Fitnah Yang Meremukkan

Family / 17 January 2005

Kalangan Sendiri

Fitnah Yang Meremukkan

Admin Spiritual Official Writer
9049

Sumber Kesaksian: Bestari Tarigan

Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Inilah yang dialami dan dirasakan oleh Bestari Tarigan. Dia dituduh melakukan pembunuhan seseorang di kampung halamannya.

Waktu saya pulang kuliah naik motor, saya dicegat oleh polisi. Saya ditangkap dan dituduh membunuh. Saya kaget sekali karena saya tidak tahu apa-apa tentang hal ini. Saya tidak bisa terima, tetapi saya tidak bisa apa-apa karena polisi mengatakan ada tiga orang saksi yang dianggap cukup untuk mengatakan bahwa saya telah melakukan pembunuhan.

Fitnahan itu ternyata berasal dari dendam akibat perselisihan orang tua Bestari dengan kerabatnya yang lain tentang penjualan tanah. Hal tersebut berbuntut fitnahan terhadap Bestari. Ini berakibat Bestari ditangkap dan dipenjara.

Saya merasakan sedih sekali setelah saya ditahan dalam penjara. Saya dituduh membunuh padahal saya tidak melakukan apa-apa. Saya tidak habis pikir, mereka begitu tega menuduh saya sebagai pembunuh padahal saya tidak tahu apa-apa dengan masalah keluarga saya ini.

Meskipun akhirnya dibebaskan dari tuduhan, Bestari tidak dapat melupakan fitnahan itu. Hatinya dipenuhi desakan untuk balas dendam. Tetapi ketika niat membalas dendam tidak terwujud, hal tersebut membawa Bestari dalam kegelisahan yang semakin mendalam. Sampai pada puncaknya, ia mengalami stress dan depresi yang berat.

Saya beberapa kali hendak membunuh. Saya mengasah pisau yang akan dipakai untuk membunuh. Tapi selalu ada saja halangan. Akhirnya saya tidak tahan lagi, saya jatuh sakit stress dan depresi.

Perasaan saya waktu itu sepertinya sudah tidak ada lagi pengharapan. Kondisi saya sudah lemah sekali. Tapi waktu itu saya bisa teringat pada firman Tuhan. Secara spontan saya bernazar (berjanji) pada Tuhan, saya katakan : "Tuhan, kalau Tuhan sembuhkan saya maka saya akan menjadi hambaMu". Setelah saya bernazar, beberapa hari kemudian saya dibawa teman pada suatu persekutuan doa.

Dalam ibadah ini Tuhan melawat Bestari
Dalam persekutuan doa itulah saya dilawat oleh Tuhan. Melalui seorang hamba Tuhan yang berkata : "Aku tahu hatimu hancur anakKu, tapi Aku mempunyai rencana yang besar untukmu. Jangan lawan kejahatan dengan kejahatan, tapi lawanlah kejahatan dengan kabaikan sebab pembalasan bukanlah hakmu. Serahkan hidupmu padaKu".

Bestari merasakan Tuhan mengubah hidupnya.
Setelah suara itu saya dengar, hati saya hancur, saya menangis dan saya merasakan jamahan Tuhan yang begitu luar biasa. Akhirnya timbul dari dalam hati saya kemampuan untuk dapat mengampuni dan memaafkan. Saya juga bisa memberkati mereka yang memasukkan saya kedalam penjara.

Bestari mengalami kelegaan dalam hatinya. Tuhan telah mengubahkan dirinya. Dendam dan niatan untuk membunuh pupus sudah. Dirinya juga dibebaskan dari stress yang berkepanjangan.

Saya tidak lagi mengalami stress dan depresi. Saya bisa enjoy dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Saya tahu bahwa semua yang saya alami ini semua semata-mata karena kasih Tuhan. Saya sudah mencoba menyelesaikan masalah ini dengan cara saya sendiri, ternyata itu tidak pernah terjadi. Tapi karena Tuhan mengasihi saya dan saya melakukan perintah Tuhan, barulah saya bisa melalui semua ini. Semua itu karena Tuhan dan bukan karena saya.

Kasihanilah aku, ya TUHAN; lihatlah sengsaraku, disebabkan oleh orang-orang yang membenci aku, ya Engkau, yang mengangkat aku dari pintu gerbang maut, supaya aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu. (Mazmur 9:14-15)

Halaman :
1

Ikuti Kami