Terserang Penyakit Lumpuh Yang Langka

Family / 15 January 2005

Kalangan Sendiri

Terserang Penyakit Lumpuh Yang Langka

Admin Spiritual Official Writer
8018

Sumber Kesaksian: Yohanis Madaten

Setiap kita tidak dapat mengubah keadaan saat ini dengan kembali kemasa lalu dan mencabut setiap kegagalan yang pernah terjadi di sana. Kadang ada sesuatu yang terjadi dalam hari-hari yang kita lalui tanpa disadari kejadian tersebut merupakan momentum yang dapat mengubah cara kita berpikir untuk melanjutkan kehidupan masa depan, namun tak jarang kita melewatinya begitu saja tanpa mempelajari hikmah yang terkandung dalamnya.

Suatu hari momentum itu terjadi dalam kehidupan Yohanis Madatten. Pada awalnya ia mengalami demam yang berkepanjangan selama dua minggu, kemudian kakinya terasa seperti kesemutan. Akhirnya Yohanis dibawa kedokter umum. Kemudian dokter tersebut menganjurkan supaya Yohanis sesegera mungkin memeriksakan keadaannya pada dokter saraf. Hingga akhirnya di dokter saraf, Yohanis diminta untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit saat itu juga dan dokter menyatakan bahwa ia terkena virus 'Glue Barren Syndrome'.

Begitu masuk rumah sakit, virus tersebut sudah bekerja ke seluruh tubuhnya bahkan otot paru-parunya tidak bekerja. Akibatnya ia harus menggunakan ventilator, karena hidungnya tidak berfungsi. Selama empat bulan ia tidak dapat bergerak sama sekali dan bernafas langsung lewat leher dengan bantuan Ventilator.

Meskipun pikirannya masih berfungsi baik tapi ia tak dapat menggerakkan organ tubuh yang diperintahnya. Misalkan ada nyamuk yang menempel di tangan atau dipipinya, pikirannya memerintah untuk memukul nyamuk itu tapi tangannya tak dapat bergerak.

Hari demi hari dilewatinya dengan perasaan sedih, merasa dirinya tidak berguna. Ketakutan, putus asa dan kehilangan tujuan hidup mulai meggerogoti pikiran dan perasaannya saat itu. Penghiburannya selama dirawat hanyalah isterinya yang setia menemani dan selalu menyanyikan lagu-lagu rohani untuk menguatkan Yohanis. Dalam keputus asaannya ia mulai mengingat dan merenungkan masa lalunya, ia teringat segala dosa yang pernah dilakukannya. Perasaannya saat itu bercampur-aduk, ada penyesalan, ketakutan, kecemasan. Akhirnya ia berdoa dan minta ampun kepada Tuhan atas segala dosa-dosanya.

Hingga suatu malam Yohanis bermimpi melihat ada seseorang mendatangi tempat tidurnya dan menyentuh tangannya dan ia menjadi sembuh. Mimpi itu membawa pengharapan dan semangat bagi Yohanis bahwa ia akan sembuh.

Beberapa minggu kemudian ia dipindahkan dari ruang ICU dan dua minggu kemudian ia sudah diperbolehkan pulang. Setelah ia menjalani delapan bulan terapi untuk melatih tangan dan kakinya, Yohanis sudah dapat bergerak dengan normal lagi sampai saat ini. Sekarang Yohanis adalah seseorang yang banyak sekali membantu para penderita GBS, sebagai ungkapan syukurnya pada Tuhan.

Halaman :
1

Ikuti Kami