Gelap Memang Realita. Tapi….

Family / 17 January 2005

Kalangan Sendiri

Gelap Memang Realita. Tapi….

Admin Spiritual Official Writer
8620

Sumber Kesaksian: Robert Hutabarat

Robert Hutabarat, terlahir sama seperti anak-anak yang lain. Akan tetapi pada usia remaja Robert menjadi buta total. Tidak ada satu dokterpun yang bisa menyembuhkannya.

Robert:
"Ketika usia saya 15 dan saya baru lulus SMP, saya baru menyadari bahwa ternyata ada penurunan penglihatan saya secara sangat drastis dan itu sangat mengganggu saya sehingga saya tidak bisa melanjutkan lagi sekolah saya ke SMA. Saya merasa bahwa semua harapan dan masa depan saya hilang. Saya merasa saya tidak minta untuk dilahirkan dan untuk akhirnya buta total seperti ini. Katanya Tuhan maha pengasih maha penyayang tapi ternyata mata saya dibuat sama sekali tidak bisa melihat".

Armida Panggabean (Ibunda Robert):
"Waktu dia udah buta total begitu banyak deh penderitaan di kita ya..murung, suka mengamuk, terus gampang tersinggung, dia emang sakit banget perasaannya. Stress lah begitu".

Robert:
Saya merasa bahwa masa depan saya hancur. Apalagi saya bayangi teman-teman saya, seangkatan dengan saya, SMP, mereka masih aktif dengan aktifitasnya di sekolah, kemudian punya cita-cita ke perguruan tinggi. Mereka mengalami suatu kehidupan yang luar biasa indah. Tapi saya, merasakan kehidupan yang gelap, segelap penglihatan saya. Ketika saya berdoa saya bahkan memaki-maki Tuhan. Bahwa dia bukan maha kuasa tapi dia Tuhan yang tidak bisa buat apa-apa. Terbukti dengan penyakit saya yang tidak bisa sembuh".

Ibunda Robert:
"Saya berdoa aja sama Tuhan. Yang tuhan kasihlah kekuatan buat saya, terlebih-lebih buat aanak saya ini, biar dia terima apa adanya yang terjadi sama dia. Kalau bisa Tuhan kasihlah penyembuhan buat anak saya. Tapi kalau Tuhan tetap menjadikan anak saya buta total, aku terima Tuhan, mungkin dibalik ini ada tujuan dan maksud Tuhan".

Robert:
Ada sesuatu yang membuat saya beban dan membuat saya merasa hidup ini hanya membebani orang dan membuat orang sedih".

Tetapi dalam kegelapan yang dirasakan Robert, ada setitik cahaya terang. Ada seorang ibu yang tidak pernah menyerah untuk mengasihi Robert.

Robert:
"Mami saya yang selalu mau ngerti saya, mau paham saya, dan dia seringkali membacakan Alkitab setiap hari".

Perlahan-lahan Tuhan memulihkan hati Robert. Dan didukung oleh teman-teman yang mengerti dia, Robert bertumbuh dalam iman. Dari seorang remaja yang tidak bisa menerima kebutaannya, Robert berhasil menjadi seorang pria yang bisa menolong sesamanya. Sekarang Robert bekerja di biro tuna netra "Laetitia". Dia mengkonseling orang-orang tuna netra dan menyalurkan mereka ke sekolah umum.

Robert:
"Ya saya makin percaya bahwa Tuhan sahabat saya, sayang saya dan saya merasa bersyukur bahwa ternyata Tuhan ijinkan saya menjadi tuna netra karena Ia ingin memakai saya untuk melayani orang lain, dan itu luar biasa".

II Korintus 12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

Halaman :
1

Ikuti Kami