Anak Kesayangan

Parenting / 22 November 2005

Kalangan Sendiri

Anak Kesayangan

Fifi Official Writer
4456
Baru-baru ini, saya membaca kisah nyata seorang wanita Asia yang berprofesi sebagai dokter di Amerika Serikat. Dia adalah salah satu dari delapan bersaudara dalam keluarganya, tapi hanya dia satu-satunya yang tidak dicintai. Ibunya meninggal setelah melahirkan dia, dan saudara-saudaranya serta ayahnya tidak dapat memaafkannya.

Wanita ini menghabiskan masa kecil yang menyedihkan di sekolah asrama, sementara saudara-saudara lainnya tinggal di rumah bersama ayah mereka dan istri barunya. Ketika ayahnya meninggal, hanya dia satu-satunya yang tidak mendapat warisan.

Meskipun saat ini dia telah menjadi orang yang sukses, dia mengatakan bahwa dia masih terus berusaha melawan perasaan tertolaknya setiap hari. Dia masih merasa terluka karena tidak pernah merasakan cinta dari keluarganya.

Kalau anda adalah orang tua yang mempunyai anak lebih dari satu, mungkin anda juga menghadapi godaan memperlakukan seorang anak lebih istimewa dibanding yang lainnya. Kadangkala kepribadian seorang anak lebih cocok atau lebih sejalan dengan anda dibanding yang lain. Jika anda hanya mempunyai seorang anak perempuan atau seorang anak laki-laki diantara anak-anak anda, anda mungkin tergoda untuk mengistimewakan anak itu. Jika seorang anak jauh lebih muda dibanding yang lain, anda mungkin saja memanjakannya secara berlebihan.

Pahamilah hal ini, jika anda mengistimewakan seorang anak, anak yang lain akan terluka. Mempunyai anak kesayangan menyebabkan dampak negatif terhadap keluarga, menyebabkan kecemburuan dan perpecahan.

Kalau anda memiliki kecenderungan untuk mengistimewakan seorang anak, mintalah kepada Tuhan agar anda mampu mencintai anak-anak anda sama rata, meskipun tampaknya seorang dari antara mereka tampak lebih berhak mendapat kasih sayang lebih. Karena mencintai setiap anak anda dengan sepenuh hati adalah tanggung jawab anda sebagai seorang ibu. Karena setiap anak adalah anugerah yang berharga dariNya.
Halaman :
1

Ikuti Kami