Manfaatkan Penderitaan Anda

Kata Alkitab / 22 November 2005

Kalangan Sendiri

Manfaatkan Penderitaan Anda

Admin Spiritual Official Writer
7215

Masalah yang Tuhan ijinkan dalam hidup ini membuat kita bisa mengetahui siapa sebenarnya diri kita. Apakah kita seorang penakut, pengecut, ataukah kita adalah orang yang baik hati, periang, ramah tetapi itu hanya topeng belaka, karena ketika ujian datang hal itu bisa berubah menjadi sesuatu yang tidak terbayang sebelumnya.

Keluaran 15:19-25, menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel di padang gurun, ketika keluar dari Mesir. Pembebasan bangsa Israel dari Mesir adalah suatu kemenangan besar, tetapi di depan mereka menanti ujian yang lebih sulit, yaitu padang gurun. Kenyataan yang sedang terjadi ialah bahwa kemenangan besar yang kita alami akan menuntun kita untuk bersiap menghadapi ujian sulit dalam hidup ini.

Tujuan utama dari ujian hidup ialah untuk menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Dalam hal sikap dan karakter. Intinya ialah untuk membawa kita kepada kerendahan hati. arena itu sebagai orang Kristen yang sejati ada tantangan buat hidupmu saat ini; Jangan sia-siakan penderitaanmu.

Gunakan penderitaan untuk menjadikan hidupmu :

Menjadi orang yang lebih baik
Bagaimana caranya? Jangan sia-siakan penderitaanmu.
Keluaran 15:25 - Tuhan menunjukkan adanya sepotong kayu.
Hal ini berarti jika kita sedang dalam masalah, solusinya hanya ada disekeliling kita sebenarnya.
Siapakah "Kayu" yang dimaksud? Alkitab mencatatnya dalam Galatia 3:13-14 bahwa, kayu itu ialah salib. Dan Yesuslah yang sudah membuat sejarah dengan kayu salib itu. Orang Kristen, ketika menghadapi masalah, sebenarnya Tuhan sedang menunjukkan kayu itu dalam hidupmu.

Contoh :
Hosea 2:13
"...berbicara menenangkan hatinya." Dalam terjemahan lain : "..and speak comfort to her". Dalam bahasa literalnya ditulis : "to her heart."

Tujuan Tuhan untuk membawa kita kepada masalah ialah supaya Dia bisa berbicara kepada kita secara pribadi. Hal inilah yang disebut "pewahyuan". Ya! Pewahyuan yang "Langsung" didapatkan dari Tuhan. Selama penyampaian khotbah di gereja Anda mendapatkan pewahyuan second hand. Begitu juga saat Anda membaca renungan harian, buku-buku rohani dan lain-lain.

Hosea 2:14
"...dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan"
Akhor artinya masalah. Perhatikan di sini ada kebenaran yang baik; Tuhan akan membuat masalah dalam hidupmu menjadi sebuah pintu pengharapan.
"...maka ia akan merelakan dirinya di sana.."
Terjemahan NKJV : "She shall sing there" (Dia akan bernyanyi di sana).

Tuhan ingin supaya kita bersukacita dan bernyanyi untuk menghadapi masalah hidup ini. Kenapa? Tujuannya ialah Tuhan ingin supaya kita memiliki hubungan yang lebih intim dengan Dia dan kita memanggilNya bukan lagi sahabat, tuan tetapi suamiku. (Hosea 2:15). Tuhan ingin kita menjadi pasangan hidupNya, bukan lagi sebagai hamba atau pelayan.

Mendekatlah pada Tuhan
2 Korintus 1:8-10
"...supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."

Sekalipun kita berada dalam lembah terkelam sekalipun, jangan pernah melupakan Tuhan. Tapi lakukanlah sebaliknya; percaya dan berharap akan kasih setiaNya yang ajaib akan menolong hidupmu.

Gunakanlah penderitaanmu untuk menghibur orang lain
2 Korintus 7:3-4
"...sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah."

Dengan penderitaan yang pernah kita alami, kita akan bisa menjadi berkat bagi orang lain yang mempunyai penderitaan yang sama. Kita bisa menyaksikan, bagaimana kita keluar dari penderitaan. Dan kesaksian kita akan memberikan semangat dan penghiburan kepada mereka untuk bisa keluar dari penderitaan yang dialami.

Janganlah pernah menyia-nyiakan penderitaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupanmu. Sehingga engkau bisa menjadi seorang Kristen Emas yang semakin ditempa, semakin berkilau. Dan karakter kita boleh dibentuk menjadi semakin serupa dengan Allah sendiri.

Sumber : Sumber: berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami