Caleb berasal dari Medan. Setelah lulus SMA, dia memutuskan untuk berkuliah di Jakarta. Berada jauh dari rumah, membuatnya sering ke diskotik, tidak pernah ke gereja, apalagi berdoa dan membaca Alkitab. Saat kecil, ke gereja hanya sebagai rutinitas karena disuruh oleh orang tuanya.
Sampai akhirnya, pesawat yang ayahnya tumpangi dari Jakarta menuju Medan mengalami kecelakaan di tahun 1997. Semua penumpang dinyatakan meninggal dunia. Berita ini membuat Caleb dan keluarganya sangat terpukul. Kenyataan ini membuat dirinya menjadi kepala keluarga, karena dia adalah anak pertama.
Dia merasa tidak mampu dan pertama kalinya membutuhkan pertolongan Tuhan. Suatu malam ia tidak bisa tidur dan akhirnya menemukan acara Solusi di tv. Caleb tiba-tiba menangis, merasa Tuhan sedang menjamahnya, dan merasakan kasih Tuhan mengalir dalam hidupnya. Sejak itulah ia rajin mengikuti acara Solusi.
Pada 20 Oktober 2020, Caleb menghubungi Sahabat 24 setelah menonton tayangan Solusi tentang seorang ibu yang memiliki hutang sampai milyaran hingga ingin bunuh diri. Saat itu, Caleb menceritakan bahwa dirinya adalah seorang developer perumahan. Dia membangun bisnis itu bersama dengan teman-temannya.
Pandemi membuatnya terkendala pembayaran. Caleb juga baru tahu bahwa teman-temannya telah mendapatkan pembayaran subsidi dari pemerintah. Namun uang yang seharusnya menjadi hak Caleb, tidak kunjung diberikan oleh teman-temannya. Hal ini membuatnya kecewa dan merasa dikhianati.
Caleb meminta tolong kepada Sahabat 24 untuk mendoakan agar Tuhan menggerakkan hati teman-temannya agar mau membayarkan uang yang menjadi bagiannya. Dia juga meminta tolong agar biaya perawatannya saat terkena Covid juga dapat segera dicairkan.
9 November 2021, Caleb kembali menghubungi Sahabat 24 dan membawa kabar sukacita. Dia mengatakan kalau biaya selama dia dirawat di rumah sakit karena Covid akhirnya diganti oleh pemerintah. Meskipun teman-teman yang didoakannya belum kunjung membayarkan hak Caleb sebanyak hampir 2 milyar, tapi Caleb berusaha mengampuni mereka.
Awalnya cukup sulit, tapi perkataan konselor yang menguatkannya dari Ibrani 10, “Pembalasan adalah hak-Ku, Akulah yang akan menuntut pembalasan”, membuatnya berkomitmen untuk mengampuni mereka. Akhirnya di tengah kondisi ekonominya yang masih belum stabil, Tuhan tetap membukakan pintu berkat-Nya dengan cara yang lain. Caleb percaya Tuhan pasti akan mencukupkan segala kebutuhannya.
Sampai hari ini pun, Caleb juga ikut berkontribusi menjadi Mitra CBN. Dia sangat bersyukur bisa mengenal acara Solusi dan Sahabat 24 yang mengenalkannya kembali pada Tuhan, menguatkannya saat mengalami pergumulan lewat kesaksian serta doa. Jika Anda juga ingin mendukung pelayanan kami, silakan klik link di bawah ini.