Ingin Pertumbuhan Balita Anda Optimal?

Parenting / 21 November 2005

Kalangan Sendiri

Ingin Pertumbuhan Balita Anda Optimal?

Fifi Official Writer
5874
Ingin pertumbuhan balita anda optimal? Olahraga adalah salah satu sarananya. Namun pilihan jenis olahraga harus benar-benar tepat. Dengan latihan yang teratur, kemampuan kerja jantung serta paru akan meningkat. Peredaran darah pun jadi lancar. Olahraga juga bisa membuat sistem kerja organ tubuh bekerja secara optimal. Tidak heran, kalau orang yang rajin berolahraga sejak usia muda punya daya tahan tubuh yang kuat dan tidak mudah terkena penyakit. Bagaimana dengan balita?

Bagi anak usia di bawah 5 tahun, olahraga memiliki manfaat yang lebih khusus lagi. Gerakan-gerakan yang biasa dilakukan dalam olahraga, seperti berlari, melompat, melempar, atau menendang, tidak semata-mata menyehatkan si kecil saja, akan tetapi merangsang pula pertumbuhan tulang-tulang serta otot-ototnya hingga optimal. Yang pasti, bukan hanya kekuatan tulang yang meningkat, namun juga kepadatan tulangnya. Semua ini memang sudah harus ‘ditabung' sejak masa bayi. Kelenturan otot-otot si kecil bertambah juga. Olahraga dapat membuat hormon-hormon dalam tubuh mungilnya bekerja dengan baik. Bahkan, dengan rajin berolahraga, si kecil bisa terhindar dari obesitas (kegemukan) plus penyakit yang biasa menyertainya. Misalnya, gangguan jantung atau diabetes melitus (penyakit gula atau kencing manis). Ada lagi? Ada. Secara psikis, anak yang rajin berolahraga, apalagi bila dilakukan bersama-sama teman sebaya, mudah bersosialisasi, selalu ceria, bersikap positif, serta tidak mudah murung dan depresi.

Meski latihan olahraga dapat menunjang pertumbuhan si kecil, anda perlu ekstra hati-hati plus jeli dalam memilihkan jenis olahraga untuknya. Mengapa? Secara umum, kemampuan si kecil masih sangat terbatas, baik fisik (gerak motoriknya), psikis, dan kemampuannya berkomunikasi. Sementara anda tentu saja tahu, bahwa kebanyakan jenis olahraga menuntut kemampuan gerak fisik dan kesiapan psikis yang mantap. Kalau sudah begini, apa jalan keluarnya? Pertama-tama, coba perhatikan dulu gerak-gerik si kecil di rumah. Berikut beberapa keterampilan yang umum dikuasai oleh balita:

  • Usia 1-3 tahun
Anak usia ini baru mulai menguasai keterampilan berdiri, berjalan, dan berlari. Awalnya, ia berjalan agak ‘sempoyongan' dan tidak kenal arah. Ia belum tahu apa itu belok kiri atau belok kanan. Pokoknya, ia hanya bisa berjalan lurus sampai akhirnya tibalah di pelukan anda. Secara perlahan, ia akan makin pintar berbelok. Walaupun pada awalnya dia harus membuat lingkaran yang lebar dulu. Memasuki usia 3 tahun, barulah ia mampu membelokkan tubuhnya secara tiba-tiba ke kiri atau kanan ketika berjalan atau berlari. Ia juga sudah mulai bisa melompat dengan kedua kakinya, dan ‘mendarat' sambil sedikit membungkukkan badannya. Batita alias di bawah 3 tahun mulai gemar berlari, melempar dan menangkap, serta menendang. Umumnya, ia akan melempar dan menangkap bola dengan kedua tangannya. Hanya saja, saat menangkap, ia akan mendekapkan tangan serta bola ke dadanya. Ia memang belum piawai melempar dan menangkap dengan satu tangan. Dan, meski ia sering memamerkan kebolehannya dalam menendang, tendangannya belum terarah. Lebih banyak meleset ke sana sini.

  • Usia 3 tahun
Si kecil baru mampu menerima dan mencerna instruksi yang sangat sederhana. Bila instruksi anda terlalu rumit, ia malah tidak mengerti dan juga cepat bosan. Akhirnya, olahraga bukan lagi sesuatu yang fun . Rentang konsentrasinya juga masih pendek. Itu sebabnya, ia masih sulit diarahkan dan lebih suka bergerak ‘semau-maunya'.

  • Menjelang usia 5 tahun
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan kekuatan tubuh serta kemampuan berkomunikasi, si kecil biasanya sudah lebih mampu menguasai dan mengendalikan gerak tubuhnya. Ia juga mulai bisa menerima dan lebih oke dalam mencerna ‘instruksi'. Namun bentuk ‘instruksi' harus tetap sederhana. Lalu, rentang konsentrasinya lumayan meningkat, hingga sekitar 5-10 menit.

Setelah melihat proses perkembangan kemampuan balita, barulah anda bisa menentukan kira-kira jenis olahraga yang paling cocok untuknya. Tentu saja, ada rambu-rambu yang masih perlu ditaati. Sebenarnya, tujuan berolahraga pada balita adalah merangsang perkembangan fisik dan kemampuan psikisnya secara menyeluruh. Intinya, si kecil bergerak, namun sekaligus jadi senang dan ceria. Jadi, usia ini baru merupakan tahap persiapan bagi si kecil untuk melakukan gerakan-gerakan dasar dari jenis olahraga yang sesungguhnya. Biasanya, anak baru piawai melakukannya dengan benar di usia 6 tahun ke atas. Makanya, bentuk olahraga yang paling pas untuk balita adalah latihan gerak yang sesuai tahap kemampuannya serta dilakukan sambil bermain. Kalau belum apa-apa, si kecil sudah dijejali dengan seabrek peraturan yang kaku atau gerakannya sulit sampai ia frustasi, bisa-bisa aktivitas ini langsung dicoret dari daftar rutinitasnya. Jadi, jangan minta anak untuk memukul bola kasti, misalnya, bila koordinasi antara gerak mata dan anggota tubuh lainnya belum kompak.

Untuk mudahnya, ajak si kecil berolah tubuh melalui tahapan berikut:
  • Mulailah dari variasi gerak berjalan, seperti berjalan melingkar mengikuti irama lagu.
  • Lanjutkan dengan variasi gerakan melompat. Misalnya, melompat hadap ke kiri, lalu hadap ke kanan.
  • Setelah itu, barulah latih keseimbangan tubuh si kecil. Caranya, variasi gerak dari duduk lalu berdiri, berdiri dengan satu kaki dan tangan terentang, berjalan sambil berjinjit, atau telentang di lantai lalu berguling ke kiri dan kanan.

Sebagai catatan, bergerak sambil meniru flora atau fauna yang ada di alam sekitar, seperti pohon bergoyang diterpa angin, kepiting berjalan, atau bangau berdiri, biasanya jadi gerakan favorit si 3 tahun. Meski begitu, melompat seolah-olah ingin mengambil awan di langit, merangkak seperti kereta api masuk terowongan, memasukkan bola-bola kecil ke dalam keranjang, atau berlari sambil memindahkan bola juga sangat menarik minatnya. Pada umur 5 tahun, biasanya si kecil mulai senang bermain lempar dan tangkap bola dengan teman, menendang bola ke arah ‘gawang', serta bermain sepeda. Bahkan, beberapa anak usia ini punya keterampilan motorik serta keseimbangan yang sangat baik. Banyak pula yang jago sepatu roda atau berenang. Bagaimanapun, proses perkembangan anak sangat bergantung pada faktor genetik plus rangsangan dari lingkungannya. Jadi, tak ada gunanya menetapkan target tertentu, apalagi sampai mengharapkan prestasi gemilang dari balita anda. Juga, jangan sekali-kali membanding-bandingkan kemampuan si kecil dengan balita lain. Setiap anak itu unik. Biarkan ia terus mengejutkan anda begitu mahir menguasai keterampilan tertentu

Perhatikan Rambu-rambunya
  • Balita bukan miniatur dewasa . Jadi, berikan latihan yang sesuai kemampuan anak. Juga, meski usia sama, belum tentu kemampuan tiap anak sama.
  • Tujuan utama berolahraga adalah melatih dan meningkatkan kemampuan motorik dasar , seperti merangkak, berjalan, melompat, berlari, berguling, melempar, dan menendang.
  • Latihan dengan teratur . Meski begitu, ini bukan berarti Anda harus memaksa anak untuk berolahraga setiap hari. Harus ada waktu antaranya. Misalnya, seminggu 2 kali.
  • Latihan harus terukur . Batasi waktunya. Perhatikan kekuatan balita. Jangan sampai ia terlalu lelah dan lemas setelahnya.
  • Pemanasan di awal dan pendinginan di akhir latihan . Berikan gerakan-gerakan ringan untuk melemaskan otot, dari kepala hingga kaki. Dengan begitu, organ tubuh anak tetap terjaga. Biar lebih bersemangat, biarkan ia berolah tubuh sambil diiringi musik.
  • Beri semangat dan pujian, ketika si kecil sedang berusaha melakukan suatu gerakan. Ini akan menambah kepercayaan dirinya.

Agar Dia Aman dan Nyaman
  • Pakaian tepat. Pastikan pakaian olahraganya terbuat dari bahan yang nyaman (menyerap keringat), serta tidak menghalanginya untuk bergerak dengan bebas.
  • Sepatu pas. Dengan begitu, tidak ada hambatan dalam bergerak, apalagi sampai menyakiti kakinya.
  • Lingkungan luar yang aman. Pastikan tempat berpijak anak tidak licin atau basah, sehingga ia tidak mudah tergelincir. Juga, pilih tempat yang tidak dekat pembuangan sampah (sarangnya lalat atau nyamuk), semak-semak (aman dari binatang berbahaya), atau tumpukan kayu-kayu bekas bangunan (paku banyak betebaran).
  • Lingkungan dalam ruang yang bebas hambatan. Pilih area berlatih yang jauh dari jendela kaca, meja kaca dan berujung lancip, benda-benda yang terbuat dari kaca, serta karpet tak rata atau ujungnya mencuat.
  • Peralatan yang aman dan nyaman. Semua alat bantu yang digunakan, entah matras atau alas tubuh untuk berguling, undakan untuk memanjat, palang besi untuk bergelayut, atau benda-benda lainnya, tidak boleh sampai menyakiti dan melukai anak.
  • Pakai pengaman. Untuk olahraga tertentu, khususnya bila ia sedang belajar olahraga yang menuntut keseimbangan tubuh, seperti sepatu roda atau rollerblade , kenakan pengaman pada kepala, siku, serta lutut.
  • Mulut harus bersih . Saat berlatih, pastikan mulut anak tidak berisi makanan atau permen yang bisa membuatnya tersedak.
  • Siapkan minuman. Anak yang aktif bergerak mudah kehausan. Karenanya, Anda perlu selalu menyediakan air putih. Dengan begitu, ia terhindar dari dehidrasi. Sebaiknya, ia minum sebelum, sesudah, dan di antara waktu berlatih. Kalau bisa, berikan minum, meski ia belum meminta.
• Gunakan krim pelindung sinar matahari, agar kulitnya tidak rusak
Halaman :
1

Ikuti Kami