Jenuh? Mungkin Saatnya Anda Ambil Cuti

Career / 21 November 2005

Kalangan Sendiri

Jenuh? Mungkin Saatnya Anda Ambil Cuti

yosefel Official Writer
5365

Kapan terakhir anda mengambil cuti? Enam bulan lalu? Tahun lalu? Atau malah sudah beberapa tahun silam? Jika dituruti, pekerjaan memang tidak pernah ada habisnya! Jangan kebablasan hingga bekerja tanpa henti. Ibarat mobil, sesekali perlu diservis agar tidak sampai mogok di jalan. Begitu juga anda, perlu jeda sejenak, agar lepas dari rutinitas sehari-hari. Setelah itu, anda akan siap bekerja kembali dalam kondisi segar penuh energi.

Agar Tidak Kehabisan Energi
Bagi mereka yang tergolong gila kerja, cuti sering terlupakan dalam agenda tahunan. Padahal, bila cuti diabaikan, bisa terjadi kejenuhan ataupun kehabisan energi. Yang mengkhawatirkan, bila hal itu terjadi di saat anda seharusnya memiliki energi ekstra. Jadi, kalau anda sudah mulai mengalami keletihan, baik fisik maupun psikis, jangan tunda untuk mengambil cuti. Menurut Yuni Lasti Faulinda, konsultan dari Experd, cuti bertujuan memberi waktu untuk kita beristirahat dan relaksasi, sehingga dapat membangkitkan kembali gairah kerja.

Untuk mengambil cuti tidak harus menunggu musim liburan, sebab ritme kerja setiap orang berbeda-beda. Anda sendiri yang paling tahu kebutuhan anda. Jika rutinitas sudah mulai terasa menjemukan, itu tandanya anda mulai kelelahan, dan anda perlu istirahat sejenak untuk mengatasinya.

Cuti Efektif dan Kreatif
Sebenarnya, tidak ada patokan yang baku mengenai apa yang harus dilakukan saat cuti. Yang penting, bagaimana agar tujuan cuti tersebut, yaitu sebagai sarana relaksasi, dapat tercapai. Yang perlu diingat, apapun yang dikerjakan saat cuti, pastikan tidak menambah stress anda. Umumnya, cuti dimanfaatkan untuk pergi berlibur bersama keluarga. Bisa keluar kota atau ke luar negeri. Waktu cuti juga bisa dimanfaatkan untuk membaca buku-buku guna memperluas wawasan, atau untuk menonton film.

Waktu Terbaik Untuk Cuti
Sebaiknya, jatah cuti tahunan anda tidak dihabiskan sekaligus dalam satu waktu. Karena, anda tidak akan tahu apakah anda akan membutuhkan ‘time-out' di waktu yang akan datang atau tidak. Anda cukup mengambil separuh dari total jatah cuti anda. Misalnya, anda memiliki jatah cuti 12 hari dalam 1 tahun. Anda bisa mengambil cuti 5 hari, dari senin hingga Jumat. Sisanya, bisa disimpan untuk digunakan secara sporadis, setiap kali anda merasa membutuhkan selingan pekerjaan.

Anda juga dapat menciptakan long weekend anda sendiri. Misalnya, mengambil cuti pada hari Jumat atau Senin, sehingga anda akan mendapatkan 3 hari libur dalam seminggu, cukup dengan mengambil 1 hari jatah cuti. Lamanya masa cuti tergantung kebutuhan anda, dan juga kegiatan yang akan dipilih. Perencanaan cuti juga penting. Paling tidak, sebulan sebelumnya, anda sudah membuat rencana kegiatan yang akan anda lakukan, apakah anda memilih wisata bersama keluarga, menekuni hobi, atau yang lainnya. Jadi saat cuti tiba, anda tidak bingung dan tidak melewatkan waktu dengan percuma. Sesuai dengan tujuannya, setelah cuti, anda kembali ke rutinitas pekerjaan dengan semangat kerja yang baru.(

Halaman :
1

Ikuti Kami