Bandar Judi Yang Diperbaharui

Family / 17 January 2005

Kalangan Sendiri

Bandar Judi Yang Diperbaharui

Admin Spiritual Official Writer
6946

Sumber Kesaksian: Pandu Wilantara

Pandu adalah salah satu anak dari lima bersaudara di keluarganya. Orangtuanya memindahkan anak-anak mereka dari kehidupan nelayan di Indramayu Cirebon ke Jakarta karena keadaan bangkrut. Bayangan Pandu akan kehidupan Jakarta yang hebat segera pudar ketika ia melihat kenyataan bahwa tempat tinggal baru mereka adalah Tanjung Priuk Kali Baru Cilincing. Orang tua Pandu memang sangat miskin. Untuk makanpun mereka masih bergantung pada teman-teman sesama nelayan yang mau membantu mereka.

Terdesak oleh kubutuhan, Pandu yang sudah beranjak dewasa berusaha mengubah nasib dengan memulai ‘karir'-nya dengan berjualan judi buntut yang dikenal dengan judi hua hue didaerahnya. Dari situ Pandu mulai terpikat karena dari seorang yang sangat miskin tiba-tiba ia mendapat ratusan ribu rupiah hanya satu malam saja. Maka berubah total-lah Pandu. Dari hasil uang judi buntut itu, Pandu dapat membelikan rumah untuk orangtuanya, sebuah gudang dan menikahi gadis impiannya. Sepertinya uang judi itu membuat Pandu makin bertambah kaya.

Uang itupun ia pakai untuk membeli 2 buah toko kelontong. Tokonya cukup laku dengan para pembeli yang rata-rata adalah germo-germo yang tinggal didaerah itu. Jelas saja, berhubung yang dijual Pandu adalah minuman keras seperti bir, whisky dan brandy. Bertahun-tahun ia hidup dari hasil uang haram tersebut. Pandu tidak sadar bahwa apa yang ia kerjakan sama sekali tidak berkenan dihadapan Tuhan.

Waktu berlalu, dan sebuah peristiwa kerusuhan Tanjung Priuk tahun 1984 terjadi sebagai bukti bahwa tidak selamanya uang hasil judi tersebut bisa membwa keberuntungan. Kehidupan keuangan Pandu dan istrinya mulai mengalami hambatan demi hambatan. Hutang mulai menumpuk sehingga mereka harus menjual segala harta termasuk cincin kawin mereka.

Tapi lewat peristiwa itulah Pandu mulai mengikuti persekutuan-persekutuan pengusaha yang menaburkan Firman Tuhan sehingga menyadarkan Pandu bahwa ada sesuatu yang luar biasa yang baru ia temukan. Disitulah untuk pertama kalinya Pandu meneteskan air mata dan sadar bahwa sesungguhnya Tuhan sangat mengasihinya.

Ada dua orang hamba Tuhan yang ‘menemukan' Pandu dalam rentetan kehidupan rohaninya tersebut. Mereka adalah Bapak Max Lalamentik dan Bapak Budianto Andreas. Bapak Max yang menjadi pembimbing rohani Pandu ikut mengingat momen ketika ia datang kerumah Pandu untuk berdoa bagi keluarganya. Disitu ia menyaksikan perubahan, yaitu hadirnya kasih dan pemulihan didalam rumah tangga Pandu.

Hidup Pandu sendiri berubah total. Dari seorang pengusaha ia menjadi seorang penjual panci. Tahun ke tahun ia bekerja dengan setia hingga akhirnya ia direkrut kedalam perusahaan real estate yang cukup terkenal. Toko yang ia miliki dari hasil judi menjadi bangkrut dan meninggalkan hutang sebanyak ratusan juta rupiah. Pandu dan istrinya, Merry, mengalami stress dan tekanan besar dari peristiwa itu karena tagihan hutang yang datang bertubi-tubi. Uang hasil dari pekerjaan Pandupun habis dipakai untuk menutupi hutang, seperti melempar batu kelaut. Dalam keadaan yang lelah dan penuh tanda tanya tentang mengapa itu semua harus ia alami, Pandu bertanya pada Tuhan.

Disana Tuhan memberi jawaban dan membuktikan kesetiaanNya. Pandu akhirnya bisa melunasi hutang-hutangnya dan Merry bisa pulih dari stress yang membuatnya mengigau setiap malam dan nyaris gila.

Dalam perayaan pernikahan mereka yang ke-29, dan ulang tahun Pandu ke-55, Pandu dan Merry mewujudkan mimpi mereka untuk kembali memiliki cincin kawin yang dibeli dari hasil uang yang Tuhan berikan.

"Pesan saya, Tuhan Yesus memang sangat luar biasa!"

Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya. Yeremia 24:7

Halaman :
1

Ikuti Kami