang terjadi kemudian bisa menyebabkan perilaku tidak taat dan bahkan menutup diri. Dalam rangka menolong anak tiri berurusan dengan tantangan tersebut, lakukan hal ini :

  • Ijinkan anak-anak untuk memegang loyalitas mereka dan dukunglah kontak mereka dengan orang tua kandung.
  • Jangan pernah mengkritik orang tua kandung mereka, atau itu akan mensabotase opini anak-anak terhadap anda.
  • Jangan mencoba menggantikan suatu hubungan tanpa keterkaitan atau almarhum orang tua kandung anak. Pertimbangkan diri anda untuk menambah figur orang tua dalam diri anak anda.

3. Kaidah dari Kardinal bagi hubungan anak tiri dan orang tua tiri adalah ini : Biarkan anak-anak menetapkan cara hubungan mereka dengan anda. Jika anak tiri anda terbuka pada anda dan kelihatan ingin mendapat perhatian secara fisik dari anda, jangan biarkan mereka kecewa. Bagaimanapun jika mereka bersikap menjauh dan bersikap hati-hati, jangan paksa diri anda pada mereka. Hormati batasan mereka, karena itu seringkali melambangkan kebingungan mereka terhadap hubungan baru dan kehilangan mereka di waktu yang lalu. Ada waktunya dalam keluarga baru segalanya menyatu, secara perlahan menaikkan keterkaitan pribadi anda dan perhatian anda. Secara bersama anda dapat menempa hubungan yang bisa berjalan yang tumbuh sejalan dengan waktu.

Belum lama ini seorang pria mengatakan pada saya bahwa butuh waktu 30 tahun sebelum ia dapat mengatakan pada ayah tirinya bahwa ia mengasihi ayahnya. Tidak dapat disangsikan, ayah tirinya berjuang melalui waktu yang panjang sebelum mendapat pengakuan penerimaan dari anak tirinya. Namun meskipun sikap baiknya dan kepemimpinan telah ia lakukan, anak tirinya tidak dapat membiarkan dirinya mengembalikan kasih ayahnya itu. Akhirnya bagaimanapun juga, cinta kasih dalam diri anak tiri tidak akan hilang dan dapat mengekspresikan apresiasi pada ayah tirinya untuk semua keterlibatan dalam hidupnya. Kepercayaan yang mengerjakan hal yang benar dalam nama Yesus pada akhirnya akan anda dan anak tiri anda menjadi satu kesatuan. Dalam pada itu, menetapkan pengharapan yang realistis tidak menjadikan perasaan anda seperti orang yang gagal (hingga harinya datang).

Santai dan Bangunlah Hubungan

Santai, relaks. Itu adalah kata yang menarik untuk didengar ketika anda merasa anda tidak membuat kemajuan apa-apa sebagai orang tua tiri. Itu bahkan kata-kata yang saya terus pakai dalam terapi dengan keluarga tiri. Periuk tanah liat pada akhirnya akan membawa anda semakin dekat dengan anak tiri anda, namun anda tidak dapat memaksakan perhatian. Jadi santai saja, terimalaha tingkat hubungan yang terjadi, dan percayalah pada periuk tanah liat untuk terus meningkatkan hubungan anda sepanjang waktu. Dalam pada itu gunakan nasehat berikut ini untuk menolong anda bersikap tentang lambat-nya membangun hubungan anda.

Pertama, perhatikan aktifitas anak tiri anda. Ketahui apa yang mereka lakukan di sekolah, gereja dan aktivitas ekstrakulikuler lainnya, dan buatlah itu menjadi bagian diri anda. Bawa mereka untuk latihan sepak bola, tanyai tentang test matematika yang mereka pelajari, dan tolong mereka belajar berkomunitas dalam permainan di sekolah. Monitoring membawa keseimbangan dalam diri anak tanpa terasa mendatangi mereka terlalu kuat.

Saran yang kedua adalah mencari tahu cara membangun hubungan, namun secara lambat. Melalui tahun pertama pernikahan, orang tua tiri seharusnya terlibat dengan anak tirinya ketika anggota keluarga lainnya dapat hadir. Aktivitas kelompok keluarga ini akan mengurangi kekuatiran anak-anak saat terjadinya pertemuan muka dengan muka dengan orang tua tirinya. Orang dewasa seringkali mengira bahwa cara mengetahui anak tirinya adalah dengan menghabiskan waktu secara personal, waktu yang eksklusif dengan mereka. Ini mungkin benar untuk beberapa anak tiri, namun bagaimanapun, kebanyakan anak tiri lebih suka tidak terlibat dengan situasi seperti itu sampai mereka bertumbuh lebih nyaman dengan orang tua tirinya. Menghormati perasaan itu hingga anak membuat hal itu menjadi nyata bahwa dia bisa menerima waktu dimana terjadi kontak muka dengan muka dengan orang tua tirinya.

Saran berikutnya untuk membangun hubungan adalah dengan membagikan talenta, kemampuan dan kegemaran anda dengan anak tiri anda dan untuk menjadi ingin tahu satu sama lain. Jika anda tahu bagaimana memainkan gitar dan anak tiri anda juga tertarik, ambillah waktu untuk menunjukkannya padanya. Jika anak anda tertarik membaca buku-buku atau berrmain video games, anda juga cobalah memberi perhatian dan tanyakan dia tentang hal itu. Saling berbagi kegemaran ini menjadi titik hubungan yang menguatkan kepercayaan antara anak tiri dan orang tua tiri. Berbagi kegemaran ini menjadi poin yang menguatkan kepercayaan antara orang tua dan anak tirinya. Saling berbagi tentang Tuhan melalui dialog, musik atau aktivitas gereja adalah sumber besar suatu hubungan. Sebagai contoh, proyek pelayanan adalah kegiatan yang indah bagi orang tua dan orang tua tiri untuk pengalaman bersama. Sedikit sekali hal yang membuat orang bersatu seperti halnya melayani satu sama lain dibawah nama Tuhan Yesus. Mendiskusikan nilai-nilai melalui cara pandang Tuhan dan memiliki saat teduh bersama keluarga akan menguatkan hubungan anda, demikian juga halnya dengan saling mendukung secara spiritual dengan anak anda.

Temukan Peran Dengan Kedisiplinan

Mungkin kebingungan atas peran orang tua tiri adalah bagaimana menetapkan batasan, mengajarkan nilai-nilai, dan menekankan konsekuensi. Tentu saja, perangkap terbesar dan paling umum untuk keluarga baru ini adalah ketika orang tua kandung terlalu banyak angkat tangan dari tanggung jawab pengasuhan anak, dan orang tua tiri mulai menghukum anak untuk perilaku salah yang terlalu cepat. Agaknya, kesatuan pendekatan tim yang melibatkan orang tua kandung dan tiri adalah tindakan terbaik.

Sejak awalnya, tim kerja antara orang tua kandung dan tiri mulai dengan mensyukuri kekurangan wewenang dari orang tua tiri berkaitan dengan lemahnya pertumbuhan hubungan dengan anak-anak. Hingga status orang tua di nomor dua tercapai (dan itu bisa meminta waktu 18 bulan hingga tahunan), orang tua tiri seharusnya pada membangun hubungan (lihat bagian diatas) dan menjadi perpanjangan dari otoritas orang tua kandung. Pada awalnya, hal ini dikerjakan melalui dua tugas : pertama, negosiasikan perangkat peraturan rumah tangga dan standar tingkah laku bagi semua anak (apakah anak tiri atau kandung). Kedua, meletakkan orang tua tiri dalam peran sebagai "baby sitter".

Menegosiasikan perangkat peraturan rumah tangga dan tingkah laku melibatkan kedua orang dewasa, namun mengambil tempat (pada awalnya) diluar dari jarak pendengaran atau sepengetahuan anak-anak. Sebagai orang tua yang efektif, pasangan harus mendiskusikan peraturan, standar, konsekuensi, dan satu sistem disiplin untuk anak-anak. Kemudian orang tua kandung dapat mengkomunikasikan hal ini pada anak-anak. Ketika orang dewasa bertindak diluar peraturan yang dinegosiasikan ini (atau gagal untuk menjunjung peraturan ini), anak-anak dapat menjadi terpecah dan bahwa dapat menaklukkan orang tua. Konflik dan penolakan pasti akan terjadi.

Di lain pihak, ketika seorang baby sitter peduli pada anak-anak, dapat dimengerti bahwa mereka memiliki otoritas karena orang tua kandung telah meletakkan pada mereka tugas itu. Demikian juga, sekali peraturan dikomunikasikan, orang tua kandung harus melepaskan kuasa pada orang tua tiri dengan mengkomunikasikannya pada anak-anak pengharapan yang mereka turuti dan menghormati orang tua tiri. Jika peraturan dilanggar, itu adalah peraturan rumah tangga atau peraturan orang tua, bukan peraturan orang tua tiri. Jika satu penghukuman dilaksanakan oleh orang tua tiri, itu sama saja dengan penghukuman oleh orang tua kandung. Belakngan, ketika orang tua kandung memasuki gambaran itu, mereka seharusnya mendukung keputusan orang tua tiri (dengan penuh harapan mereka ada di jalur dengan sistem disiplin yang telah ditentukan sebelumnya), dan kemudian menguatkan pengharapan mereka dimana anak-anak akan mentaatinya orang tua tirinya di masa depan. Ini adalah peran baby sitter yang menghasilkan ruang untuk orang tua tiri dan anak tiri untuk membangun hubungan dan pada saat yang sama dapat memberi kekuatan pada orang tua tiri untuk memiliki pengaruh di rumah.

Jika anak-anak memiliki pergumulan untuk menerima posisi orang tua tiri, bandingkan ketaatan mereka kepada orang tua tiri dan ketaatan mereka kepada guru, pelatih, atau penasehat sekolah mereka. Seringkali yang merupakan ketakutan justru adalah "pengkhianatan" dari orang tua kandung ketika mereka menjaga anak-anak mereka dari menjadi kooperatif dengan orang tua titrinya. Bagaimanapun, ketakutan mereka mungkin dapat dikurangi jika mereka memandang orang tua tiri "hanya seperti seorang guru".

Pada akhirnya, orang tua tiri mungkin akan berpindah dari peran seorang baby sitter pada seorang paman atau tante (dimana anak-anak mempertimbangkan orang tua tiri sebagai "perluasan keluarga", namun jangan menawarkan mereka otoritas yang penuh sebagai orang tua). Sebagai tambahan, karena orang tua tiri akan terikat dengan anak terkecil dengan lebih cepat, mereka mungkin menjadi "perluasan keluarga" pada anak yang muda dan menjadi "baby sitter" bagi anak yang lebih tua. Atau dapat anda katakan, menjaga komunikasi terbuka tentang perubahan status orang tua tiri dengan anak-anak adalah sesuatu tugas penting bagi pasangan suami istri.

Nilai Orang Tua Tiri

Apakah anda pernah berhenti memperhatikan bahwa Tuhan semesta alam melakukan apa yang tidak bisa dipercaya yaitu dengan membiarkan anakNya diasuh oleh ayah tiri secara daging, Yusuf. Ya, dalam hal itu Yesus adalah anak tiri. Meskipun hanya sedikit ayat menulis tentang karakter Yusuf, kita dapat bersandar pada jaminan bahwa Tuhan mengambil Yusuf dengan satu alas an. Dia harus memiliki pengaruh besar pada Yesus selama tahun-tahun sebelumnya. Saya kira kita dapat katakan bahwa dampak pengaruh Yusuf pada pertumbuhan Yesus adalah dalam hal kebijaksanaan, kedalaman hidup, dan perkenanan dari Tuhan dan manusia, sesuatu yang tidak terukur.

Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. (Lukas 2:40)

Tantangan dari pengasuhan orang tua tiri amatlah nyata. Kepentingan peran anda dalam kehidupan anak tiri anda tidak terhingga nilainya. Komitmenkan diri anda pada Tuhan, seperti halnya Yusuf dan tawarkan kasih Tuhan pada anak tiri anda (pada tingkatan apapun yang mungkin). Anda mungkin tidak menyadari bagaimana pentingnya hidup anda.
Halaman :
1

Ikuti Kami