Sumber Kesaksian: Paulus Teguh Cahyadi
Pada saat hari di tahun 1999, Paulus Teguh mengalami keadaan yang mengecutkan hatinya. Dengan penuh kecemasan ia memanggil istrinya yang baru pulang dari pekerjaan sambil menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium anaknya, Edo Fernando.
Pada tahun 1999, anak saya Edo saat itu masih berusia lima tahun. Anak saya ini mengalami suatu penyakit di bagian buah kemaluannya. Disitu kita tahu bahwa hasil pertanda tumornya sangat tinggi sekali. Kalau orang normal punya ukuran nilai pertanda tumor sekitar nol sampai paling besar sekitar 15, namun anak saya pada waktu itu mempunyai ukuran pertanda tumor sampai 2067.
Kebingungan dan kecemasan juga dialami ibunda Edo, ibu Mikha.
Dokter yang memeriksa bahkan laboratorium sampai tidak percaya dengan nilai pertanda tumor anak saya. Dokter dan beberapa profesor mengatakan bahwa angka itu tidak mungkin dan mustahil anak saya menahan sakit seperti itu apalagi untuk anak berusia lima tahun. Secara kedokteran, dokter mengatakan bahwa sakit anak saya termasuk langka. Saat hasil laboratorium anak saya dibawa ke German, dokter spesialis anak yang menangani kanker dan tumor disana juga mengatakan bahwa penyakit anak saya tergolong langka. Mereka mengatakan bahwa dari sepuluh kriteria tumor yang ganas tidak termasuk dalam penyakit anak saya. Penyakit anak saya menjadi tanda tanya sampai sekarang.
Namun kemudian anak saya dioperasi. Hanya saja hasil operasi masih meragukan karena dikuatirkan terjadi penyebaran. Dokter yang melakukan pembedahan saat itu di ruang operasi menyesalkan keterlambatan kami untuk mengadakan operasi bagi Edo. Perkataan itu telah membuat saya tidak dapat berfikir lagi.
Harapan akan tindakan medis tidak membawa kepastian hingga satu saat.
Pada waktu itu saya, istri dan anak saya tengah berada di kamar menyaksikan acara Solusi. Setelah acara tersebut selesai, saya tergerak untuk menghubungi Hotline Solusi. Saat menghubungi Solusi saya diterima oleh konselor yang ada, saya dilayani olehnya. Saat itu saya minta dukungan doa agar tumor anak saya tidak mengalami penyebaran.
Saya melihat ternyata terjadi mujizat pada anak saya, suatu mujizat tersendiri. Anak saya, Edo Fernando mengalami kesembuhan. Pada saat check-up berikutnya hasil pertanda tumornya menjadi normal. Dalam hal itu angka pertanda tumor anak saya menjadi dibawah 15.
Ibu Mikha merasakan ketegangan dalam hatinya.
Setelah hasil USG kami tunggu, saya benar-benar tegang. Namun setelah selesai dokter ternyata mengatakan anak saya tidak mengalami apa-apa, semua yang dikuatirkan tidak terjadi sama sekali. Tidak ada penyebaran tumor dalam tubuh anak saya Edo. Disitu saya tidak bisa menjawab kecuali menangis. Saya percaya semua yang kami terima adalah mujizat dari Tuhan. Selama ini yang dijanjikan manusia tidak ada kepastian, tapi janji Tuhan pasti nyata. Semua ini mengingatkan kami akan kasih Kristus.
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (Yesaya 53:4-5)