Langkah-langkah Atasi Konflik Dalam Pernikahan

Marriage / 22 November 2005

Kalangan Sendiri

Langkah-langkah Atasi Konflik Dalam Pernikahan

Fifi Official Writer
6609
Perbedaan pendapat dan ketidaksetujuan pasti pernah terjadi dalam sebuah pernikahan, tapi semua itu tidak perlu sampai menimbulkan pertengkaran yang menyakitkan baik bagi anda maupun pasangan. Berikut ini beberapa saran yang mungkin dapat membantu anda menyelesaikan konflik anda dengan pasangan:

  • Lihatlah pernikahan sebagai komitmen seumur hidup, sama seperti komitmen Yesus kepada mempelaiNya yaitu kita gerejaNya.
  • Buatlah kesepakatan atau perjanjian dengan pasangan untuk saling mendengarkan ungkapan perasaan masing-masing, bahkan saat anda atau pasangan tidak sependapat atau setuju dengan ungkapan emosi pasangan atau anda tersebut.
  • Berjanjilah bahwa anda dan pasangan berkomitmen terhadap kejujuran dan penerimaan satu sama lain.
  • Cintailah satu sama lain dengan tanpa syarat, dengan menanamkan pikiran bahwa setiap orang mempunyai 100% tanggung jawab untuk menyelesaikan konflik pernikahan (konsep 50-50 jarang berhasil).
  • Pertimbangkan semua faktor yang menyebabkan terjadinya konflik sebelum membicarakannya dengan pasangan anda.
  • Akui dosa pribadi apapun dalam konflik tersebut kepada Tuhan sebelum anda mengakui dan membicarakannya dengan pasangan.
  • Batasi konflik pada saat ini dan kemudian, jangan pernah membawa lagi kegagalan atau kesalahan di masa lalu, karena kegagalan sebelumnya seharusnya sudah dimaafkan.
  • Hapuskan frasa-frasa berikut ini dari kosa kata anda: "Kamu tidak pernah..." atau "Kamu selalu...", "Aku tidak bisa.", "Aku akan coba..." (biasanya berarti: "aku akan melakukan usaha dengan setengah hati tapi tidak akan cukup berhasil"), "Kamu seharusnya..." atau "Kamu tidak seharusnya..." (ini adalah pernyataan dari orang tua kepada anak mereka).
  • Batasi pembicaraan hanya pada satu topik yang merupakan sumber atau akar dari konflik yang terjadi.
  • Berfokus pada topik pembicaraan dibanding saling menyerang satu sama lain.
  • Tanyakan pada pasangan apakah dia ingin meluangkan waktu untuk berpikir tentang konflik tersebut sebelum membicarakannya dengan anda (namun jangan sampai melebihi waktu tidur - lihat Efesus 4:26).
  • Baik anda maupun pasangan anda sebaiknya menggunakan "Saya merasa..." dalam menyampaikan pesan atau responnya terhadap perkataan atau sikap yang timbul dari konflik tersebut. Contohnya, "Saya merasa kesal karena kamu pulang terlambat untuk makan malam tanpa menelponku terlebih dulu" merupakan pesan antar dua orang dewasa, dibanding dengan "Kamu seharusnya selalu menelponku kalau kamu akan terlambat untuk makan malam." yang merupakan pernyataan dari orang tua kepada anaknya. Pernyataan yang semacam itu hanya akan membuat pasangan anda menjadi defensif dan membela diri.
  • Jangan pernah mengatakan sesuatu yang menghina atau merendahkan karakter pasangan anda. Amsal 11:12 mengatakan bahwa siapa yang menghina sesamanya adalah orang yang tidak berakal budi.
  • Walaupun pasangan anda tidak akan selalu benar, namun lihatlah pasangan anda sebagai salah satu perpanjangan tangan Tuhan yang bekerja dalam hidup anda. Amsal 12:1 mengatakan bahwa siapa yang membenci teguran adalah dungu.
  • Jangan pernah balas menyerang, bahkan walaupun pasangan anda tidak mengikuti panduan ini.
  • Jangan katakan pada pasangan anda tentang apa alasan yang anda pikirkan tentang penyebab mengapa dia melakukan apa yang dia lakukan (kecuali jika dia menanyakannya). Namun tetaplah menyatakan bagaimana perasaan anda terhadap apa yang dia lakukan.
  • Jangan mencoba membaca pikiran pasangan anda. Jika anda tidak yakin apa yang dia maksud dengan perkataan atau perbuatannya, tanyakan kepadanya secara langsung untuk klarifikasi.
  • Bersikaplah jujur tentang emosi-emosi yang anda rasakan, namun tetap kendalikan mereka. Amsal 29:11 mengatakan bahwa orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya. Amsal 15:18 mengatakan, si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.
  • Ingatlah bahwa resolusi dari konflik itu adalah untuk menentukan apa yang penting, bukan siapa yang menang atau siapa yang kalah. Jika konflik dapat diselesaikan, anda berdualah yang menang. Anda dan pasangan berada dalam satu tim, bukan tim yang berlawanan dan bersaing satu sama lain.
  • Membuat kesepakatan satu sama lain tentang topik-topik yang tidak perlu dibicarakan karena mereka terlalu menyakitkan (sensitif) atau pernah dibicarakan sebelumnya (contohnya, mertua, kegemukan, dan sebagainya).
  • Berdoalah tentang setiap konflik yang terjadi sebelum membicarakannya dengan pasangan anda.
Berusahalah untuk mempelajari dan melatih langkah-langkah ini setiap kali anda dan pasangan mengalami konflik dalam pernikahan. Buatlah kesepakatan dengan pasangan anda untuk saling menegur jika ada salah satu dari anda dan pasangan yang melanggar panduan ini baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Satu hal lagi yang paling penting, libatkanlah Tuhan dalam pernikahan anda dan ijinkan Dia memimpin anda dan pasangan anda dalam setiap hal yang terjadi atau setiap area yang ada dalam hubungan anda dan pasangan anda. Karena Dia yang menciptakan pernikahan dan mempunyai tujuan atasnya.(
Halaman :
1

Ikuti Kami