Menggenggam Harapan

Kata Alkitab / 21 November 2005

Kalangan Sendiri

Menggenggam Harapan

yosefel Official Writer
10214

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11:1)

Seorang pengusaha di Chicago, Amerika Serikat, suatu hari mengalami musibah luar biasa. Gedung tempat usahanya terbakar, rata dengan tanah!. Keesokan paginya, pengusaha yang dikenal selalu optimis ini datang ke lokasi kebakaran. Ia menatap puing-puing bekas kebakaran tersebut. Bukannya bersedih hati, ia malah meletakkan sebuah meja di tengah-tengah reruntuhan itu. Di atas meja, ia menulis sesuatu : "Segala-galanya hilang kecuali istri, anak dan harapan. Bisnis akan berjalan seperti sediakala mulai besok pagi!". Dan ia pun membangun kembali usahanya.

Setiap kali teringat kisah ini, saya selalu teringat dengan berbagai tragedi kehidupan akibat orang mulai kehilangan harapan. Marshal Foch pernah berkata, "There are no hopeless situations; there are only men who have grown hopeless about them." Ya, tidak ada yang namanya situasi tanpa harapan; yang ada adalah orang-orang yang menjadi tidak berpengharapan alias putus asa akibat situasi. Misalnya, baru-baru ini saya melihat sebuah tayangan berita kriminal tentang seorang ibu yang bunuh diri setelah kehilangan mobil kesayangannya. Benar-benar sebuah tragedi kehidupan!

Saya pernah membaca sebuah penelitian yang mengatakan seseorang dapat bertahan hidup selama empat puluh hari tanpa makan, empat hari tanpa minum, empat menit tanpa udara namun hanya empat detik tanpa harapan. Begitu orang kehilangan harapan, ia cenderung berpikir segalanya telah berakhir sehingga ia pun memutuskan untuk bunuh diri. Angka empat detik barangkali diambil dari lamanya waktu yang dibutuhkan untuk meloncat dari sebuah gedung tinggi hingga sampai ke tanah.

Sebaliknya orang yang memiliki harapan tinggi akan terus bekerja, berusaha,dan berjuang. Harapan akan membangkitkan semangat hidup seseorang sebab mereka memiliki sebuah keyakinan bahwa hari esok pasti lebih baik daripada hari ini jika mereka mau terus melangkah maju. Menurut saya, ini juga sebuah sikap iman. Ya, iman bahwa Tuhan akan membuka jalan jika kita mau percaya dan berjuang.

Entrepreneur sukses, Richard M. DeVos sering mengingatkan, "The only thing that stands between a man and what he wants from life is often merely the will to try it and the faith to believe that it is possible." Satu-satunya hal yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dalam hidup ini seringkali hanyalah kemauan untuk mencoba serta keyakinan bahwa hal itu mungkin. Harapan yang disertai dengan keyakinan akan menguatkan niat seseorang untuk mencoba hal-hal baru.

Ada baiknya juga kita belajar dari kisah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan yang disembuhkan oleh Yesus seperti tertulis dalam Markus 5. "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh," kata perempuan itu dalam hatinya. Harapan besar itulah yang membuat perempuan ini berani berdesak-desakan dengan orang banyak demi menjamah jubah Yesus.

Perempuan ini sama sekali tidak pernah kehilangan harapan akan kesembuhan dari penyakitnya meski ia telah berobat ke banyak tabib dan keadaannya semakin memburuk. Harta yang telah dihabiskannya untuk berobat, tidak sedikit pun mengikis harapan yang tetap membara dalam hatinya. Dikisahkan dalam Markus bahwa perempuan ini telah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu, ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia sembuh.

Bagaimana dengan kita? Hidup memang tidak selalu mudah. Terkadang suka menghampiri, terkadang duka yang datang bertamu. Selama kita masih memiliki harapan, kita pasti mampu bangkit kembali. Barangkali kita harus merenungkan kembali ucapan Santo Paulus seperti tertulis dalam Roma 12:12 : "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!". Semoga kita senantiasa mampu menggenggam harapan dalam hati kita masing-masing. ***

Artikel ini dikutip dari Buku Melangkah Maju di Masa Sulit (Stand Strong) karya Paulus Winarto, Penerbit Andi 2005.

Paulus Winarto adalah pemegang 2 Rekor Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yakni sebagai pembicara seminar yang pertama kali berbicara dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan di angkasa. Sejumlah bukunya masuk dalam kategori best seller nasional (First Step to be An Entrepreneur, Reach Your Maximum Potential dan The Leadership Wisdom). Ia dapat dihubungi melalui e-mail: [email protected].

Halaman :
1

Ikuti Kami