Pernikahan merupakan salah satu tugas & kewajiban orang dewasa dan tentunya ini menjadi bagian dari rencana dalam kehidupan kebanyakan orang. Meskipun saat ini terjadi banyak pergeseran dalam nilai-nilai masyarakat, khususnya berkaitan dengan pernikahan - kita kenal dengan istilah kawin cerai ataupun kumpul kebo - namun kebanyakan orang yang berkeputusan untuk menikah akan tetap memandang pernikahan tersebut sebagai sesuatu yang sakral dan menginginkan pernikahan yang bahagia dan langgeng hingga seumur hidup.
Namun kehidupan dalam pernikahan tidaklah selalu seindah seperti yang diharapkan oleh pasangan yang akan menikah. Tentunya tidaklah mudah untuk menyatukan dua orang pribadi yang berbeda, berasal dari latar belakang yang berbeda, yang memiliki kebiasaan, minat, kepribadian dan nilai-nilai yang berbeda pula. Konflik menjadi suatu hal yang mudah terjadi dan jika hal tersebut tidak mampu diatasi dengan bijaksana maka konflik tersebut akan membawa pernikahan tersebut kepada perceraian.
Karenanya sangatlah penting bagi para pasangan yang akan menikah untuk mempersiapkan pernikahannya dengan baik sehingga dapat mengantisipasi badai yang akan menerpa pernikahan mereka, pada saat mengalaminya hal tersebut dapat diatasi dengan baik dan mereka dapat mengecap kebahagiaan dalam pernikahannya. Namun muncul pertanyaan di dalam benak kita semua, bagaimana kita harus membangun pernikahan tersebut?
Akibat yang terjadi jika suatu pernikahan tidak disiapkan dengan baik maka :
„X Rentan terhadap konflik
Sebuah pernikahan yang tidak memiliki pondasi dan pilar-pilar penunjang yang kuat akan mengakibatkan perbedaan antar mereka justru menjadi sumber konflik dalam pernikahannya. Misalnya: Perbedaan temperamen dan kepribadian antar suami isteri, misalnya : suami yang bertemperamen intim dengan isteri yang bertemperamen cermat, perbedaan dalam cara mereka mengambil keputusan (suami impulsif, sedangkan isteri penuh dengan pertimbangan) akan menimbulkan konflik dan biasanya masalah-masalah kecil seperti ini dapat menjadi besar dan tidak terselesaikan dengan baik.
„X Ketidakpuasan dalam pernikahan
Bila konflik yang ada tidak terselesaikan maka masing-masing pihak merasa bahwa diri mereka dirugikan dan timbullah rasa tidak puas terhadap pasangan masing-masing. Atau karena hambatan komunikasi dan tidak adanya saling pengertian antar suami dan isteri, maka mereka merasa pasangannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya dan merasa kecewa dengan pernikahan yang ada.
„X Perselingkuhan
Jika suami atau isteri merasakan ketidakpuasan atau kecewa dengan pernikahannya maka perselingkuhan pun tak dapat dihindarkan lagi. Masing-masing mencoba mencari orang lain yang menurut mereka dapat lebih memenuhi kebutuhannya.
„X Perceraian
Hal ini seringkali ditempuh oleh banyak pasangan yang merasa bahwa pernikahannya tidaklah sesuai dengan harapannya. Tali komitmen pun diputuskan dan kesakralan pernikahan tidak lagi dipedulikan demi terlepas dari pernikahan yang penuh masalah tersebut.
Hambatan yang sering terjadi
„X Pemahaman yang tidak tepat tentang konsep pernikahan atau pernikahan tidak dibangun di atas pondasi yang kuat. Banyak orang yang menikah dengan pemahaman yang tidak tepat tentang konsep pernikahan. Mereka berpikir bahwa dengan menikah akan ada orang yang peduli dan memperhatikan kebutuhannya, yang selalu ada saat ia membutuhkan. Pandangan yang lain berpikir bahwa dengan menikah mereka dapat memenuhi kebutuhan seks tanpa berbuat dosa. Mereka kurang mempertimbangkan mengenai masalah yang mungkin muncul dalam pernikahan sehingga ketika masalah tersebut muncul, timbullah kekecewaan baik kepada pasangan maupun pernikahan itu sendiri.
„X Kurangnya komunikasi dan saling pengertian. Hal ini dikarenakan pasangan yang tidak memahami perbedaan individual yang ada diantara mereka. Mereka mungkin menyadari bahwa mereka berbeda namun tidak tahu bagaimana cara menjembatani perbedaan yang ada dengan bijaksana sehingga konflikpun tak bisa dihindarkan lagi. Seringkali hal ini dianggap sebagai hal yang biasa oleh banyak pasangan dan dengan berharap bahwa pasangannya dapat berubah ketika mereka menikah, hubunganpun dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Namun justru kebanyakan orang mengeluhkan bahwa komunikasi dan hubungan mereka semakin memburuk dan penyesalanpun muncul dalam diri masing-masing setelah mereka menikah.
Solution Tips
„X Bangunlah pondasi yang kuat. Sama seperti membangun sebuah bangunan, untuk menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh tentunya harus dimulai dengan membangun pondasi yang kuat dan kokoh terlebih dahulu. Para arsitek tentunya akan merencanakan dan menghitung konstruksinya dengan baik serta mencoba mengantisipasi resiko terburuk yang akan dihadapi bangunan tersebut. Dengan demikian bangunan tersebut dapat tetap kokoh berdiri meskipun suatu waktu terjadi badai.
Banyak orang berpendapat bahwa pondasi dalam sebuah pernikahan adalah CINTA dan kebanyakan orang menikah karena mereka saling mencintai, merasa ada kecocokan dan saling membutuhkan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah cinta seperti apakah yang akan menentukan keberhasilan sebuah pernikahan? Apakah cinta yang tulus atau karena hawa nafsu (eros)? Karena harta atau kedudukan?
Cinta yang tepat adalah yang berdasarkan prinsip "Love is Giving the Best" (cinta adalah memberi yang terbaik). Dengan memiliki pandangan demikian maka kecenderungan menuntut yang ada dalam diri kita dapat dengan lebih mudah dinetralisir. Kecenderungan alami kita yang selalu ingin bertanya "Apa yang dapat pasangan kita berikan kepada kita" berubah menjadi pemikiran "Apa yang dapat kita berikan untuk membahagiakan pasangan kita". Berikan waktu, perhatian terbaik dan kata-kata yang menguatkan maka cinta yang kita berikan akan tumbuh subur dan ini menjadi dasar atau pondasi pernikahan yang kokoh karena barangsiapa yang memberi akan mendapatkan yang terbaik.
„X Pilar komunikasi dengan saling mengerti. Setelah memiliki pondasi yang kuat, tentunya kita harus membangun pilar-pilar penunjang yang kokoh untuk mempertahankan pernikahan tersebut yaitu KOMUNIKASI yang baik karena tanpa komunikasi yang baik, kerikil-kerikil masalah dapat melahirkan badai yang mampu mengguncangkan pernikahan yang ada.
Untuk membangun komunikasi yang baik, pasangan harus menyadari bahwa mereka merupakan dua pribadi yang unik dan berbeda. Perbedaan tersebut tidak hanya berkaitan dengan jenis kelamin, tetapi juga nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, temperamen dan kepribadian. Pasangan tidak akan pernah nisa membangun sebuah kesamaan tanpa menyadari atau mengenali perbedaan yang ada. Setelah pasangan menyadari perbedaan tersebut barulah dapat ditentukan langkah penyesuaian yang tepat. Tentunya, kita tidak dapat menuntut pasangan untuk mengubah/menyesuaikan dirinya, namun mulailah dari diri kita.
„X Satu atap dalam keuangan. Masalah ekonomi atau keuangan bukanlah hal yang mudah diselesaikan dalam sebuah pernikahan, hal ini sangat tergantung pada budaya dan nilai-nilai dalam keluarga masing-masing pihak. Namun dengan prinsip "di mana hartamu, di situ hatimu" maka satu atap dalam keuangan akan sangat menjanjikan sebuah perlindungan yang baik untuk sebuah pernikahan. Tentunya dengan adanya satu kesatuan dalam keuangan akan memperkecil keinginan untuk bercerai pada suami isteri karena mereka harus memikirkan dua kali lebih panjang untuk mampu memisahkan harta ‘gono-gininya' ketika mereka berkeinginan untuk bercerai.
Love is giving the best (cinta adalah memberi yang terbaik)
(Family DISCovery)
Komunikasi adalah elemen yang paling penting dalam suatu hubungan, sementara pertengkaran adalah elemen yang paling merusak
(John Gray, Phd.)
Ditulis oleh:
Ir. Bambang Syumanjaya, MM, MBA, CBA
International Certified Behavior Analyst & Multiple Intelligence Consultant, Konsultan Bisnis & Konsultan Keluarga yang berpengalaman dalam pengembangan dan pelatihan kepemimpinan, pengembangan pribadi dan peningkatan motivasi. Founder dan Konsultan Utama dari Family DISCovery, sebuah Konsultan Keluarga Pertama dan Terlengkap di Indonesia. Seorang ENTER-TRAINER, Public Speaker di dalam Seminar dan Training Motivasi untuk Perusahaan maupun Organisasi.
Hotline: (021) 4587 4066 (Hunting)
Nikmati Interactive Radio Talk Show "Family DISCovery" di Radio SMART FM 95,9 setiap Rabu malam jam 9 - 10.