Pertolongan Dalam Percaya

Family / 15 January 2005

Kalangan Sendiri

Pertolongan Dalam Percaya

Admin Spiritual Official Writer
8944

Sumber Kesaksian: Liana Talar

Ibu Liana, seorang ibu rumah tangga yang berhasil membesarkan anak-anaknya seorang diri tanpa didampingi suami tercinta. Satu hal yang tidak terbayangkan dalam hidupnya sebelumnya ketika suami tercinta dipanggil oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Satu pergumulan berat Liana alami ialah karena suaminya berpulang dengan meninggalkan setumpuk hutang yang harus ia bereskan.

Saya berpikir dan saya sempat berkata pada seorang teman bahwa mungkin kali ini Tuhan salah. Belum saya tahu bagaimana cara menyelesaikan hutang-hutang yang ada, sementara suami saya telah dipanggil Tuhan. Jadi saya berdoa sambil memanggil teman untuk menolong saya mencari tahu bagaimana menyelesaikan masalah hutang sepeninggal suami. Saya berdiskusi dengan keluarga dan kakak-kakak saya. Saya merasakan betapa bingungnya saya saat itu karena saya tidak menemukan jalan keluarnya. Sebagai manusia saya mau berusaha tapi angka yang harus saya selesaikan saya rasa terlalu besar, sesuatu yang diluar kemampuan saya.

Tapi persoalan saya tidak berhenti sampai disitu. Mungkin karena banyak masalah yang harus diselesaikan jadi saya tidak tahu bagaimana pikiran atau kepala saya memproses semua masalah yang harus saya hadapi. Akhirnya sesudah tiga tahun masalah hutang itu selesai. Namun di tahun keempat, anak saya berencana untuk pergi ke Amerika. Hal ini membuat saya kembali menjadi stress. Baru saja tekanan pikiran akibat hutang dilalui, saya masuk kembali kedalam tekanan dalam masalah kepergian anak saya keluar negeri.

Menjelang saya mengantar anak untuk pergi keluar negeri itulah, saat tiba di rumah saya merasakan masalah pada tubuh saya. Tiba-tiba tangan dan kaki saya sulit digunakan. Kaki saya seperti sulit dipakai untuk berjalan, kaki saya serasa menggantung. Saat itu saya menelpon teman dan kemudian saya diajaknya ke dokter. Kami memutuskan untuk ke rumah sakit dan pemeriksaanpun dimulai. Dari hasil pemeriksaan didapat hasil bahwa di kepala saya ditemukan tumor yang sebesar jeruk nipis dengan diamter 4,2 cm. Saat hasil ini diberikan kepada teman saya, dia begitu kaget dan memberitahu keluarga saya. Saat itu keluarga saya tidak tahu harus bagaimana memberitahukannya pada saya.

Saat saya akhirnya diberitahu, saya sempat menangis. Saya begitu takut dan bingung. Saya bertanya : "Tuhan bagaimana ini?, suami sudah dipanggil, anak mau berangkat ke luar negeri meninggalkan saya, saya terkena sakit parah lagi!". Saya tidak tahu harus berbuat apa. Bukan penyakit ringan yang saya alami tapi penyakit tumor di bagian kepala saya. Saya bergumul, ketakutan dan gelisah. Saya kemudian bicara dengan anak-anak saya, saya katakan jika Tuhan masih mempercayakan anak-anak dibawah pemeliharaan dan didikan saya maka Tuhan akan berikan umur yang panjang. Tapi jika operasi tidak berhasil dan saya harus berpulang menghadap Tuhan maka saya yakin anak-anak akan bisa mengatasi semuanya dan Tuhan akan beri jalan yang terbaik.

Saat anak saya berulang tahun, dia mengatakan satu permintaannya pada Tuhan sebagai hadiah yaitu dia minta saya disembuhkan dan dipulihkan. Akhirnya saya, keluarga dan seorang teman berangkat ke Singapura untuk operasi. Saya belajar pasrah pada Tuhan karena jika saya pasrah maka artinya saya bebaskan Tuhan yang menjadi penolong saya. Setelah pemeriksaan lalu kepala saya dicukur, saya masuk ke ruang operasi lalu operasi dilakukan. Di sinilah Tuhan bekerja dan melakukan pertolongannya.

Setelah operasi selesai dilakukan, dokter menepuk bahu saya. Dokter mengatakan bahwa operasi telah selesai dan tumor di kepala saya sudah tidaka ada lagi, semua selesai. Suatu hal yang luar biasa saya alami, saya tidak seperti orang yang mengalami sakit di bagian otak. Saya tidak seperti orang yang baru bangun tidur atau mengalami kebingungan. Yang saya alami ialah saya merasakan pikiran dan ingatan saya begitu terang dan sangat jelas, seperti tidak pernah ada gangguan. Proses itu terus berlangsung hingga kaki saya dapat berjalan dengan baik Satu persatu, sedikit demi sedikit dipulihkan.

Saat ini saya tahu bahwa masalah dan persoalan ternyata membentuk saya untuk semakin kuat. Kekuatan itu datangnya dari Tuhan Yesus. Kesulitan orang benar itu banyak tetapi Tuhan senantiasa meluputkan dari semuanya itu. Masalah dalam keluarga saya juga banyak tapi pertolongan Tuhan bagi kami sesungguhnya lebih banyak lagi.

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:2-4)

Halaman :
1

Ikuti Kami