Mengenali Diri Sendiri
Fifi Official Writer
Pernahkah anda mendengar sebutan seperti; ‘muka tembok' atau ‘kulit badak' ? sebutan ini biasanya ditujukan untuk orang yang terlalu percaya diri atau
over confident. Orang yang
over confident memang terkesan percaya diri dan tidak tahu malu atau tidak tahu diri. Sehingga sering dijuluki seperti itu, untuk menggambarkan betapa orang yang
over confident itu tidak mampu menempatkan diri dalam norma yang seharusnya.
Dengan demikian, maka orang yang percaya diri, seharusnya mampu menempatkan dirinya dalam norma yang berlaku tanpa merasa rendah diri. Ini berarti letak percaya diri adalah diantara
over confident dengan
lower confident. Orang yang merasa
lower confident cenderung merasa malu dan segan, sehingga terkesan tertutup dan pemalu. Biasanya, orang yang merasa
lower confident, memiliki sikap-sikap seperti; pesimis, tidak berani menerima tanggung jawab, tidak berani mengungkapkan pendapatnya, dan cenderung menutup diri. Hal-hal ini, tentunya akan sangat merugikan, karena dapat menjadi penghalang orang tersebut untuk maju atau berhasil.
Tetapi, menjadi persoalan adalah tidak mudah untuk memiliki percaya diri.
Salah satu syarat untuk memiliki kepercayaan diri adalah memiliki rasa berharga terhadap diri sendiri. Kalau anda perhatikan orang-orang yang memiliki kepercayaan diri, umumnya memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan.
Kebanggaan inilah yang membuat orang tersebut merasa dirinya berharga, sehingga mereka bisa ‘tampil' dengan penuh percaya diri. Sebaliknya, jika anda perhatikan orang yang
lower confident, umumnya adalah orang yang merasa dirinya kurang berharga, bahkan tidak berharga. Mereka merasa dalam diri mereka tidak ada sesuatu yang dapat dibanggakan. Akibatnya, mereka tidak mampu ‘tampil' dengan kepercayaan diri yang penuh.
Sebaliknya lagi, orang yang
over confident adalah orang yang
terlalu merasa dirinya berharga. Mereka mempunyai sesuatu dalam dirinya yang membuat mereka merasa lebih dari orang lain. Sehingga mereka dapat dengan nyaman untuk ‘tampil' atau melakukan perbuatan yang orang kebanyakan rasa malu melakukannya.
Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat memiliki rasa berharga yang akan membuat kita percaya diri? Ada beberapa kesalahan yang terjadi sehubungan dengan memiliki rasa berharga dalam diri. Dibawah ini adalah penjelasan beberapa kesalahan-kesalahan itu dan penjelasan membangun rasa berharga yang sebenarnya :
1.
Rasa berharga yang diperoleh secara fisikMaksudnya orang tersebut merasa berharga karena mengetahui bahwa ia secara fisik itu cantik, tampan, bertubuh atletis bagi pria, atau langsing bagi wanita, dsb. Mengapa rasa berharga ini saya bilang salah, karena kepercayaan diri yang akan ia miliki bergantung kepada fisiknya. Selama fisiknya tetap cantik atau tubuhnya tetap langsing, misalnya atau selama ia tetap tampan dan fisiknya tetap atletis, ia masih memiliki kepercayaan diri.
Tetapi, bila terjadi musibah kecelakaan, dan fisiknya terkena akibat musibah itu apakah ia masih punya kepercayaan diri? Bila melihat fisiknya sudah tidak cantik lagi atau fisiknya sudah cacat dan melihat ada orang yang cantik atau tubuh yang atletis, apa ia masih bisa percaya diri? Jadi, tidak bisa membangun kepercayaan diri berdasarkan rasa berharga yang diperoleh secara fisik. Fisik itu sangat labil atau mudah berubah, tidak bisa dijadikan dasar untuk percaya diri.
Oleh karena itu, tidak perlu merasa rendah diri kalau secara fisik kita merasa tidak cantik atau tidak langsing malah langsung. Bagi pria, tidak tampan, malah bertumbuh pendek, berkulit hitam, ber-rambut kriting, dan hidup lagi. Ingatlah, sekalipun, secara fisik anda kurang bahkan cacat, tetapi
kepercayaan diri tidak bisa dibangun dari rasa berharga yang diperoleh secara fisik.
2.
Rasa berharga yang diperoleh karena kaya secara materiBanyak
juga orang yang membangun rasa percaya dirinya melalui harta kekayaan yang ia miliki. Tidak heran karena dimana-mana orang kaya selalu dihargai dan dihormati oleh orang yang tidak mampu. Perhatikan saja, bila orang kaya masuk toko, pelayan pasti menyambutnya dengan ramah dan penuh rasa hormat. Bila pelayanan tidak baik, maka orang kaya itu akan marah karena merasa tidak dihargai. Sebaliknya, bila orang yang miskin, adakalanya dibiarkan saja atau tanpa sambutan yang ramah.
Begitu juga didalam kehidupan bermasyarakat, orang kaya menjadi tokoh terhormat yang menduduki kursi-kursi terhormat dan duduk bersebelahan dengan para pejabat. Sebaliknya, orang miskin mungkin tidak mendapatkan kursi dan tinggal berdiri diluar tenda. Oleh karena itu, orang kaya sering terlihat ‘tampil' dengan penuh percaya diri. Karena, sekalipun ia hanya memakai celana pendek dan kaos oblong, orang yang tahu dia orang kaya akan tetap menghormati atau menghargainya. Pada akhirnya, banyak orang berusaha untuk kaya, agar dihormati dan dihargai orang lain.
Tetapi, kekayaan secara materi tidak bisa di jadikan dasar untuk memiliki kepercayaan diri. Sebagai contoh; seseorang yang merasa dirinya berharga karena memiliki kekayaan. Ia akan kehilangan harga dirinya bersamaan dengan hilangnya kekayaan yang ia miliki. Secara otomatis, ia pun akan kehilangan rasa percaya dirinya karena sudah kehilangan harga dirinya.
Bahaya sekali apabila anda mengantungkan harga diri anda dengan harta kekayaan.
Beberapa orang, memilih untuk mengakhiri hidupnya (bunuh diri) setelah tahu bahwa ia sudah tidak kaya lagi atau usahanya sudah bangkrut, dsb. Orang-orang tersebut memilih mati daripada hidup tanpa kekayaaan. Mereka berpikir diri mereka sudah tidak ada artinya atau tidak berharga tanpa kekayaaan yang mereka miliki.
3.
Rasa berharga yang diperoleh dari kedudukan/jabatan dan kekuasaanTidak berbeda dengan orang-orang yang mendasarkan harga dirinya melalui kekayaan. Mendasarkan harga diri pada kedudukan/jabatan dan kekuasaan merupakan hal yang berbahaya juga.
Seorang jendral yang meletakan harga dirinya pada kekuasaannya. Ia akan merasa tidak berarti atau berharga setelah ia pensiun karena tidak ada lagi yang menghormatinya. Sebab, ia sudah tidak berkuasa lagi dan orang yang dahulu membutuhkannya kini meninggalkannya dan mencari jendral yang masih aktif. Seorang ketua yang merasa berharga karena kedudukannya. Ia akan kehilangan harga dirinya setelah tidak lagi menjabat sebagai ketua dan orang-orang tidak menghormatinya lagi.
Seorang pejabat yang merasa berharga karena ia bukan seperti rakyat biasa, melainkan pejabat pemerintah. Ketika, ia tidak menjabat lagi dan kembali menjadi rakyat biasa, maka iapun kehilangan rasa berharganya. Begitu juga dengan keluarga yang menaruh harga diri mereka kepada orang tua atau suami/istri mereka yang menjabat atau berkuasa. Ketika, orang tuanya atau suami/istrinya tidak lagi menjabat, maka hilang pula harga diri mereka. Orang-orang yang mendasarkan harga diri mereka kepada kekuasaan atau jabatan, akan berhadapan dengan masalah kejiwaan. Beberapa diantara mereka ada yang menjadi gila atau sakit jiwa karena tidak mampu menghadapi kenyataan. Biasanya, mereka selalu dihormati, dihargai, dilayani, kini tidak ada ada lagi. Mereka tidak tahan melihat orang dihormati, dihargai, dan dilayani seperti mereka dulu. Hal itu akan membuat air mata mereka mengalir atau mereka menjadi stress sendiri. Karena mereka tidak lagi merasa berharga seperti dulu ketika mereka masih menjabat atau ketika orang tua atau suami/istri mereka masih menjabat.
Jadi, kedudukan/ jabatan dan kekuasaan yang dimiliki itu hanyalah bagian dari pekerjaan.
Ingatlah, harga diri anda tidak ditentukan dari apa pekerjaan anda atau apa kedudukan anda.
4.
Rasa berharga yang diperoleh karena memiliki kepandaian atau kemampuanAda juga orang-orang yang membangun harga dirinya melalui kepandaian, kemampuan atau ketrampilan yang mereka miliki. Mereka merasa berharga karena mereka cerdas secara intelektual, atau terampil bermain musik, atlet olah raga, dsb. Keahlian mereka adalah harga diri mereka. Ini juga salah karena kepandaian, kemampuan atau ketrampilan setiap orang itu terbatas. Tidak ada manusia yang selalu benar atau selalu bagus, akan selalu ada saat, ia lalai atau melakukan kesalahan. Ada pepatah yang berbunyi," sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga."
Sepintar apapun dia, seahli apapun dia, atau seterampil apapun dia, tetap memiliki potensi untuk gagal atau berbuat kesalahan.
Jadi, bila harga diri dibangun dari kepandaian atau kecerdasan, kemampuan atau ketrampilan, maka anda sedang bergantung pada akar yang rapuh. Contoh; seorang yang ahli bermain musik. Dalam konsernya, ternyata ia gagal memainkan musik yang seharusnya dan membuat penontonnya kecewa. Bila ia meletakan harga dirinya pada keahliannya, maka kegagalannya adalah hilangnya harga dirinya. Ia tidak lagi merasa berharga karena ia telah gagal memainkan musik dan membuat penontonnya kecewa. Oleh karena itu, tidak bisa membangun harga diri melalui kepandaian, kemampuan, atau ketrampilan. Karena ketika mereka gagal atau melakukan kesalahan, mereka akan dengan mudah kehilangan harga dirinya juga.
Apalagi kesalahan dalam membangun rasa berharga, dan apa yang harus dilakukan untuk memiliki percaya diri sejati? Tunggu saja bagian ke-2 tulisan ini.....
Halaman :
1